Lima orang wanita yang berada di pusat ortopedik ICRC di Kabul berbicara tentang tantangan khas yang biasanya dihadapi oleh wanita yang terluka akibat perang. Kami akan menurunkan tulisan dalam lima edisi untuk mengangkat kisah mereka.

 

“Sebagian tubuh saya hilang,

tapi saya memiliki diri saya seutuhnya”

Foto dan cerita: ©Nick Danziger

 

Wahida

Wahida dalam salah satu sesi rehabilitasi fisik di Rumah Sakit Ortopedi ICRC di Kabul.
©Nick Danziger

Hal terakhir yang diingat Wahida pada hari ketika hidupnya berubah selama-lamanya adalah konvoi militer yang dilihatnya dari minibus yang ditumpanginya. Selanjutnya dia ingat terbangun di rumah sakit dan diberitahu bahwa minibusnya terkena ledakan pada saat seorang pelaku bom bunuh diri meledakkan mobil yang memuat banyak bahan peledak ketika sedang melaju dekat konvoi tersebut.

Banyak penumpang, termasuk suaminya, tewas. Wahida kehilangan kedua tangannya – satu di atas siku dan yang lainnya bawah siku. Mata kanannya juga mengalami kebutaan total dan permanen, sedangkan mata kiri mengalami penurunan kemampuan penglihatan yang sangat drastis.

Seperti kebanyakan wanita yang terluka atau menjanda selama beberapa konflik di Afghanistan, luka fisik hanyalah satu bagian dari rangkaian konsekuensi memilukan yang mempengaruhi kelangsungan hidup seluruh anggota keluarga. Dalam kasus Wahida, ledakan itu merenggut pencari nafkah keluarganya, sementara Wahida sendiri tidak mampu memberikan nafkah bagi dirinya sendiri dan anak-anaknya. Dia kemudian mendapat bantuan berupa pakaian untuk keluarganya dan sejumlah uang dari rumah sakit ortopedi ICRC di Kabul.

“Ini tidak cukup, tapi saya bisa mengatasi banyak kesulitan. Tanpa 3.000 afghani [Rp 600.000,-] ini, (anak-anak) saya tidak bisa sekolah, tidak akan bisa makan, atau membeli pakaian,” kata Wahida.

Untuk diingat, beberapa pemain sepakbola top dunia pernah menyumbang untuk program rehabilitasi fisik ICRC di Afghanistan. Awal tahun ini, Christiano Ronaldo menyumbang program rehabilitasi fisik korban ranjau dan penyandang cacat Komite Internasional Palang Merah (ICRC) di Afghanistan sebesar €100.000 (Rp 1,2 Milyar). Sebelumnya, bintang Barcelona seperti Lionel Messi, Xavi Hernández dan Carles Puyol juga  telah menyumbangkan penghargaan mereka untuk program yang sama.