Membantu semua umur.
Masyarakat lokal di desa Nga Ku Ya dengan paket bantuan darurat mereka. Dalam sehari, lebih dari 5.000 orang dari dua desa di Rakhine utara dapat menerima bantuan makanan dan bantuan lainnya. Paket tersebut termasuk ikan kalengan, beras, minyak, teh, gula, garam dan saringan air.
CC BY-NC-ND / ICRC / Corinne Ambler

 

Partisipasi oleh satu dan semua.
Selama sesi pelatihan kebersihan di kamp Kyee Kan Pyin, seorang anggota masyarakat secara sukarela menjadi penerjemah. Ia adalah salah satu dari banyak orang di tempat penampungan sementara yang berharap segera pulang.
CC BY-NC-ND / ICRC / Hla Yamin Eain

 

Peningkatan bantuan.
Mereka yang terdampak krisis berkumpul di area teduh di bawah pohon sebelum penyaluran bantuan. Menjelang monsun, Palang Merah meningkatkan rasio bantuan di Rakhine.
CC BY-NC-ND / ICRC / Hla Yamin Eain

 

Setiap tindakan baik berarti.
Baik wanita maupun pria dengan sukarela membantu menurunkan paket bantuan yang tiba di kamp Kyee Kan Pyin. Selama kunjungan kali ini, seluruh dari 170 rumah tangga di desa ini menerima dua kali lipat bantuan makanan, yang diharapkan cukup untuk bertahan selama dua bulan dan membantu dalam masa hujan lebat.
CC BY-NC-ND / ICRC / Hla Yamin Eain

 

Berlayar jauh.
Di Rakhine utara, bepergian dengan boat adalah cara satu-satunya untuk menjangkau masyarakat. Di kepulauan Pauktaw yang terpencil dekat Sittwe, sebanyak 350 keluarga mendapat manfaat dari proyek perbaikan tempat penampungan sebelum musim hujan.
CC BY-NC-ND / ICRC / Corinne Ambler

 

Mendukung ketahanan.
“Ini adalah rumah saya. Bekerja tanpa henti di bawah terik matahari sangat melelahkan namun kami harus terus bergegas, karena musim hujan sudah dekat dan kami membutuhkan atap yang kokoh untuk tiga anak saya,” kata Abu Ahlan. ICRC memberi upah dan melatih tukang kayu setempat untuk membangun rumah yang lebih tahan terhadap badai, memberi pendapatan dan ketahanan untuk masyarakat.
CC BY-NC-ND / ICRC / Hla Yamin Eain

Pecahnya konflik di Rakhine pada 25 Agustus 2017  menyebabkan salah satu krisis kemanusiaan terbesar dalam sejarah, dengan lebih dari 700.000 orang melarikan diri ke Bangladesh dan ribuan lainnya mengungsi ke negara bagian lain.

Hampir setahun sejak krisis tersebut, banyak orang masih menderita karena terbatasnya akses ke pasar, mata pencaharian dasar dan perawatan kesehatan. Gerakan Palang Merah telah membantu hampir 300.000 orang sejauh ini, dan tugas tersebut masih terus berlanjut.

Di Rakhine, masyarakat adalah pusat dari pekerjaan kami. Ke mana pun kami pergi, kami menjangkau semua komunitas yang terdampak oleh kekerasan baru-baru ini, dan pendekatan kami selalu sama – menjalankan netralitas dan ketidakberpihakan dalam semua hal yang kami lakukan.

Dan hal tersebut akhirnya memberikan kami jaminan keselamatan dan kepercayaan yang memungkinkan kami untuk melaksanakan tugas kami, menjangkau mereka yang paling rentan dan paling membutuhkan bantuan.

Ini juga mengilhami masyarakat untuk membantu kami saat menjalankan tugas. Mulai dari mengangkat karung makanan hingga memindahkan bambu, membongkar muatan truk sampai mengangkat bantuan, di manapun di Rakhine, setiap anggota masyarakat secara aktif berpartisipasi, dan membantu pekerjaan hingga tuntas.

Itulah yang memungkinkan kami untuk terus bekerja bahkan hingga sepuluh bulan setelah pecahnya konflik. Itu pula yang memberi kami harapan bahwa ada masa depan yang lebih baik untuk masyarakat Rakhine.