Lima orang wanita yang berada di pusat ortopedik ICRC di Kabul berbicara tentang tantangan khas yang biasanya dihadapi oleh wanita yang terluka akibat perang. Kami akan menurunkan tulisan dalam lima edisi untuk mengangkat kisah mereka.

 

“Sebagian tubuh saya hilang,

tapi saya memiliki diri saya seutuhnya”

Foto dan cerita: ©Nick Danziger

 

Farzana

Farzana sedang bekerja di toko jahitnya.
©Nick Danziger

Bagi wanita muda dan gadis remaja, cedera parah akibat perang mengubah segala-galanya – pendidikan, prospek menikah, kemampuan untuk bekerja atau berkontribusi bagi rumah tangga mereka. “Dalam kurun waktu yang sangat lama, saya tidak bisa pergi sekolah karena kaki palsu saya waktu itu kurang nyaman dipakai,” kata Farzana yang kini berusia 20 tahun. “Kaki palsu yang pas dan nyaman dipakai kemudian saya dapatkan dari ICRC. Tapi ketika kembali bersekolah, pikiran saya tidak lagi fokus pada pelajaran. Lalu pada usia empat belas tahun, saya berhenti sekolah.”

Beberapa tahun kemudian, Farzana masih merasa kebingungan. “Ketika berusia tujuh belas tahun, saya merasa depresi. Saya tinggal di rumah.” Ketika mendengar informasi tentang pelatihan keterampilan menjahit, dia segera mendaftar. Dia kemudian mengikuti pelatihan itu dan kemudian memenuhi syarat untuk menerima program pinjaman mikro dari ICRC, di mana dia mendapatkan pinjaman sebesar 15.000 afghani (Rp 300.000). “Saya membeli mesin jahit seharga 10.000 afghani dan juga sebuah meja dan kain. Pinjaman tersebut saya lunasi selama 18 bulan dan kemudian mengajukan pinjaman kedua sebesar 50.000 afghani.”

Saat ini, Farzana melatih beberapa orang wanita lainnya untuk berdagang hasil jahitan dan sudah memiliki toko tempat dia bekerja. “Saya tidak membayar sewa! Saya masih mempunyai utang sekitar 15.000 afghani. Saya menghidupi seluruh keluarga saya.”

Untuk diingat, beberapa pemain sepakbola top dunia pernah menyumbang untuk program rehabilitasi fisik ICRC di Afghanistan. Awal tahun ini, Christiano Ronaldo menyumbang program rehabilitasi fisik korban ranjau dan penyandang cacat Komite Internasional Palang Merah (ICRC) di Afghanistan sebesar €100.000 (Rp 1,2 Milyar). Sebelumnya, bintang Barcelona seperti Lionel Messi, Xavi Hernández dan Carles Puyol juga  telah menyumbangkan penghargaan mereka untuk program yang sama.