Dalam rangka membahas isu-isu lintas batas seperti pandemi COVID-19 belakangan ini, Sekretaris Jenderal Palang Merah Indonesia (PMI), Sudirman Said, dan Sekretaris Jenderal Palang Merah Timor-Leste (Cruz Vermelha de Timor-Leste -CVTL), Luis Pedro Pinto, bertemu pada Selasa (26/4/2022) ini di perbatasan darat kedua negara.

 

Menyusul kesepakatan kerangka kerja yang diadopsi pada tahun 2020 lalu antara kedua organisasi kemanusiaan ini, mereka kemarin menandatangani pernyataan operasional dalam upacara yang diadakan di perbatasan, yang juga dihadiri oleh Ketua PMI Provinsi NTT, Josef Nae Soi, dan perwakilan dari Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) dan Komite Internasional Palang Merah (ICRC) karena kedua organisasi internasional menjalankan program kerjasama baik di Indonesia maupun Timor-Leste.

 

“Pandemi COVID-19 telah menunjukkan kepada kita betapa pentingnya koordinasi lintas batas; kita harus konkrit dalam hal ini,” kata Sudirman Said.

 

Ketua PMI NTT, Josef Nae Soi menambahkan “Kami memiliki nilai-nilai yang sama dengan rekan CVTL kami di Timor-Leste, dan PMI Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menantikan peningkatan kerja sama yang konkrit.”

 

“Kerja sama ini sangat penting bagi kami, karena perbatasan darat Timor-Leste dengan Indonesia sangat panjang dan membutuhkan koordinasi yang erat,” kata Luis Pedro Pinto. “Tahun lalu, PMI mengirimkan kepada kami alat pelindung diri (APD) melalui perbatasan Indonesia dan Timor-Leste. Ini memberikan nilai operasional dan simbolis bagi CVTL”, kata Pinto.

 

Setelah melintasi perbatasan, tim Palang Merah mengunjungi sebuah desa di Kabupaten Bobonaro, di mana saat ini CVTL dan Kementerian Kesehatan Timor-Leste sedang melaksanakan vaksinasi ke-3 (vaksinasi penguat) bagi masyarakat setempat. Vaksinasi tersebut sudah mencapai lebih dari 60%.