Abstrak
Pendidikan kian mendapat perhatian di sektor kemanusiaan. Pada konteks yang terdampak konflik, akses ke pendidikan bisa terhambat akibat serangan terhadap dan penggunaan secara militer fasilitas-fasilitas pendidikan serta serangan dan ancaman serangan terhadap siswa, guru, dan pihak-pihak terkait Pendidikan lainnya. Penduduk yang terdampak mungkin juga tidak mendapat akses ke pendidikan, misalnya karena harus mengungsi.
Artikel ini membahas serangkaian respons kemanusiaan yang ditujukan untuk (1) memastikan pelindungan fasilitas pendidikan dan orang-orang terkait, terutama melalui upaya advokasi yang berpusat pada pemegang senjata, dan (2) membangun (kembali) layanan pendidikan di mana layanan tersebut tidak tersedia atau tidak lagi berjalan, terutama melalui program yang ditujukan untuk penduduk yang terdampak.
Tulisan ini selanjutnya berargumen bahwa, berbeda dengan praktik dominan, pelindungan pendidikan juga dapat dipastikan melalui respons terprogram dengan partisipasi signifikan dari masyarakat yang terdampak, dan menelaah contoh program Sekolah yang Lebih Aman (Safer Schools) di Ukraina.
Tentang Penulis
Geoff Loane menjabat sebagai Kepala Pendidikan di Komite Internasional Palang Merah (ICRC) pada saat artikel ini diterbitkan (2018). Selama lebih dari tiga puluh tahun, beliau menempati berbagai posisi operasional baik di lapangan maupun di kantor pusat ICRC.
Ricardo Fal-Dutra Santos adalah Protection Delegate di Delegasi Regional Pretoria ketika artikel ini diterbitkan. Dia sebelumnya Associate di Unit Pelindungan Penduduk Sipil ICRC, di mana dia bekerja untuk isu-isu pelindungan anak, termasuk akses anak-anak ke pendidikan.
Silahkan mengunduh artikelnya di sini: Pendekatan Berbasis Masyarakat ICRC untuk Memastikan Perlindungan Pendidikan.
Apabila ada kesulitan mengunduhnya, silahkan mengirim email ke djakarta@icrc.org atau mention kami melalui Twitter @ICRC_id atau Instagram @icrc_Indonesia