Lebih dari 30 tahun setelah berakhirnya pertempuran di sepanjang perbatasan Zimbabwe/Mozambik, keluarga dan masyarakat yang tinggal di kawasan seluas 210 kilometer persegi itu menghadapi momok ranjau darat anti-personil setiap hari. Sejak tahun 1980, lebih dari 1.500 orang dan 120.000 ternak terbunuh serta 2.000 orang menjadi cacat hanya di sisi Zimbabwe saja. ICRC dan Zimbabwe Mine Action Centre (ZIMAC) bekerja sama selama dua tahun terakhir untuk memberikan edukasi tentang risiko ranjau di tengah masyarakat yang terkena dampak ranjau darat anti-personil.
Ketika Hlengani Mudzikiti (48) yang tinggal di Desa Gwaivhi menginjak ranjau di tahun 2010, dia kehilangan bagian bawah kaki kirinya, sementara kaki kanannya terluka parah akibat ledakan. Mudzikiti mengetahui keberadaan ranjau di kawasan tersebut, tetapi ketika ternaknya tersesat ke ladang ranjau, dia mengikuti rute ternaknya dengan asumsi rute tersebut aman. Tak satu pun ternaknya yang terluka atau mati.
Selama kunjungan ke Crooks Corner hingga pos perbatasan Sango ladang ranjau, Menteri Pertahanan Zimbabwe Dr. Sydney Sekeramayi, kepala delegasi regional ICRC Harare, pejabat tinggi pemerintah dan beberapa orang komandan militer menyimak penjelasan tentang ukuran dan jenis ranjau darat anti-personil yang biasanya ditemukan di kawasan tersebut. Penjelasan diberikan oleh komandan unit yang bertanggung jawab membersihkan ranjau. Titik-titik putih di atas tanah menunjukkan pola di mana ranjau diletakkan di area sepanjang 53 kilometer. Setelah hujan, erosi dan proses iklim lainnya selam lebih dari 30 tahun, ranjau semakin sulit untuk ditemukan dan disingkirkan.
Dengan mengenakan pakaian pelindung yang berat, tim pembersih ranjau dari Tentara Nasional Zimbabwe (ZNA) diberi pengarahan singkat oleh pimpinan tim sebelum memulai simulasi pencarian ranjau darat anti-personil. Sehari-hari, tim bekerja di bawah terpaan suhu 39° Celcius. Tidak ada aktivitas pembersihan ranjau selama musim hujan (November-Maret) karena hujan dan erosi berdampak pada kondisi dan posisi ranjau. Jalan juga sulit dilalui akibat hujan deras di kawasan konservasi satwa liar yang mengelilingi ladang ranjau sehingga bisa menghalangi evakuasi personel yang mungkin terluka.
Seorang anggota tim pembersih ranjau ZNA melakukan simulasi pencarian ranjau darat. Menurut ZIMAC yang mengawasi kegiatan pembersihan ranjau, penjinak ranjau ZNA bisa menyingkirkan lebih dari 175 ranjau setiap hari di kawasan seluas lebih dari 3.000 meter persegi. Di tahun 2013, hampir 5.000 ranjau darat sejauh ini telah disingkirkan dan dihancurkan. ZIMAC memperkirakan lebih dari tiga juta ranjau di enam ladang ranjau berbeda di Zimbabwe masih perlu dideteksi, disingkirkan dan dihancurkan. Berdasarkan hukum internasional, Zimbabwe harus menyelesaikan survei ladang ranjau di negaranya pada tanggal 1 Januari 2015.
Chief Sengwe, pemimpin tradisional setempat di desa Gwaivhi, menerima paket buku latihan untuk anak-anak yang menjadi pedoman tentang cara mengidentifikasi dan menghindari ranjau dari Menteri Pertahanan Zimbabwe Dr. Sydney Sekeramayi. ICRC dan Pusat Aksi Ranjau Zimbabwe (ZIMAC) sudah bekerja sama meningkatkan edukasi risiko ranjau dalam masyarakat yang terkena dampak ranjau darat anti-personil.
Philimon Sibanda (30), penduduk desa Gwaivhi, menunjukkan kondisi kakinya setelah menginjak ranjau ketika menggiring sapi di tahun 2007. Philimon tidak menyadari daerah itu penuh ranjau. Kehidupan anak muda yang tinggal di dan sekitar perbatasan Zimbabwe/Mozambik menghadapi risiko ranjau darat. Banyak di antara mereka yang tidak mengetahui keberadaan sisa-sisa bahan peledek berbahaya dari konflik yang telah berakhir jauh sebelum mereka lahir.
Kegiatan ICRC untuk Meminimalkan Bahaya Akibat Ranjau Darat Anti-Personil di Zimbabwe
ICRC telah menjalin kerjasama dengan ZIMAC untuk meningkatkan keselamatan, kualitas dan kecepatan aksi kemanusiaan pembersihan di ladang ranjau sepanjang 53 kilometer dari Crooks Corner hingga Pos Perbatasan Sango di Zimbabwe tenggara, tepatnya perbatasan dengan Mozambik.
Sejak Februari 2012, 69 penjinak ranjau telah dilatih mengenai standar aksi ranjau kemanusiaan internasional, dan ICRC telah menyumbangkan 50 perangkat deteksi ranjau dan peralatan pelindung untuk dipakai oleh pembersih ranjau.
Guna meningkatkan kemampuan ZIMAC dalam memberikan pelayanan medis darurat kepada penjinak ranjau, 16 petugas medis dan seorang dokter telah mengikuti pelatihan tentang respon trauma sementara lima set pelengkapan trauma medis telah disumbangkan oleh ICRC.
ICRC juga memfasilitasi pendidikan resiko ranjau untuk delapan staf ZIMAC dan menyumbang 5.000 buku latihan anak-anak melalui sekolah-sekolah guna mensosialisasikan pedoman mengidentifikasi dan menghindari ranjau darat anti-personil.
Sumber Berita: ICRC.org