Jutaan wanita telah dan masih membayar harga yang mahal ketika konflik bersenjata: kekerasan, termasuk kekerasan seksual; pemindahan paksa; kehilangan atau hilangnya orang yang mereka cintai; terampas kebebasannya, dan bentuk lain dari penderitaan. Namun meskipun perang sering menempatkan mereka dalam situasi berbahaya, wanita tidak selamanya rentan, atau korban. Kadang-kadang mereka memainkan peran aktif selama perang, mungkin sebagai aktivis, atau pejuang di militer atau kelompok bersenjata lainnya. Juga banyak dari mereka telah, dan masih, memberikan bantuan dan perlindungan kepada para korban perang.

Perang antara Perancis dan Rusia, 1870-1871. Lukisan Bazeilles, sebuah desa di Perancis, setelah bentrokan antara tentara Perancis dan Bavaria. Pada lukisan tersebut terlukiskan, diantara korban-korban, ada seorang wanita dan anaknya. © ICRC Library / hist-00212-04 Perancis, Etaples, perang 1914-1918. Seorang sopir ambulans wanita memeriksa mesin kendaraan nya sebelum keberangkatan. © Imperial War Museum London / hist-00215-55
Azerbaijan, antara tahun 1918 dan 1920. Para relawan wanita dari Aliansi Palang Merah dan Bulan Sabit Merah di Uni Soviet. © ICRC Library / hist-02227-02a

Azerbaijan, antara tahun 1918 dan 1920. Para relawan wanita dari Aliansi Palang Merah dan Bulan Sabit Merah di Uni Soviet.
© ICRC Library / hist-02227-02a

Perang pada tahun 1939-1945. Komite Pusat Tahanan Badan Perang di Jenewa. Di tengah adalah Renée-Marguerite Frick-Cramer, salah satu staf wanita pertama ICRC dalam perang dunia pertama. © ICRC Library / hist-03560-34

Perang pada tahun 1939-1945. Komite Pusat Tahanan Badan Perang di Jenewa. Di tengah adalah Renée-Marguerite Frick-Cramer, salah satu staf wanita pertama ICRC dalam perang dunia pertama.
© ICRC Library / hist-03560-34

Indonesia, 1943. Para wanita dan anak-anak yang menjadi korban mendapatkan bantuan kemanusiaan dari Palang Merah Belanda. © ICRC / V-P-HIST-E-03574 Palestina, Distrik Tulkarem, 1948. Sekelompok yang terdiri dari sekitar seribu orang, termasuk banyak ibu dan anak-anak, terpaksa meninggalkan wilayah Yahudi. © ICRC / ps-n-00004-2679
Cyprus, 1958. Wanita dan anak-anak mengunjungi kerabat yang ditahan di kamp tahanan Pyla. © ICRC Library / G. Gavett / cy-n-00002b-13

Cyprus, 1958. Wanita dan anak-anak mengunjungi kerabat yang ditahan di kamp tahanan Pyla.
© ICRC Library / G. Gavett / cy-n-00002b-13

Angola, Huambo, 1985. Korban ranjau darat di pusat ortopedi Bomba Alta. Wanita pada umumnya bertugas mengambil air dan bekerja di ladang, mereka sangat rentan terhadap bahaya ranjau darat dan amunisi yang tidak meledak lainnya. © ICRC / Y. Muller / ao-n-00200-12 Angola, Huambo, 1985. Korban ranjau darat di pusat ortopedi Bomba Alta. Wanita pada umumnya bertugas mengambil air dan bekerja di ladang, mereka sangat rentan terhadap bahaya ranjau darat dan amunisi yang tidak meledak lainnya. © ICRC / Y. Muller / ao-n-00200-12 Kolombia, Norte de Santander, 1999. Pejuang wanita di EPL (Ejercicio Populer de Liberacion) ketika ICRC mempromosikan hukum humaniter internasional. © ICRC / B. Heger / co-d-00083 Lebanon Selatan, 1999. Seorang wanita tua, diusir dari rumahnya, menangisi foto cucunya, khawatir bahwa dia mungkin tidak pernah dapat melihatnya kembali. © ICRC / F. Clarke / lb-d-00151 Rwanda, Rubungo, 2000. Seorang staf Air dan Sanitasi wanita, memeriksa sistem pipa yang membawa air dari mata air ke sebuah waduk. © ICRC / M. Longari / lb-d-00151 Sudan, 2006, Rumah sakit lapangan ICRC di kamp pengungsian Gereida. Seorang wanita hamil ketika konsultasi. © ICRC / B. Heger / sd-e-00866 Kamboja, 2008. Wanita ini disabel akibat ranjau darat. Dengan bantuan dari program kredit mikro yang dijalankan oleh Palang Merah Kamboja ia akhirnya mendirikan sebuah usaha menjahit, dan sekarang ia mampu menghidupi dirinya sendiri. © Croix-Rouge du Cambodge / kh-e-00187 Nepal, Distrik Dhading, 2008. Dhan Maya Thapa masih berharap agar anaknya kembali, yang dilaporkan hilang pada tahun 2001 lalu. "Anak saya adalah hal pertama yang saya pikirkan ketika saya bangun tidur setiap paginya, bertanya-tanya apakah ia akan pulang untuk makan malam dengan keluarga malam itu. Ketika ia tidak muncul juga malam itu saya menghibur diri bahwa dia akan berada di sini esok pagi." © ICRC / K. Kayastha / np-e-00208 Kolombia, 2010. Karena sebelumnya mereka diperkosa, ibu dan anak ini takut dan tidak lagi berani meninggalkan rumah mereka. © Semana News / L. D. Pelaez / co-e-02053 Suriah, Damaskus, Mouadhamidiya, 2012. Seorang relawan dari Bulan Sabit Merah Suriah menghibur anak kecil setelah membalut luka-lukanya. © ICRC / I. Malla / sy-e-00159