Kepala Delegasi ICRC
Untuk Israel dan Wilayah Pendudukan

Tiga kendaraan ICRC meninggalkan Shujaia. Mereka baru saja menyelamatkan 11 orang dari reruntuhan namun pertempuran sengit memaksa mereka untuk mundur. Ketika mereka pergi, kerumunan warga Palestina yang marah menyerang kendaraan mereka dengan batu dan tongkat. “Kalian tidak berguna,” teriak mereka. “Kalian harus melindungi kami.”

Tapi kami tidak bisa. Kemarahan mereka tidak mengenakkan dan salah alamat, tetapi bisa dimengerti. Kami bertindak semaksimal mungkin, mempertaruhkan nyawa staf kami untuk menyelamatkan siapapun yang bisa kami selamatkan, tapi kami tidak bisa menghentikan konflik. Sampai kapanpun, organisasi kemanusiaan hanyalah plester tambalan, bukan solusi.

Kota Gaza, 24 Juli 2014. © Reuters / S.Salem

Kota Gaza, 24 Juli 2014.
© Reuters / S.Salem

Jika rumah Anda di Gaza dihujani tembakan, siapa yang Anda telepon di tengah keputus-asaan? Pada malam ketika serangan darat Israel dimulai, tembakan sengit menyasar Gaza bagian Timur Laut. Layanan darurat, termasuk mitra kami di Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) kewalahan. Banyak penduduk Gaza yang mencoba menelepon kami. Switchboard telepon kantor kami bahkan tidak bisa bertahan. Pada malam gelap ketika serangan paling sengit terjadi, kami tidak bisa mengirim ambulans atau memperbaiki pasokan air atau merawat korban yang tengah sekarat karena luka mereka. Terisolasi dan ketakutan, serta tidak ada tempat untuk melarikan diri dan tidak ada bantuan dalam jangkauan mereka, kemarahan keluarga-keluarga Palestina meningkat.

Dua malam kemudian di Shujaia, ratusan keluarga mengalami cobaan yang sama. Lagi-lagi staf ICRC dan relawan PRCS tidak bisa berbuat banyak. Tanpa adanya jaminan keselamatan, adalah naif untuk mencoba melakukan penyelamatan. Pada siang hari, atas permintaan kami, gencatan senjata sementara disepakati. Gencatan senjata itu dengan cepat dilanggar, namun demikian puluhan korban cedera dievakuasi dari rumah mereka yang hancur ke rumah sakit sementara ratusan warga lainnya memanfaatkan kehadiran kami di lokasi tersebut untuk melarikan diri. Yang kami lakukan tidak banyak dan terlambat. Tidak heran keluarga yang tidak berdaya menuduh kami mengabaikan mereka secara tidak berperasaan. Ketika satu-satunya harapan bantuan Anda hilang, intensitas kekecewaan kian meningkat.

Tim ICRC berjalan menyusuri Shujaia, Gaza, untuk membantu dan menyelamatkan orang-orang.  © ICRC

Tim ICRC berjalan menyusuri Shujaia, Gaza, untuk membantu dan menyelamatkan orang-orang.
© ICRC

Berbagai tuduhan lain diarahkan kepada kami

Kami dituduh bekerja sama dengan Pasukan Pertahanan Israel dalam penghancuran rumah sakit Wafa. Kenyataannya, kami berusaha melindungi rumah sakit itu melalui dialog dengan kedua belah pihak. Ketika pertempuran semakin dekat ke rumah sakit, kami turun tangan untuk memperlama waktu guna melakukan upaya terakhir yang mungkin bisa kami lakukan yakni mengevakuasi pasien sakit parah, yang kebanyakan hidupnya ditopang oleh mesin.

Shujaia, Gaza. Staf ICRC membawa korban luka ke dalam ambulans untuk dievakuasi.  © ICRC

Shujaia, Gaza. Staf ICRC membawa korban luka ke dalam ambulans untuk dievakuasi.
© ICRC

Kami dicela karena tidak memihak dan menolak menyalahkan salah satu pihak. Mengingat netralitas politik yang kami junjung tinggi, sudah biasa kami dikritik oleh semua pihak. Tapi ICRC tidak diam ketika menyaksikan pelanggaran yang jelas atas hukum internasional. Kami secara eksplisit dan dengan keras mengutuk penembakan langsung terhadap rumah sakit Al Aqsa pada tanggal 21 Juli lalu yang menewaskan sedikitnya empat orang. Kami dengan jelas mengutuk serangan roket tanpa pandang bulu ke Israel. Kami menyatakan secara tegas bahwa bahkan di tengah peperangan, seseorang harus bisa mendapatkan perawatan kesehatan dengan selamat.

Kami ngeri melihat jumlah korban tewas. Kami telah berulang kali menyerukan kepada kedua belah pihak untuk melindungi dan tidak menyerang warga sipil. Kami telah memperingatkan pentingnya melindungi pasokan air yang semakin rapuh di Gaza – banyak warga yang berdiam di kawasan padat penduduk kini hidup tanpa air, di tengah panas terik puncak musim panas Mediterania. Saat ini prioritas kami adalah warga sipil, di Beit Hanoun dan banyak tempat lain di seluruh Gaza. Kami menghimbau semua pihak, atas dasar kondisi kemanusiaan, untuk memastikan agar operasi tempur mereka dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip dasar hukum internasional yakni melindungi warga sipil.

Kendaraan ICRC dalam perjalanannya menuju Rumah Sakit Al-Aqsa setelah serangan terhadap rumah sakit tersebut.  © ICRC

Kendaraan ICRC dalam perjalanannya menuju Rumah Sakit Al-Aqsa setelah serangan terhadap rumah sakit tersebut.
© ICRC

Tapi akankah permintaan kami untuk menahan diri, serta upaya non-stop dari hampir 140 staf dan lebih dari 400 tim PRCS untuk menyelamatkan warga sipil dan memenuhi persediaan rumah sakit, cukup untuk memadamkan kemarahan keluarga yang sedang berduka? Kami berharap demikian tetapi kami paham mungkin tidak akan seperti itu.

Salah satu ruangan di Rumah Sakit Al-Aqsa setelah serangan bom. © ICRC

Salah satu ruangan di Rumah Sakit Al-Aqsa setelah serangan bom.
© ICRC

Kami hanya meminta satu hal: pahami batas-batas peran kami dan berharaplah pada para politisi untuk mengakhiri konflik yang mematikan dan menyedihkan ini.

Jacques de Maio
Kepala Delegasi ICRC
Untuk Israel dan Wilayah Pendudukan