Jakarta (ICRC) – Universitas Pelita Harapan (UPH) keluar sebagai juara nasional Kompetisi Pengadilan Semu (Moot Court Competition) Hukum Humaniter Internasional yang diselenggarakan bersama-sama oleh Komite Internasional Palang Merah (ICRC) dan Indonesian Society of International Law (ISIL) pada tanggal 1 dan 2 Desember lalu setelah mengalahkan Universitas Indonesia sebagai juara nasional sebelumnya di babak final. Sedangkan Patty Regina wakil dr Universitas Indonesia dinobatkan sebagai Oralist atau Mooter terbaik, dan kategori The Best Memorial juga dimenangkan oleh Universitas Indonesia.

Dengan hasil ini, UPH akan mewakili Indonesia dalam Regional International Humanitarian Law (IHL) Moot Court Competition yang akan mempertemukan tim-tim terbaik dari 20 universitas di Kawasan Asia Pasifik serta Australia dan Selandia Baru pada bulan Maret mendatang.

Di Indonesia sendiri, kompetisi tahun ini diikuti 16 universitas dari seluruh Indonesia, yakni Univ. Airlangga, Andalas, Atma Jaya Jakarta, Brawijaya, Diponegoro, Gadjah Mada, Hasanuddin, UI, Internasional Batam, Padjajaran, Parahyangan, Pelita Harapan, Syah Kuala, Tarumanagara, Trisakti, dan Udayana. Di babak semifinal, Universitas Pelita Harapan berhadapan dengan Universitas Gadjah Mada, sedangkan Universitas Indonesia berhadapan dengan Universitas Trisakti.

“Dalam situasi konflik, perbuatan baik saja tidak cukup untuk memastikan bahwa orang-orang terlindungi dari dampak konflik. Menurut pengalaman saya dari beberapa kejadian yang saya saksikan sendiri, HHI juga turut andil melindungi orang-orang, karena seluruh pihak yang terkait dengan konflik tersebut wajib mematuhi hukum dan aturan yang melindungi hidup dan martabat orang-orang yang terlibat dalam konflik bersenjata. Oleh karena itu HHI bukan hanya sebagai salah satu topik dalam pembelajaran, namun ini merupakan hal yang harus diketahui dan diterapkan dalam hidup kita, dan ini merupakan tugas kita untuk memperkenalkan HHI kepada masyarakat luas.” kata Frédéric Fournier, Kepala Delegasi Regional ICRC untuk Indonesia dan Timor Leste ketika memberikan sambutan penutup.

Frédéric Fournier, Kepala Delegasi Regional ICRC untuk Indonesia dan Timor Leste memberikan sambutan penutup. ©ICRC/Mia Pitria

Sesuai dengan mandat yang diembankan oleh masyarakat internasional, ICRC berupaya meningkatkan kesadaran dan mempromosikan kepatuhan terhadap hukum humaniter internasional. Kompetisi pengadilan semu, yang mendorong para mahasiswa fakultas hukum untuk semakin akrab dengan cabang hukum ini, merupakan salah satu dari beberapa inisiatif dalam rangka mencapai tujuan tersebut.

Perjalanan para mooter menuju kemenangan dapat dilihat dalam gambar dibawah ini:

Salah satu peserta yang melakukan persiapan sebelum memulai kompetisi. ©ICRC/Mia Pitria

Para Hakim yang melakukan persiapan sebelum memasukki ruang sidang. ©ICRC/Mia Pitria

Penampilan salah satu peserta pada babak penyisihan dihadapan para hakim. ©ICRC/Mia Pitria

Suasana pengumuman ke babak semi final. ©ICRC/Mia Pitria

Persiapan semi finalis. ©ICRC/Mia Pitria

Detik-detik pengumuman peserta yang lolos ke babak final. ©ICRC/Mia Pitria

Para finalis pada saat presentasikan argumen-argumennya di hadapan hakim. ©ICRC/Mia Pitria

Pengumuman Best Memorial, Universitas Indonesia. ©ICRC/Mia Pitria

Pengumuman Best Speaker / Oralist, Patty Regina wakil dr Universitas Indonesia. ©ICRC/Mia Pitria

Pengumuman pemenang Kompetisi Peradilan Semu ke-7, Universitas Pelita Harapan. ©ICRC/Mia Pitria