Di kala Libya berjuang untuk pulih dari konflik tahun lalu, luka masih segar. Pada Hari Internasional Orang Hilang yang tahun pada hari ini, 30 Agustus, ribuan keluarga di Libya masih belum mendapatkan jawaban bagaimana nasib anggota keluarga mereka yang hilang akibat konflik dan rezim sebelumnya.
Ossama masih mencari ayahnya
Setahun lalu, saat Tripoli menjadi medan pertempuran sengit, ayah Ossama Al Haloj hilang. Ossama dan keluarganya mencari kemana-mana untuk mengetahui apa yang terjadi pada ayah mereka: “Kami menemukan gambar ini di Youtube yang menunjukkan tiga jenazah. Ini ayah saya. Dia memakai baju yang sama ketika meninggalkan rumah.”
Dari petunjuk seperti lubang peluru di tembok dan warna trotoar, Ossama menyimpulkan ayahnya meninggal saat terjadi pertempuran untuk menguasai Bab Al-Aziziya. Saksi yang tinggal di dekat situ juga menegaskan mereka melihat ayah Ossama tewas, bersama dengan yang lain.
“Di sinilah dia ditembak di kepalanya,” kata Ossama.
Orang yang diduga membunuh ayah Ossama baru-baru ini ditangkap, tetapi pencarian jenazahnya terus dilakukan. Ossama mengatakan: “Tentu saja penting mengetahui di mana jenazah ayah kami, agar kami bisa berziarah ke makamnya. Jadi kami mau tahu.”
Soumaya dan Awatif mencari tiga saudara mereka
Soumaya dan Awatif bin Jabr juga mati-matian mencari anggota keluarga mereka yang hilang.
Pada waktu yang kurang lebih sama ketika ayah Ossama tewas, sebuah kuburan massal akhirnya bisa diakses, dimana lebih dari 1.200 tahanan hilang di penjara Abu Salim pada tahun 1996. Soumaya dan Awatif menduga tiga saudara mereka termasuk yang tewas.
Selama 12 tahun, hingga tahun 2008, mereka masih berharap ketiga saudara mereka masih hidup. Awatif menjelaskan derita mereka akibat ketidakpastian: “Ada perbedaan kalau jenazah diserahkan kepada Anda setelah meninggal, dan Anda tahu itu orangnya. Anda lalu menerima kematiannya dan berkabung. Tapi beda kalau mereka membawanya pergi, memenjarakan, membunuh, dan menguburnya. Anda benar-benar tidak tahu apa yang terjadi – ini benar-benar menyakitkan”.
Pada tahun 2008, keluarga mereka diberi sertifikat kematian yang mereka yakini palsu dengan penyebab kematian palsu. Tak satupun keluarga tahanan yang hilang yang pernah menerima jenazah keluarga mereka, dan ada banyak rumor mengerikan mengenai apa yang terjadi pada jenazah mereka: Kedua saudara perempuan ini menempuh segala cara untuk mendapatkan jenazah ketiga saudara mereka. “Yang kami minta adalah jenazah mereka,” kata Soumaya, “agar kami bisa menguburkan mereka di dekat kami sesuai dengan hukum Islam, sehingga kami bisa berziarah ke makam mereka.”
ICRC dan orang hilang
Koordinator Perlindungan ICRC, Laurent Saugy, mengatakan bahwa keluarga dari semua pihak dalam suatu konflik sama-sama menderita karena anggota keluarga mereka yang hilang: “Libya mengalami beberapa peristiwa di mana keluarga mereka hilang, dihilangkan, ditangkap, atau meninggal, dan keluarga sama sekali tidak tahu. Mereka tidak memiliki sarana untuk menenangkan suasana batin mereka. Ini bukan hanya soal kewajiban hukum, tapi itu masalah kemanusiaan.”
Ribuan, atau mungkin puluhan ribu, keluarga orang hilang tidak bisa melangkah maju, tidak bisa menikah lagi, tidak bisa mendapatkan warisan atau bahkan tidak bisa sekedar melakukan pemakaman tanpa adanya sertifikat kematian atau jenazah.
Menurut Hukum Humaniter Internasional, keluarga orang hilang memiliki hak untuk mengetahui apa yang terjadi pada orang yang mereka cintai. ICRC terus membantu Kementerian Urusan Keluarga Martir dan Orang Hilang untuk mencari tahu apa yang terjadi pada orang-orang hilang. ICRC memberikan masukan, pelatihan dan dukungan operasional untuk penggalian dan identifikasi jenazah korban.
ICRC adalah organisasi netral, tidak memihak dan independen yang mandatnya semata-mata bersifat kemanusiaan: untuk melindungi kehidupan dan martabat orang-orang (termasuk yang sudah meninggal) yang terkena dampak konflik bersenjata dan situasi-situasi kekerasan lainnya, dan untuk memberi mereka bantuan.
ICRC tidak terlibat dalam kegiatan politik atau keagamaan apapun, baik di Libya maupun di tempat lain. ICRC hadir di 80 negara di seluruh dunia.