Pesawat Garuda Indonesia dengan dengan nomor penerbangan GA733 dari Jakarta tujuan Medan dibajak oleh teroris dan di perintahkan secara paksa mendarat di Kuala Lumpur. Atas keadaan tersebut Presiden RI memerintah Panglima TNI untuk melakukan pembebasan terhadap para sandera. Panglima TNI memerintahkan pasukan Den 81 Gultor dari Kopassus untuk melaksanakan operasi pembebasan sandera. Tidak ada informasi tentang kekuatan dan persenjataan para teroris yang berada di dalam pesawat. Setelah akhirnya tim Kopassus berhasil masuk kedalam pesawat tersebut, tim memberikan peringatan kepada anggota teroris agar segera meletakan senjata dan segera melepaskan sandera, tetapi tidak di hiraukan dan tetap mengancam akan membunuh sandera jika tidak menuruti perintahnya. Akhirnya anggota tim mengambil tindakan dengan menembak secara mematikan kepada anggota separatis tersebut. Tim lalu melanjutkan evakuasi para sandera dari dalam pesawat dan membawa ketempat aman yang telah ditentukan. 

Salah satu adegan dalam skenario simulasi lapangan yaitu, menyelamatkan sandera yang sedang ditawan oleh pihak lawan.

Skenario yang disusun oleh tim Dinas Hukum TNI Angkatan Darat (Ditkumad) ini memang diambil dari peristiwa Woyla yang terjadi pada Maret 1981 lalu, dan didemonstrasikan kembali di hadapan 50 Kopassus di Solo, Jawa Tengah pada hari Kamis, 10 Mei 2012 lalu. Simulasi ini menutup rangkaian kegiatan tiga hari diseminasi HHI dan Hukum HAM melalui kerjasama Diskumad TNI dan Komite Internasional Palang Merah (ICRC). Selama dua hari sebelumnya, ke-50 Kopassus mengikuti kuliah hukum tentang Hukum Humaniter Internasional (HHI) yang dibawakan oleh beberapa orang perwira dari Diskumad dan staf ICRC.

Kegiatan Pembekalan Hukum Humaniter bagi Prajurit Grup 2, Kopassus ini merupakan bagian dari program kerja sama antara ICRC dan Diskumad untuk mendiseminasikan Hukum Humaniter Internasional di kalangan Kopassus. Tim pengajar Diskumad TNI antara lain  Brigjen. Tisyanto, Kol.CHK. Agus Dani S.H., M.H., Letkol.CHK. DR. Tiarsen Buaton S.H., LLM, Mayor CHK. Fika Budhiana S.H. M.H., Maj. Abd. Salam, Kapt. A. Fadilah dan Kapten CHK. Gatot Sumarjono, sedangkan tim dari ICRC terdiri dari Dinihari Puspita.

50 Peserta diseminasi berfoto bersama dengan tim pembicara dan ICRC

Brigjen. TNI Tisyanto (Dirkumad) & Letkol. Inf. Suhardi (Dan Grup 2), membuka acara dan secara simbolis menyematkan tanda kepada peserta.

Pembawa materi selama kegiatan tiga hari ini, diantaranya adalah: (atas) Kol. CHK. Agus Dani S.H., M.H., Kapt. A. Fadilah, Letkol. CHK. DR. Tiarsen Buaton S.H., LLM, Mayor CHK Fika Budhiana S.H. M.H., dan perwakilan dari ICRC terdiri dari Dinihari Puspita, (bawah) dan Kapten CHK Gatot Sumarjono.

Suasana kelas selama pembekalan materi.

Antusias peserta dalam membahas serta melihat jalannya kelas peraga yang diperagakan oleh kelompok peraga.