Jenewa (ICRC) – Pada Hari Kesehatan Dunia yang jatuh tepat hari ini (7/4), Komite Internasional Palang Merah (ICRC) mengeluarkan sebuah laporan yaitu: “Beberapa Insiden kekerasan yang mempengaruhi lancarnya upaya bantuan perawatan kesehatan,” berdasarkan dari banyaknya kasus yang tercatat, guna meningkatkan kesadaran masyarakat atas serangan-serangan yang ditujukan kepada orang-orang yang membutuhkan atau memberikan perawatan kesehatan.

Tenaga kesehatan telah menderita akibat 1800 insiden kekerasan yang terjadi selama tahun 2013 lalu. Seperti yang tertera pada laporan tersebut, memberikan pelayanan kesehatan masih sama berbahayanya seperti dua tahun yang lalu. Selain melaporkan atas serangan-serangan yang terjadi, juga membahas beberapa insiden yang tidak menjadi sorotan, seperti personel bersenjata yang mengganggu pelayanan rumah sakit dengan memaksa masuk ke dalam rumah sakit, atau kekerasan seksual terhadap petugas kesehatan.

“Berita-berita di media hanya membahas mengenai kekerasan yang terjadi pada pelayanan kesehatan di beberapa negara yang dilanda konflik, seperti Suriah,” kata Pierre Gentile, kepala divisi “Health Care in Danger” ICRC yang memimpin program tentang bahaya yang dihadapi oleh pelayanan kesehatan. “Namun, menurut laporan ICRC, kekerasan-kekerasan tersebut juga terjadi di negara-negara lain. Oleh karena itu ICRC meminta kepada pemerintah, angkatan bersenjata dan perhimpunan-perhimpunan kesehatan agar meningkatkan upaya mereka dalam memberikan perawatan kesehatan yang lebih aman di seluruh dunia.”

Laporan tersebut berdasarkan informasi yang dikumpulkan pada tahun 2012 dan 2013, 1.809 insiden di 23 negara di mana kekerasan yang diterima oleh para pasien, petugas kesehatan, ambulans atau fasilitas medis.

“Ini merupakan laporan pertama kali yang dibuat berdasarkan sejumlah besar insiden,” kata Gentile. “Menunjukkan bahwa situasi tidak juga membaik: sudah berkali-kali, fasilitas kesehatan menjadi sasaran kekerasan, dan pasien-pasien dianiaya bahkan dibunuh.”

40 persen dari seluruh insiden serangan yang sudah dikonfirmasi merupakan serangan pada atau di dalam fasilitas pelayanan kesehatan. Dalam banyak kasus, rumah sakit dan pusat kesehatan dibom, ditembak atau dijarah, mengakibatkan kerusakan yang sangat besar.

Dalam beberapa insiden, petugas kesehatan dipaksa melanggar etika kesehatan, seperti misalnya menghambat upaya perawatan kesehatan kepada musuh. Selain itu, mereka juga menjadi sasaran serangan langsung, termasuk pembunuhan, penculikan dan ancaman.

“Kami diancam oleh orang-orang bersenjata yang bersikeras masuk ke dalam mobil dan meminta kami membawa mereka ke tempat tujuan mereka,” kata Liana Kakesa, koordinator asisten medis ICRC di Bangui, Afrika Tengah. “Ketika kami mencoba untuk menjelaskan pekerjaan kami kepada mereka, mereka menjadi marah dan mengancam kami dengan parang dan senapan.”

Konsekuensi yang dialami secara tidak langsung dari beberapa ancaman yang diterima oleh tenaga kesehatan, adalah meninggalkan seluruh masyarakat tanpa ada lagi perawatan kesehatan yang tersisa, sama seriusnya dengan konsekuensi yang diterima secara langsung oleh kekerasan.

Informasi lebih lanjut , silahkan hubungi :
David- Pierre Marquet , ICRC Jenewa , tel : +41 22 730 25 02 atau +41 79 536 92 48
atau kunjungi website kami : www.icrc.org

Melihat dan men-download rekaman video ICRC terbaru dalam kualitas siaran: www.icrcvideonewsroom.org

Mengetahui kegiatan ICRC guna mengakhiri serangan terhadap petugas kesehatan dan pasien: www.healthcareindanger.org