Iven Sufirman, Penanggung Jawab Keuangan ICRC Jakarta.

Jakarta (ICRC) – Iven Sufirman, Penanggung Jawab Keuangan ICRC Jakarta, baru saja menyelesaikan misi kemanusiaan singkat selama dua bulan di Kota Baghdad, Irak. Iven memanfaatkan kesempatan yang diberikan Komite Internasional Palang Merah (ICRC) melalui program Employee Delegation (ED) on Mission, yakni staf lokal ICRC ditugaskan dalam suatu misi kemanusiaan singkat ke berbagai negara dimana ICRC bekerja. Bagi Iven Sufirman, ini adalah kali keduanya mengikuti ED on Mission, setelah sebelumnya bertugas di Pakistan pada bulan Maret 2011 lalu.

Terpilihnya Iven sebagai ED on Mission merupakan proses yang cukup cepat, yakni sekitar satu bulan. Dia mengirimkan Curriculum Vitae (CV) dirinya ke kantor pusat ICRC melalui Admin Pool, semacam bulletin bagi administrator yang salah satu tugasnya terkait perekrutan staf, dan langsung mendapatkan tugas pertamanya ke Pakistan. Setelah misi pertamanya yang berlangsung selama sebulan dianggap berhasil, dia lantas kembali mendapatkan kepercayaan dari Kantor Pusat ICRC di Jenewa untuk bertugas ke Baghdad.

“ED on Mission merupakan kesempatan yang bagus sekaligus tantangan buat saya. Tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan seperti ini. Selain itu, ini juga kesempatan bagi saya untuk memberikan layanan kemanusiaan di tengah situasi konflik,” terangnya. “Keluarga juga sangat mendukung saya. Itu yang membuat saya semakin mantap untuk mengambil misi kemanusiaan singkat ini,” imbuh bapak dari dua orang putri yang masih kecil-kecil ini.

Dia menuturkan bahwa situasi kota Baghdad tidak bisa di prediksi. Penjagaan yang sangat ketat diberlakukan di seluruh Baghdad. Pemerintah memonitor semua kegiatan kota ini dengan mengoperasikan kamera pemantau melalui balon-balon udara di atas kota Baghdad, dan juga penjagaan ketat di area darat dimana pos-pos penjagaan ada di setiap sudut jalan di Baghdad.

Penjagaan yang ketat juga berlaku di kantor sub-delegasi ICRC di Baghdad sementara setiap kegiatan yang dilakukan di luar kantor harus terpantau. Staf ICRC yang mendapat tugas di luar kantor, diwajibkan untuk menghubungi kantor setiap 30 menit.

“Semua kegiatan kita harus dilaporkan ke kantor. Bahkan ketika mau berangkat kerja saja, saya harus melapor dahulu ke para penjaga, baik penjaga penginapan maupun penjaga gerbang kantor. Mereka akan terus memantau saya sejak keluar gerbang penginapan sampai masuk ke gerbang kantor, atau sebaliknya”, papar Iven. “Padahal jarak antara penginapan dan kantor kurang dari 50 meter.”

Terbatasnya ruang gerak bagi para staf ICRC yang bertugas di Baghdad membuat Kantor Pusat ICRC membuat kebijakan khusus. Setiap 3 minggu sekali, mereka diberi kesempatan untuk menghabiskan akhir pekan di luar Baghdad, yakni di Jordan. Tetapi karena situasi keamanan, kesempatan itu tidak selalu bisa terlaksana.

“Saya pernah gagal sekali untuk berakhir pekan di Jordan, karena adanya ancaman bom di bandara Baghdad,” kenang Iven. “Situasi yang tidak terduga seperti ini sering dialami di Baghdad”.

Meskipun demikian, berbagai situasi yang pernah dialaminya di Baghdad membuatnya semakin bersemangat untuk menerima tugas kemanusiaan lainnya. “Pengalaman itu mahal, jadi jangan pernah ragu untuk mencoba. Ambil kesempatan yang diberikan karena kita tidak pernah tahu kapan kesempatan itu akan datang kembali. Namun yang terpenting bagi saya adalah adanya kesempatan untuk bersentuhan langsung dengan para korban konflik dan memberikan mereka bantuan kemanusiaan. Situasi seperti itu mudah-mudahan tidak akan saya alami lagi di Indonesia” tutupnya.

Iven Sufirman, bersama para kolega ICRC Baghdad, Iraq