Ketika situasi keamanan di Fallujah memburuk, Fawzia, janda berusia 55 tahun, dan keluarganya melarikan diri dari rumahnya untuk mencari perlindungan ke tempat kerabatnya di Ain Al-Tamur, sebuah kota yang terletak di sebelah barat Karbala, 120 kilometer dari Fallujah.
VIDEO – Pada 15 Januari 2014 ICRC memberikan bantuan kemanusiaan kepada ratusan keluarga di provinsi Al-Anbar Irak. Semakin banyak warga yang melarikan diri karena meningkatnya kekerasan di kota Fallujah, mereka mencari perlindungan di Ain Al-Tamur, sebuah kota barat dari Karbala (120 km dari Fallujah). Hampir 900 orang yang mendapatkan bantuan kemanusiaan berupa makanan, selimut dan bahan kebutuhan dasar lainnya, dan keluarga Fawzia merupakan salah satu yang mendapatkan bantuan tersebut.
Di rumah keluarga Fawzia di Fallujah, Fawzia beserta anak-anaknya yang berusia remaja, dan keluarga putrinya serta keluarga anak laki-laki sulungnya mendengar suara ledakan. “Kami langsung memutuskan untuk meninggalkan rumah dan pindah ke Amiriat Al-Falujah, 25 kilometer dari kota. Saya khawatir dengan anak laki-laki saya yang berusia 15 tahun yang terluka oleh mortir selama kekerasan di Fallujah pada tahun 2006 lalu,” cerita Fawzia dengan berlinang air mata.
Namun situasi ketika mereka mencapai Amiriat Al-Falujah juga tidak lebih baik.
“Ketika kami tiba di rumah orang tua suami putri saya, kami terkejut menemukan situasi di sana lebih buruk daripada di Fallujah,” kata Fawzia. “Suara ledakan yang begitu keras menimbulkan rasa takut bagi cucu saya. Inilah sebabnya mengapa kami memutuskan untuk meninggalkan kota dan pergi ke kerabat kami yang lain di Ain Al-Tamur.”
Sebuah perjalanan berbahaya
Suaminya Amal, putrinya Fawzia yang baru saja menikah, membantu keluarga Fawzia untuk menyewa mobil yang membawa mereka ke tempat yang lebih aman. Keluarga Fawzia meninggalkan Amiriat Al-Fallujah saat matahari terbenam. Semua kegiatan yang mengharuskan kami untuk pergi keluar kota menjadi sangat sulit karena situasi keamanan yang buruk dan keadaan jalanan yang berbahaya. Anak-anak takut oleh suara ledakan dan peluru yang terbang di atas kepala mereka.
“Sebuah perjalanan yang sangat mengerikan,” kenang Amal sambil menangis. “Kami membutuhkan waktu satu malam untuk mencapai Ain Al-Tamur. Cuaca sangat dingin dan kami juga mengkhawatirkan anak-anak kami. Saya tidak tahu apa yang terjadi dengan suami saya, ia tetap tinggal di Al-Fallujah untuk mengurus orang tuanya. Saya belum mendengar kabar darinya selama sepuluh hari. Dalam situasi seperti ini, sangat berat rasanya ketika anda kehilangan kontak dengan orang yang dicintai.”
Ain Al-Tamur tempat dimana ICRC membantu para keluarga menghubungi para kerabatnya yang terpisah. Saat ini mereka tinggal dengan kerabat yang sudah menyiapkan satu ruangan untuk Fawzia, dan kedua anaknya, sementara anak laki-lakinya yang sudah menikah menyewa sebuah rumah tua di mana ia dan keluarganya sekarang tinggal.
“Anda memberi saya harapan dan saya berterima kasih,” kata Fawzia. “Kami berdoa agar situasi menjadi stabil sehingga kami bisa kembali ke rumah.”
Apa saja yang ICRC lakukan di Irak pada bulan Januari 2014 lalu:
- Lebih dari 4.000 rumah tangga yang terdiri dari kurang lebih 26.000 orang, mengungsi akibat kekerasan yang terjadi baru-baru ini di provinsi Al- Anbar, telah menerima bantuan makanan dan kebutuhan dasar rumah tangga;
- Tangki air telah didistribusikan untuk meningkatkan akses terhadap air minum untuk hampir 700 orang di Al Rahhaliya yang meninggalkan rumah mereka melarikan diri dari kekerasan yang terjadi di provinsi Al- Anbar;
- Sekitar 35.000 pasien menerima pengobatan medis yang diberikan di 13 pusat-pusat perawatan kesehatan yang dikelola oleh ICRC;
- Rumah sakit Al-Yarmouk di Baghdad mendapat bantuan di lapangan dari seorang ahli bedah ICRC guna meningkatkan kapasitas layanan darurat;
- Lebih dari 2.200 pasien menerima perawatan di sepuluh pusat rehabilitasi fisik ICRC – Pusat Bedah Rehabilitasi Fisik.
Sumber Berita: ICRC.org