Husnil Saleh, Administrator ICRC Khartoum

Tidak sulit untuk mengagumi usaha keras seorang ayah dari tiga orang putra ini, untuk membawa kehidupan keluarganya menjadi lebih baik. Niat, keteguhan hati dan kerja kerasnya memang patut diacungi jempol. Di usianya yang masih tergolong muda ia sudah mencapai posisi yang cukup tinggi di ICRC yaitu sebagai tenaga expatriat administrator yang berbasis di Jenewa.

Bang Husnil, demikian ia biasa disapa, memulai karirnya di ICRC sebagai seorang satpam yang diupah harian pada tahun 1989. Karena ketekunannya ia langsung diangkat menjadi karyawan tetap hanya dalam kurun waktu satu bulan bekerja.

“Saya belum merasa puas dengan apa yang telah saya capai pada saat itu, saya tetap harus berfikir untuk memperbaiki kehidupan keluarga saya,” Kata Bang Husnil, “Menurut saya salah satu cara untuk mendapatkan hidup yang lebih baik adalah dengan belajar. Ini saatnya saya berinfestasi untuk karir saya di masa mendatang, saya langsung ambil kursus komputer yang memang pada waktu itu masih sedikit orang yang mengerti dan harga kursusnya mahal, saya ingat sekali kursus yang saya tempuh selama 3 bulan itu menghabiskan hampir seperempat gaji saya.”

Namun semua hasil kerja keras dan biaya yang dikeluarkannya berbuah manis. Kursus komputer yang diambilnya sekitar tahun 90an ini memberikannya kesempatan untuk unjuk gigi pada manajemen. “Awalnya salah satu staf ICRC meminta saya untuk mengajarinya komputer, yang akhirnya semakin banyak staff yang mengetahui keahlian saya dan kemudian tersebar sampai ke level atas, saya sendiri tidak menyangka bahwa seorang tenaga expatriat administrator sampai meminta tolong pada saya untuk membantunya membuat sebuah laporan keuangan sederhana.” kenang Bang Husnil. Dari sinilah karirnya sebagai satpam berakhir, karena akhirnya ia diberikan kesempatan untuk dinaikan jabatannya sebagai kurir. Dimana pada posisi sekarang ini ia belajar banyak mengenai administratif shipping.

Pada titik inilah karir Bang Husnil langsung naik secara cepat, selama kurang lebih dalam jangka waktu per satu tahun ia diberikan tanggung jawab sebagai kasir, logistik, keuangan, dan Human Resource (SDM). Memasukki tahun ke-4 nya ia bekerja di ICRC Jakarta, ia sudah berhasil duduk menjabat sebagai Asisten nomor 2 disini. “Namun saya masih harus memahami Bahasa Inggris, disinilah saya mengambil kursus bahasa Inggris selama kurang lebih 3 bulan lamanya.”

Bang Husnil foto bersama dengan seluruh staf ICRC Papua (delegasi Papua sudah ditutup kantornya sejak tahun 2009 lalu)

Pada tahun 1996 – 1997 terjadi bencana kekeringan di Papua, ICRC bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) dan Freeport membantu masyarakat setempat guna mengatasi bencana kekeringan tersebut dan Bang Husnil dipercaya untuk menjadi lokal administrator disana. Setelah tugasnya sebagai lokal Administrator di Papua selesai lalu menyusullah tugas-tugas baru di beberapa kota besar lainnya, seperti: Aceh, Pontianak, Poso, Atambua dan masih banyak lagi. Setelah beberapa misi lokalnya berhasil dilaksanakan, pada tahun 1999 Bang Husnil ditugaskan untuk mendirikan kantor delegasi ICRC di Kuala Lumpur.

Bang Husnil dalam misinya menjadi lokal administrator di Aceh (delegasi ICRC Aceh juga sudah ditutup pada tahun 2009)

Debutnya sebagai administrator dimulai pada Employee Delegation (ED) on Mission di tahun 2006 yang membawa Bang Husnil ke misi pertamanya di Sudan. Sampai sekarang ini Bang Husnil sudah bertugas menjadi administrator di beberapa negara konflik di seluruh dunia.

“Pesan saya bagi kalian yang ingin sukses adalah: Do your best! Lakukan segala sesuatunya dengan seluruh kemampuan yang kamu punya, disiplin, dan targetkan hidup kamu untuk menjadi yang terbaik!” pesan Bang Husnil diakhir wawancara kami. “Ingat kesempatan tidak datang dua kali, jadi manfaatkan setiap kesempatan yang diberikan kepada kamu.”