Jenewa / Yerusalem (ICRC) – Presiden Komite Internasional Palang Merah (ICRC), Peter Maurer, mengatakan bahwa dialog substansial dengan Israel diperlukan guna memperbaiki kehidupan rakyat Palestina yang menderita akibat pendudukan yang dilakukan oleh Israel.
Presiden Maurer berbicara pada akhir kunjungan empat harinya ke Israel dan wilayah pendudukan, kunjungan pertamanya ke daerah tersebut setelah ia menjabat sebagai Presiden ICRC tahun lalu, Presiden Maurer mengatakan bahwa pentingnya keseimbangan baru yang harus dicapai antara keamanan dan kemanusiaan.
“Masalah yang penting untuk dipertimbangkan adalah apa langkah-langkah yang diperlukan untuk memulihkan dan meningkatkan kondisi kehidupan rakyat Palestina,” kata presiden ICRC. Selama kunjungan Presiden Maurer di Gaza, ia bertemu dengan keluarga para tahanan yang ditahan di penjara-penjara Israel dan melihat bagaimana pembatas Tepi Barat ini mengisolasi desa-desa Palestina.
Presiden Maurer juga bertemu para pemimpin politik senior, termasuk Presiden Israel Simon Peres, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Palestina Rami Hamdallah dan Perdana Menteri Gaza Ismail Haniyeh.
Pertemuan dan diskusi-diskusi sudah dilakukan dengan transparan dan sangat berguna, kata Presiden Maurer. Namun, ia menambahkan bahwa setelah 46 tahun pendudukan oleh Israel, ini merupakan waktu yang tepat untuk berdiskusi dengan pemerintah Israel tentang dampak yang merugikan dari kebijakan-kebijakan pendudukan.
“ICRC dapat berdialog langsung di semua level merupakan hal yang sangat penting,” kata Presiden Maurer. “Baru kemudian hal mengenai legitimasi keamanan dapat ditimbang secara tepat atas besarnya dampak akibat pendudukan terhadap masyarakat Palestina.”
“ICRC prihatin dengan konsekuensi kemanusiaan terhadap penduduk Palestina karena beberapa keputusan Israel – seperti merubah batas-batas wilayah Tepi Barat dan pendirian pemukiman, termasuk di Yerusalem Timur – yang tidak sesuai dengan kewajiban-kewajiban Israel berdasarkan Hukum Humaniter Internasional,” Presiden Maurer menambahkan.
“Kami yakin jika mematuhi Hukum Humaniter Internasional, maka akan mengurangi penderitaan manusia di kedua belah pihak secara signifikan,” kata Presiden Maurer. “Ini akan menguntungkan kedua belah pihak, baik untuk pihak Palestina maupun Israel, dan membuka jalan bagi resolusi damai atas konflik mereka.”
Berikut ini beberapa kegiatan Presiden Maurer lainnya pada kunjungan empat harinya di Israel dan wilayah pendudukan.Video salah satu keluarga ketika mengunjungi keluarganya yang ditahan:
Fatma Abu Khatlah membawa kedua anaknya untuk menemui ayah mereka yang ditahan di penjara Israel. Bagi Mohanned kecil ini merupakan kali pertamanya bertemu ayahnya, yang telah ditahan sejak tahun 2008 lalu.
Program kunjungan keluarga terhadap para tahanan yang ditahan di Israel yang difasilitasi oleh ICRC ini telah berjalan sejak tahun 1967, sempat dihentikan bagi warga Gaza pada tahun 2007 dan kembali berjalan bulan Juli 2012. Pada awal program ini hanya pasangan suami atau istri dan orang tua saja yang boleh mengunjungi para tahanan, namun sejak bulan Mei lalu anak-anak usia dibawah 8 tahun akhirnya diberi ijin untuk mengunjungi ayah mereka.