Jenewa / Damaskus (ICRC) – Komite Internasional Palang Merah (ICRC) sangat prihatin mengenai penderitaan yang dialami oleh penduduk sipil di Homs yang mana situasi semakin  buruk karena bantuan kemanusiaan masih belum mereka dapatkan. Hari Rabu (27/06/12) lalu, tim ICRC dan Bulan Sabit Merah Arab Suriah tidak diperkenankan memasuki kota yang paling parah terkena dampak kekerasan.

“Setelah berupaya selama hampir seminggu, kami akhirnya mendapatkan kesepakatan dengan kedua belah pihak baik pihak pemerintah dan pihak kelompok oposisi untuk mengadakan gencatan senjata sementara guna mempermudah staf kami mengevakuasi penduduk sipil yang sakit dan terluka, serta memudahkan kami mendistribusikan bantuan medis,” kata Beatrice Megevand-Roggo, kepala operasi ICRC untuk Timur Tengah dan sekitarnya. “Namun ketika berada di lokasi, kesepakatan yang sudah disetujui tidak terpenuhi dan staf kami tidak dapat melanjutkan evakuasi.”

Bisa dikatakan hanya ICRC dan Bulan Sabit Merah Arab Suriah-lah organisasi kemanusiaan yang bekerja di lokasi yang paling parah terkena dampak kekerasan di Syria. Akses yang aman dan tanpa hambatan akan sangat membantu pekerjaan mereka. Tim ICRC dan Bulan Sabit Merah Arab Suriah mengambil resiko besar untuk melaksanakan tugas mereka. “Sangat disayangkan, Bulan Sabit Merah Arab Suriah telah kehilangan empat anggotanya ketika bertugas dalam beberapa bulan terakhir ini,” kata Beatrice.

Sejak awal tahun 2012, ICRC telah memberikan bantuan kemanusiaan bagi 400.000 orang yang terkena dampak kekerasan. Sedangkan kebutuhan yang dibutuhkan secara keseluruhan masih sangat besar dan belum terpenuhi. Sesuai dengan Hukum Humaniter Internasional, orang-orang yang sakit dan terluka harus mendapat perawatan medis dan perhatian yang layak secara cepat dan tanpa penundaan, serta semua langkah harus ditempuh untuk memfasilitasi evakuasi mereka. Pihak-pihak yang terkait pun harus melindungi penduduk sipil, termasuk mengizinkan para penduduk untuk pindah ke daerah yang lebih aman.