Indonesia – Sejak memenangkan putaran nasional Kompetisi Pengadilan Semu (Moot Court Competition) Hukum Humaniter Internasional Desember lalu [lihat berita lebih lanjut], Farah Nabila, Jesslin Guvani, dan Valdano Paulo Ruru, tiga mahasiswa Universitas Indonesia ini sedang mempersiapkan diri menuju putaran regional Asia Pasifik Kompetisi Pengadilan Semu (Moot Court Competition) HHI yang akan berlangsung di Hongkong. Seberapa siapkah mereka menghadapi Moot Court Competition mendatang? Berikut rangkuman wawancara ICRC Jakarta dengan mereka.
Halo Nabila, Jesslin dan Valdano, ceritain sedikit dong pengalaman kamu ketika mengikuti putaran nasional Desember lalu?
Farah Nabila (FN): Saya sangat gugup sekaligus excited. Setiap babak memiliki atmosfir dan tingkat kesulitan yang berbeda. Pihak lawan bagus-bagus dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan para juri sangat menantang, Ini merupakan pengalaman yang sangat bagus dan tak terlupakan. Saya belajar banyak dari kompetisi ini.
Jesslin Guvani (JG): Kompetisi yang membuat saya frustasi sekaligus sangat menarik. Senang melihat banyaknya kompetitor yang handal selama kompetisi ini berlangsung, dan juga para juri yang sangat lugas. Setiap babaknya memiliki diskusi yang berbeda, jadi kamu bisa selalu menemukan sesuatu yang baru untuk dipelajari.
Valdano Paulo (VP): Tentu saja kompetisi ini merupakan pengalaman yang sangat menyenangkan. Pihak lawan dan para juri sangat cerdas, mereka membuat kami kesulitan ketika memberikan argumen-argumen kami. Atmosfirnyapun sangat kompetitif, semuanya memberikan yang terbaik dalam kompteisi ini. Tapi secara keseluruhan, sangat menyenangkan bisa ikut kompetisi ini.
Apa sih HHI menurut kamu? Berdasarkan pada apa yang kamu pelajari dan alami selama putaran nasional kompetisi ini?
FN: HHI sangat berarti bagi saya. Ini merupakan hukum inetrnasional pertama yang saya pelajari. Apalagi setelah saya berlatih dan melakukan banyak research, saya melihat betapa pentingnya HHI, karena kemanusiaan merupakan konsep yang sangat luas oleh karena itu HHI menjadi sangat penting untuk memberikan batasan dalam situasi konflik bersenjata.
JG: Setelah membaca kasus-kasus apa yang terjadi di Rwanda, Yugoslavia, saya akhirnya menyadari batpa pentingnya HHI. Mungkin banyak orang tidak terlalu peduli dengan kasus-kasus tersebut namun melihat apa yang dapat dilakukan oleh manusia terhadap orang banyak tanpa belas kasihan, sangat menyedihkan, oleh karena itu kita membutuhkan hukum yang mengendalikan manusia itu sendiri. HHI sangat penting bagi saya.
VP: HHI merupakan hukum yang sangat menarik bagi saya. Ini menarik karena HHI mencoba untuk memberikan perlindungan terhadap orang yang dalam kondisi dimana manusia dalam kondisi yang sangat sulit.
Bagaimana dan kapan kamu jadi tertarik terhadap HHI?
FN: Saya pernah mendengar HHI sebelumnya, namun semakin jatuh cinta dengan HHI setelah terlibat langsung dengan Moot Court HHI.
JG: Jujur saja, saya tertarik dengan HHI setelah terlibat dengan Kompetisi Moot Court HHI ini, Ini membuka pikiran saya terhadap HHI.
VP: Saya tertarik HHI sejak 2 tahun lalu. Di tahun pertama, saya mencoba untuk masuk dalam tim HHI Universitas Indonesia (UI). Namun saya gagal, namun saya menemukan bahwa HHI ini sangat menarik, dan saya tahu bahwa saya sangat ingin mengetahui lebih banyak mengenai hukum ini.
Apa yang memotivasi kamu untuk mengikuti kompetisi ini?
FN: Pada dasarnya, saya ingin mendapatkan pengalaman baru dan ingin meningkatkan bahasa Inggris saya. Kompetisi ini memberikan saya keduanya, selain itu ini merupakan kesempatan saya untuk belajar mengenai HHI.
JG: karena saya ingin mendapatkan pengalaman, belajar lebih dari sekadar di universitas, dan berkembang dari situ.
VP: Ketertarikan saya pada HHI dan juga saya ingin membuat keluarga saya bangga.
Sudah sejauh mana persiapan kamu menghadapi Kompetisi Regional Hongkong besok?
FN: Melelahkan sekaligus menyenangkan. Jadwal kami sangat padat dan kami juga diharapkan untuk membaca banyak buku, surat kabar dan melakukan banyak research. Kami juga menemukan dan belajar banyak hal baru di setiap latihan dan diskusi yang kami lakukan. Kami bekerja sangat keras untuk kompetisi ini.
JG: Persiapannya sangat ketat, kami menjadwalkan latihan kami, dan memastikan kami mempersiapkan segala sesuatu yang kami butuhkan.
VP: Bagi saya persiapannya sangat sulit. Banyak kejadian yang tidak terduga di beberapa bulan terakhir ini. Namun teman-teman di tim saya sangat membantu saya, dan saya yakin dapat melalui segala sesuatunya bersama mereka.
Bagaimana perasaan kamu ketika kamu mendapatkan kesempatan untuk pergi ke Hongkong? Apakah kamu sudah pernah ke Hongkong sebelumnya?
FN: Saya pernah sekali ke Hongkong untuk berlibur sebelumnya. Namun, ini akan menjadi kompetisi saya yang pertama dalam skala yang besar. Saya sangat menantikan kompetisi ini.
JG: Saya belum pernah ke Hongkong sebelumnya jadi ini merupakan perjalanan saya kesini. Saya merasa ini merupakan kesempatan yang sangat baik bagi saya untuk belajar dan lebih maju, kami akan memberikan yang terbaik di kompetisi nanti.
VP: Ini perjalanan kedua kalinya, yang pertama merupakan perjalanan liburan bersama keluarga saya. Saya yakin ini akan menjadi pengalaman yang sangat baik bagi saya, saya akan belajar banyak hal, bertemu dengan banyak orang hebat, dan tentunya akan menjadi kenangan yang berharga bagi saya.
Wah.. selamat dan semoga berhasil pada Kompetisi Moot Court mendatang, kami mendukung dengan doa ya :)