Jenewa (ICRC) – Komite Internasional Palang Merah (ICRC) pekan ini meluncurkan satu fase baru dalam kampanye penyadaran publik akan pentingnya dan relevansi hukum perang.
Hari ini sebuah video kritis secara mengejutkan mengingatkan kita bahwa di masa perang, korban sipil adalah hasil pilihan, bukan kecelakaan. Melalui rutinitas pagi seorang anak di suatu Negara yang tengah berperang, video pendek berjudul “Decisions” menunjukkan betapa pilihan untuk menghormati hukum yang dapat melindungi warga sipil dan menyelamatkan nyawa adalah sebuah pilihan.
“Don’t be Numb”, sebuah game online, menyajikan cara baru kepada generasi muda untuk terlibat dalam Konvensi Jenewa. Microste interaktif ini berisi kuis, visualisasi data, dan informasi tentang hukum perang. Situs ini menguji generasi milenial dan generasi Z tentang pilihan yang mereka anggap penting dalam sebuah konflik dan pengetahuan mereka tentang prinsip-prinsip dasar kemanusiaan yang menggarisbawahi Konvensi Jenewa –luar biasa penting sekarang ini untuk memastikan generasi muda tidak tumbuh tanpa pemahaman mengenai pentingnya aturan perang.
Survei ICRC People on War, yang diadakan tahun lalu dengan 17,000 responden yang tersebar di 16 negara, mengindikasikan dukungan yang luar biasa pada keyakinan bahwa perang harus memiliki batas. Delapan dari sepuluh orang yang disurvei berpikir bahwa kombatan sebisa mungkin harus menghindari warga sipil saat menyerang musuh. Jumlah yang sama berpendapat bahwa menyerang rumah sakit, ambulans, dan pekerja kesehatan demi melemahkan musuh, adalah salah.
Namun demikian, survey ini juga mengungkap pandangan yang mencemaskan soal penyiksaan dan korban sipil. Hanya 50% yang disurvei di Negara Anggota Tetap DK PBB (Cina, Prancis, Rusia, Inggris dan Amerika) dan Swiss menganggap bahwa salah jika menyerang musuh di daerah padat penduduk karena banyak warga sipil yang akan terbunuh.
“Perang tanpa batasan adalah perang tanpa akhir. Orang-orang di seluruh dunia sangat percaya bahwa batasan harus diberlakukan dalam perang, dan mereka yang tinggal dalam situasi konflik sehari-hari masih percaya bahwa batasan mencegah konflik dari spiral,” kata Presiden ICRC, Peter Maurer. “Tapi dalam banyak situasi kita melihat kurangnya penghargaan terhadap prinsip-prinsip dasar hukum humaniter internasional ketika menyangkut pertikaian, bagaimana perang dilaksanakan dan bagaimana senjata digunakan.”
Sebagai organisasi kemanusiaan yang telah, sejak diciptakan, memainkan peran utama dalam mempromosikan, mengembangkan dan melindungi hukum perang, ICRC khawatir bahwa banyak orang mulai menganggap sebuah hal yang normal bahwa faktanya warga sipil dijadikan target, rumah sakit dibom, para tahanan dieksekusi. ICRC khawatir bahwa anak muda yang tumbuh dewasa sekarang ini akan menjadi generasi yang terbiasa pada dampak tragis dari konflik dan bahaya membiarkan peraturan perang yang terkikis.
“Landasan dasar kemanusiaan bersama kita ditantang. Kami tidak bisa membiarkan pemboman warga sipil atau serangan terhadap rumah sakit menjadi dapat diterima, untuk menjadi sesuatu yang normal,” kata Presiden Maurer. “Orang-orang yang menderita dalam peperangan seharusnya mendapatkan tidak kurang penghormatan atas hukum yang melindungi hidup dan martabat mereka.”
Film yang tersedia dalam bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Arab, Cina, Rusia dan Portugis, mengundang pemirsa untuk mengunjungi therulesofwar.org guna mempelajari lebih lanjut tentang Konvensi Jenewa.
Kuis bisa dilihat di dontbenumb.icrc.org dalam bahasa Inggris, Prancis atau Spanyol.
Dua media pendidikan ini akan dipromosikan di Facebook dan saluran sosial lainnya. Film ini dibuat atas kolaborasi dengan biro iklan Sra.Rushmore di Madrid, Spanyol.