Sebagai bagian dari kegiatan program Eksplorasi Hukum Humaniter (EHH), perayaan 150 tahun ICRC dan 20 tahun Dompet Dhuafa, diselenggarakanlah Lomba Poster Kemanusiaan. Kali ini ICRC menggandeng Dompet Dhuafa sebagai mitra utama. Tema besar Kemanusiaan sengaja dipilih karena lomba ini adalah kolaborasi 4 lembaga yang peduli kemanusiaan (ICRC – Dompet Dhuafa – Darunnajah dan UIN Jakarta) yang menargetkan peserta dari 14 pesantren; yakni 11 pesantren yang telah menjalankan eksperimentasi EHH dan 3 pesantren terpilih lainnya yakni Pesantren Diniyyah Putri, Padang Panjang, Sumatera Barat, Pesantren Darussalam, Ciamis, Jawa Barat dan Pesantren Dayyah Jeumala Amal, Nanggroe Aceh Darussalam. Setiap pesantren mengirim sekitar sepuluh poster terbaik yang telah melalui seleksi internal. Total ada sekitar 140 buah karya yang diterima panitia.

Decak Kagum Saat Pra Penjurian dan Penjurian

Demi menjaga objektivitas dan netralitas, identitas pembuat poster sengaja disembunyikan (diganti nomor), sehingga setiap poster murni dinilai berdasar kriteria penilaian yang telah ditetapkan yakni: penyampaian pesan, orisinalitas, relevansi dengan tema kemanusiaan, inovasi, kreativitas, identitas budaya dan teknik yang kaya & terampil. Demi alasan objektivitas dan netralitas pula, Darunnajah sama sekali tidak dilibatkan dalam proses penyeleksian.

Tahap pertama adalah Pra Penjurian, 140 poster disaring menjadi 60 besar oleh Etika Setiawanti & Ilham Pradipta dari Dompet Dhuafa, Iin Handayani Dewi & Ita Anistianah dari UIN Jakarta, dan Zezen Zaenal Mutaqin, Melati Adidamayanti dan Freddy Nggadas dari ICRC. Tahap kedua adalah Penjurian yang melibatkan empat juri: Sabeth Abilawa (Manajer Umum, Sekretaris Perusahaan Dompet Dhuafa), Ahmad Fuadi (alumnus Gontor, jurnalis, penulis novel laris Negeri5Menara dan pendiri Komunitas Menara), Marini Widowati (aktivis sosial, arsitek dan pelukis) dan Irénée Herbet (Penasihat Regional untuk Urusan Kemanusiaan ICRC). Empat juri inilah yang memutuskan para pemenang dan siapa saja yang masuk ke dalam sepuluh besar. Saat Pra Penjurian dan Penjurian terasa sangat hidup, diisi mulai dari decak kagum atas karya-karya peserta, argumentasi sampai humor penuh tawa.

Empat juri penentu saat diskusi yang diwarnai argumentasi dan humor penuh tawa. Ki-ka: Sabeth Abilawa (Manajer Umum, Sekretaris Perusahaan Dompet Dhuafa), Irénée Herbet (Penasihat Regional untuk Urusan Kemanusiaan ICRC), Ahmad Fuadi (alumnus Gontor, jurnalis, penulis novel laris Negeri5Menara dan pendiri Komunitas Menara) dan Marini Widowati (aktivis sosial, arsitek dan pelukis). © ICRC/Adidamayanti

Panitia dan juri. Ki-ka: Frédéric Fournier (Kepala Delegasi ICRC), Zezen Zaenal Mutaqin, Ahmad Fuadi, Melati Adidamayanti, Marini Widowati, Sabeth Abilawa dan Irénée Herbet. © ICRC/Swastika

Pengumuman Pemenang dan Pembukaan Pameran Poster Kemanusiaan

Lima belas Mei. Saat yang ditunggu pun tiba. Dua puluh delapan poster terbaik dan artistik dibingkai rapi dan dipamerkan di dinding-dinding kantor Delegasi ICRC di Jakarta selama sebulan sampai tanggal 15 Juni. Pameran diadakan secara bersahaja, diawali dengan pengumuman para pemenang dan penyerahan hadiah-hadiahnya.

Suasana pameran: Dinda, Rizki dan Salma dari Pesantren Darunnajah Jakarta di depan poster karya Salma Hanawati. © ICRC/Nggadas

Pemenang ke-3 adalah Rifka Amna dari Pondok Pesantren Dayyah Jeumala Amal, Nanggroe Aceh Darussalam. Penyerahan hadiah oleh Kushartoyo Budi Santoso (wakil ICRC yang sedang berada di Universitas Syiah Kuala, NAD) kepada Juaeni (perwakilan Dayyah Jeumala Amal).

Pemenang ke-2: Galang Amrullah dari Pondok Pesantren Raudhatussalam Yogyakarta berjabat tangan saat akan menerima trofi dari Frédéric Fournier, sementara Ursula Langouran dari ICRC dengan bangga memamerkan karya Galang.© ICRC/Nggadas

Pemenang Pertama: Amyra Amalia dari Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta saat menerima hadiah komputer tablet dan trofi dari Muhammad Thoriq Helmi, Direktur Program Dompet Dhuafa. © ICRC/Nggadas

Para pemenang dengan karya-karyanya. Ki-ka: Mora (mahasiwa magang asal NAD, mewakili Rifka Amna), Amyra Amalia dan Galang Amrullah. ©ICRC/Nggadas

Yang termasuk sepuluh terbaik adalah Fahmi Alfanurrahman dari Pesantren Nurul Huda Madura, Dinda Ghumayda dari Pesantren Darunnajah Jakarta, Merisa Ammelia Sari dari Pesantren ArRaudhatul Hasanah Medan, Myla Waridatusulusi dari Pesantren Al Islam Ponorogo, Ilham Akbar Muhammadi dari Pesantren Darussalam Jawa Barat, Lari Gau dari Pesantren Al Ikhlas Nusa Tenggara Barat dan Salma Hanawati dari Pesantren Darunnajah Jakarta. “Kalau melihat komposisi pemenang, bagus karena mewakili keragaman tempat di Indonesia,” komentar Ahmad Fuadi.

“Karya-karya peserta, selain mengajak kita untuk melihat, juga mengajarkan kita untuk ‘mendengarkan’ beragam opini anak muda mengenai kemanusiaan,” ujar Frédéric Fournier. Sementara Muhammad Thoriq Helmi sangat mengharapkan kerjasama antara Dompet Dhuafa dan ICRC setelah lomba dan pameran ini, dapat terus ditingkatkan dan dijalin berkesinambungan. “Hasil karya peserta lomba lebih baik dari yang diperkirakan. Beberapa karya memiliki makna yang mendalam dibalik sekedar karya yang nyaman di mata. Secara keseluruhan, menunjukkan tingkat pemahaman peserta mengenai “Kemanusiaan” yang baik. Selamat untuk seluruh peserta!” ujar Marini Widowati.

Hadiah- hadiah untuk 10 terbaik:

Juara 1: Komputer tablet + piala + 2 sertifikat + tas + suvenir ICRC & Dompet Dhuafa
Juara 2: Laptop + piala + 2 sertifikat + tas + suvenir ICRC & Dompet Dhuafa
Juara 3: Netbook + piala + 2 sertifikat +  tas + suvenir ICRC & Dompet Dhuafa
Juara 4 s/d 10: Dua sertifikat +  tas + suvenir ICRC & Dompet Dhuafa
* Semua peserta lomba akan menerima sertifikat dan kenang-kenangan dari Dompet Dhuafa dan ICRC.

14 Pesantren yang telah berpartisipasi juga akan menerima hadiah berupa perlengkapan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) dan buku-buku dari Dompet Dhuafa, ICRC dan ARS86Care