Dalam beberapa hari terakhir ini, ribuan orang meninggalkan tempat tinggal mereka di zona tempur di Sirte, menuju ke gurun atau desa-desa terdekat ke arah timur atau barat. Komite Internasional Palang Merah (ICRC) dan Bulan Sabit Merah Libya meningkatkan upaya bantuan bagi para pengungsi
“Penduduk sipil yang melarikan diri dari Sirte melaporkan bahwa air dan listrik kota Sirte sering diputus, stok makanan sangat minim dan akses ke perawatan kesehatan sangat sulit,” kata Georges Comninos, kepala delegasi ICRC Tripoli. “Kami juga mendengar mengenai sangat minimnya stok obat-obatan dan peralatan medis di rumah sakit. Kami semakin prihatin dengan situasi keamanan di sana.”
ICRC juga berupaya untuk mendapatkan akses ke Sirte secepat mungkin. Sebuah kapal bermuatan persediaan medis dan bantuan kemanusiaan telah disiagakan dan siap berangkat dari pelabuhan Misrata.
Sekitar 3.000 pengungsi, banyak diantaranya adalah anak-anak, perempuan dan orang tua, tersebar di daerah padang pasir antara Sirte dan Harawa, sekitar 30 kilometer timur Sirte. “Para pengungsi tidak ingin pergi lebih jauh lagi. Meskipun kondisi hidup sangat sulit, mereka ingin tetap berada sedekat mungkin dengan rumah mereka,” kata Patrick Schwaerzler, kepala sub-delegasi ICRC di Benghazi, yang tergabung dalam misi ke daerah tersebut. “Mereka tidak memiliki toilet dan kamar mandi yang layak, dan mereka tidak memiliki air minum yang cukup. Mereka juga mulai terjangkit penyakit diare dan demam. Sementara itu layanan perawatan medis belum ada.” Pada tanggal 26 September lalu, air dan peralatan kebersihan dibagikan kepada 1.200 pengungsi. Para pengungsi di yang datang ke kawasan tersebut membutuhkan lebih banyak bantuan.
Di Harawa, 20 km ke arah timur, situasinya tidak lebih baik. Bekerja sama dengan Bulan Sabit Merah Libya, ICRC telah mendistribusikan air bersih berikut perlengkapan kebersihan lainnya untuk 6.600 pengungsi dari Sirte serta penduduk setempat. Sekitar 57.000 botol makanan bayi juga telah didistribusikan di daerah tersebut.
Sekitar 100 km di sebelah barat Sirte, ratusan orang mengungsi ke Washka, bergabung dengan pengungsi lainnya dari Misrata dan Tamina. Sebagian besar ditempatkan di sekolah-sekolah dan rumah-rumah kosong. Pada tanggal 27 September lalu, para relawan Bulan Sabit Merah Libya dan staf ICRC mendistribusikan makanan, peralatan dapur, perlengkapan kebersihan dan popok untuk 850 pengungsi. Perlengkapan-perlengkapan serupa juga sediakan bagi sekitar 700 pengungsi dari Sirte, Tawargha dan Tamina di Wadi Mara, sebuah desa padang pasir yang terletak sekitar 170 kilometer tenggara Misrata.
Para pengungsi yang berada di Washka dan Wadi Mara, khususnya anak-anak dan wanita hamil, juga sangat membutuhkan perawatan kesehatan serta air minum.
Sekali lagi, ICRC mengingatkan agar pihak-pihak yang berperang di Libya dan
pasukan NATO memiliki kewajiban sesuai dengan Hukum Humaniter Internasional (HHI). Terutama bahwa mereka setiap saat harus melindungi penduduk sipil dan menjamin akses yang aman bagi petugas perawatan medis dan bantuan kemanusiaan.