Konflik bersenjata, bencana menyebabkan banyak keluarga terpisah dari orang-orang yang mereka cintai tanpa mengetahui di mana keberadaan mereka. Perpisahan membawa kepada penantian panjang tanpa kepastian namun penuh harap. Keluarga berhak tahu nasib kerabat mereka yang hilang. Pemerintah dan pihak yang berwajib bertanggung jawab untuk memberi informasi dan untuk mempersatukan kembali keluarga yang terpisah.

Dalam beberapa kasus, mungkin mereka yang terpisah ternyata sudah meninggal dunia. Ilmu forensik berperan dalam mengidentifikasi jenazah mereka yang meninggal dalam konflik atau bencana, dan mengembalikan mereka ke keluarga agar dapat dimakamkan dengan layak.

Lebih jauh lagi, Jacqueline Rodriguez Fernandez, ICRC Regional Forensic Manager untuk wilayah Asia dan Pasifik, mengatakan kerja forensik juga membantu pemerintah dan pihak berwenang untuk mengomunikasikan tentang apa yang sebenernya terjadi pada jenazah.

Proses identifikasi tidak mudah dan melibatkan banyak faktor dan ilmu pengetahuan lainnya, seperti patologi, antropologi, entomologi dan sebagainya. Informasi penting dalam proses identifikasi juga bersumber dari keluarga berupa informasi ante mortem. Data antemortem adalah data yang dikumpulkan ketika seseorang tersebut masih hidup, seperti warna mata, warna rambut, bekas luka. Data ini kemudian dicocokkan dengan data jenazah. Berikut ini merupakan video wawancara kami dengan Jacqueline:

Ratusan bahkan ribuan orang di berbagai belahan dunia masih belum dapat ditentukan keberadaannya akibat konflik dan bencana, juga migrasi. ICRC telah melakukan berbagai upaya untuk membantu dalam situasi ini seperti melalui proses tracing, mendukung keluarga yang kerabatnya hilang, termasuk menggunakan ilmu dan pakar forensik untuk mengidentifikasi jenazah.

ICRC bekerja di lebih dari 60 negara untuk membantu orang hilang dan keluarga mereka.
Keberhasilan ICRC pada 2015:
1.000 anak-anak berkumpul kembali dengan keluarga
3.650 keluarga yang anggota keluarganya hilang mendapat dukungan psikologis dan psikososial di 21 negara
479.000 anggota keluarga dapat kembali saling mengontak melalui layanan telepon gratis
memberi bantuan berupa layanan forensik di 53 negara
19 negara mendapat dukungan dalam pengembangan hukum nasional dan tindakan terkait orang hilang dan keluarga mereka.