Abstrak
Konflik bersenjata memiliki banyak konsekuensi kesehatan yang merugikan masyarakat yang terkena dampak, yang banyak diantaranya terjadi dalam jangka panjang. Artikel ini menganalisis secara rinci bagaimana hukum humaniter internasional (HHI) dan hak atas kesehatan saling melengkapi di negara-negara yang mewajibkan untuk mengurangi dampak kesehatan baik langsung maupun tidak langsung dari konflik bersenjata non-internasional. Dari asal mula sejarah dan tujuannya melindungi kombatan yang terluka dan sakit saat menjalankan tugas sebagai tentara pemerintah, HHI kemudian berfokus pada perlindungan terhadap korban terluka dan sakit yang diderita akibat dampak kesehatan langsung yang timbul dari konflik bersenjata, seperti cedera akibat perang yang sedang berlangsung. Hak atas kesehatan jauh lebih luas: mewajibkan negara-negara untuk memprioritaskan penyediaan pelayanan kesehatan primer dengan menciptakan dan memelihara sistem kesehatan dasar yang dapat diakses. Fokus ini memungkinkan untuk menyoroti dan menangani dampak kesehatan tidak langsung dari konflik bersenjata, seperti penyebaran penyakit epidemik dan endemik dan meningkatnya sakit dan kematian anak dan ibu.

Tentang Penulis
Amrei Müller, PhD di bidang Hukum (University of Nottingham, Inggris, 2011), saat ini Paska Doktoral di Departemen Hukum Publik dan Internasional Universitas Oslo, Norwegia.

File PDF untuk artikel ini dapat [unduh disini], sedangkan apabila Anda membutuhkannya dalam bentuk cetakan, silahkan pesan ke ICRC melalui email ke dja_djakarta@icrc.org atau mention kami melalui twitter @ICRC_id.