Komite Internasional Palang Merah bekerjasama dengan Program Pasca Sarjana Magister Hukum Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta dan Puslitbang SHN BPHN Kemenkumham Repurblik Indonesia, menggelar seminar sehari dengan tema “Keterlibatan Negara Netral dan Pihak Non Negara terhadap Situasi Konflik Bersenjata serta Konsekuensinya” kemarin (2/10), berlokasi di UPN Veteran Jakarta.

Presenter dan Moderator (ki-ka): Kol. Laut RIza Yasma, SH, MPA. (Kadiskumdangham Babinkum TNI), Dr. Lily Chadidjah Wahid, Dr. Erni Agustina, SH, Sp.N., Ibu Rina Rusman (ICRC), dan Prof. Dr. Jeane Neltje Sally, Sh, MH, APU. ©ICRC/Mia Pitria

Latar belakang diadakannya seminar sehari ini adalah karena situasi konflik bersenjata dan kekerasan lainnya yang terjadi di luar negeri belakangan ini, khususnya terkait dengan fenomena Arab Spring seperti yang terjadi di Mesir dan Suriah, ikut menjadi bagian pembahasan di berbagai forum dalam negeri, baik dalam forum politik maupuan akademis. Dari forum tersebut, tidak sedikit pendapat yang mengemukakan perlunya keterlibatan negara dan masyarakat untuk ikut serta menyelesaikan permasalahan yang mengakibatkan situasi tersebut ataupun untuk mengatasi penderitaan yang ditimbulkan dari situasi tersebut. Selain itu, perlunya kejelasan bagi semua lapisan masyarakat tentang prosedur dan risiko atas setiap bentuk keikut sertaan terhadap situasi konflik bersenjata dan situasi kekerasan lainnya. Berdasarkan pemikiran-pemikiran tersebutlah, keterlibatan Negara netral dan pihak non Negara terhadap situasi konflik bersenjata didiskusikan dalam seminar sehari kemarin.

“Karena ujian sejati HHI adalah apakah pejuang dan para komandan mereka, mematuhi aturan-aturan ini.” kata Frederic Fournier, kepala delegasi ICRC Indonesia, dalam pidato pembukanya. ©ICRC/Mia Pitria

“Konflik menjadi semakin kompleks dan tidak stabil. Kita wajib terus melakukan segala upaya yang dimungkinkan untuk memastikan Hukum Humaniter Internasional (HHI) berjalan sesuai dengan yang menjadi tujuannya yakni melindungi.” Kata Frederic Fournier, kepala delegasi ICRC Indonesia, dalam pidato pembukanya pada acara tersebut. “Karena ujian sejati HHI adalah apakah pejuang dan para komandan mereka, mematuhi aturan-aturan ini.”

Para peserta yang hadir dari berbagai kalangan seperti dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Pemerintahan, TNI, Polisi dan akademisi. ©ICRC/Mia Pitria

Salah satu peserta yang mengajukan pertanyaan di sesi tanya jawab dengan para nara sumber. ©ICRC/Mia Pitria