Komite Internasional Palang Merah (ICRC) baru saja menyelesaikan pemindahan orang-orang antara Tripoli dan Benghazi dan antara Benghazi dan Tripoli dalam operasi yang mulai digelar sejak 23 Juni lalu. “Sebagian besar dari yang sudah dipindahkan adalah warga Libya yang bekerja jauh dari tempat asal mereka dan sedang mengunjungi keluarga atau kerabat ketika konflik meletus,” papar Paul Castella, Kepala Delegasi ICRC di Tripoli. “Setelah terpisah selama empat bulan, mereka rindu bertemu kembali dengan keluarga, dan ada pemandangan suka cita di pelabuhan ketika anggota keluarga akhirnya bertemu kembali.

 

Tripoli. Seorang wanita tiba di pelabuhan bersama keluarganya dan bersiap naik ke kapal yang akan membaya mereka ke Benghazi.

Tripoli. Seorang wanita tiba di pelabuhan bersama keluarganya dan bersiap naik ke kapal yang akan membawa mereka ke Benghazi. © ICRC / R. Waudo

Tripoli. Seorang gadis kecil menunggu keberangkatan dari Tripoli ke Benghazi. Banyak di antara penumpang kapal adalah anak-anak. © ICRC / R. Waudo

Tripoli. Ketika malam tiba, para staff ICRC dan relawan Bulan Sabit Merah Libya membantu penumpang naik ke kapal yang membawa mereka ke Benghazi. © ICRC / R. Waudo

Tripoli. Kapal Ionis yang berbobot 1420 ton menunggu aba-aba untuk berlayar. 300 penumpang diberangkatkan dari Tripoli ke Benghazi dengan kapal sewaan ICRC ini yang berangkat dinihari tanggal 23 Juni lalu. © ICRC / R. Waudo

Benghazi. Wael Jomma dan keluarganya di atas kapal Ionis. Majikan Wael meninggalkan Lybia ketika konflik pecah, memaksa pasangan ini dan bayi kembar mereka yang baru berusia dua bulan kembali ke keluarga Wael di Benghazi. © ICRC / R. Waudo

Benghazi. Keluarga yang sangat lega ini turun dari kapal. Mereka sedang mengunjungi kerabat di Tripoli ketika konflik pecah dan tertahan di ibukota. © ICRC / R. Waudo

Benghazi. Seorang relawan Bulan Sabit Merah Libya menggendong seorang penumpang anak-anak turun dari kapal. © ICRC / R. Waudo

Benghazi. Seorang wanita muda berbicara dengan kerabatnya ketika turun dari Ionis. Ini termasuk mewah karena tidak ada sambungan telepon antara Tripoli dan Benghazi selama empat bulan terakhir. © ICRC / R. Waudo

Benghazi. Seorang suami dipersatukan lagi dengan istrinya. © ICRC / R. Waudo