Lombok – Tiga bulan telah berlalu sejak gempa besar melanda Lombok. Sebagian besar masyarakat Lombok sudah bangkit. Kehidupan berangsur kembali normal. Rumah-rumah sudah didiami kembali. Aktivitas sudah berjalan seperti sedia kala. Akan tetapi, banyak juga yang masih tinggal di tenda-tenda serta membutuhkan dukungan dan bantuan. Sebagian dari mereka tersebar di 5.626 shelter biasa dan 25 shelter khusus penyandang disabilitas yang dibangun Palang Merah Indonesia (PMI). Selain terpenuhinya kebutuhan sandang dan pangan, mereka ingin membangun kembali dan mendiami rumah mereka sendiri. PMI menjadikan pembangunan hunian sementara sebagai bagian dari program pentingnya.
Guna membantu PMI dalam bidang ini, Komite Internasional Palang Merah (ICRC) hari ini menyerahkan bantuan berupa 1.000 shelter toolkit kepada PMI untuk didistribusikan kepada warga yang membutuhkan. Peralatan ini sangat dibutuhkan dalam proses pembangun kembali hunian mereka. Masing-masing paket terdiri atas palu, gergaji, golok, cangkul, sekop, gunting besar, kawat (25 meter), tali tambang (30m), paku atap (1/2 kg), paku sedang (1/2 kg) dan paku besar (1/2 kg). Paket tersebut diangkut dari Jakarta melalui jalan darat dan butuh waktu sekitar tujuh hari sebelum tiba di Mataram.
Kepala Delegasi Regional ICRC untuk Indonesia dan Timor-Leste, Alexander Faite, menyatakan bahwa bantuan tersebut diharapkan akan bermanfaat bagi warga yang masih tinggal di tenda-tenda dan ingin membangun hunian sementara dengan bantuan PMI.
“Jangan sampai kita melupakan Lombok. Ribuan orang yang terkena dampak gempa saat ini masih ada yang tinggal di tenda-tenda. Mengingat musim hujan sudah mulai melanda Lombok, bantuan ini dapat mereka pergunakan untuk membangun hunian sementara. Tentu saja dengan bantuan dari para relawan PMI,” kata Alexandre.
Kepala Sub Tanggap Darurat PMI, Ridwan Sobari, menjelaskan temporary shelter atau hunian sementara idealnya paling lama untuk dua tahun. Bahan-bahannya pun sebagian diambil dari material sisa rumah yang roboh, sementara pembangunannya secara gotong-royong.
Koordinator Pelaksana Shelter PMI Junaedi Adhi Piun mengungkapkan bahwa 1.000 paket shelter toolkit yang diterima hari ini melengkapi 1.064 paket sejenis yang sudah didistribusikan PMI sejak tanggap kemanusiaan perdana PMI di seluruh Lombok. Masing-masing paket dialokasikan untuk dua keluarga, Junaedi menambahkan.
“Kebutuhan di lapangan masih ada termasuk untuk shelter toolkit. Barang-barang bantuan yang baru datang ini akan segera kami distribusikan karena memang masih dibutuhkan oleh banyak warga. Fokusnya nanti di tiga kabupaten – Lombok Utara, Lombok Timur dan Lombok Barat. Program kemanusiaan PMI semacam ini akan terus berlanjut hingga satu setengah tahun ke depan,” Junaedi menjelaskan.
PMI membantu proses pembangunan hunian sementara atau temporary shelter dengan tujuan untuk menyediakan tempat yang aman bagi keluarga yang rentan dan masih hidup di bawah terpal agar mereka bisa memulai lagi aktivitas ekonomi mereka dan terlindung dari hujan.