Pusat Pelayanan Kesahatan (PHCC) di Irak saat ini mempunyai peran yang sangat penting guna memberikan pelayanan kesehatan kepada orang-orang yang membutuhkan. Penyediaan layanan kesehatan ini di beberapa tempat terpencil menjadi terhambat karena kondisi keamanan yang tidak menentu. Sejak tahun 2010 lalu, ICRC berkonsentrasi memberikan bantuan pada Pusat Pelayanan Kesehatan di daerah-daerah rawan kekerasan,  selain itu juga tetap bekerja dengan pemerintahan guna memperkuat pelayanan kesehatan yang sangat penting ini.

Al-Zaidan, Kabupaten Abu Ghraib – 30 kilometer dari Baghdad – situasi keamanan yang tidak menentu pasti akan mempengaruhi keseharian masyarakat setempat. Namun keadaan Al-Zaidan semakin membaik sejak antara tahun 2006 – 2008 lalu, ketika kekerasan sektarian mencapai puncaknya, tetapi keamanan yang semakin ketat dan banyaknya pos-pos pemeriksaan membuat orang-orang semakin sulit untuk bergerak. Selain itu, mereka masih takut beraktifitas di luar rumah ketika menjelang waktu malam hari. Semua ini berdampak langsung pada kemampuan mereka untuk pergi ke rumah sakit dan menerima perawatan kesehatan tepat waktu. © ICRC / O. Moeckli / iq-e-01124

Perjalanan ke kota terdekat, Abu Ghraib atau Baghdad, menjadi sangat sulit, keberadaan pusat pelayanan kesehatan di Al-Zaidan menjadi sangat penting. Pusat pelayanan kesehatan ini mencakup kebutuhan dasar untuk sekitar 47.000 orang yang tinggal di lebih dari 100 desa, desa yang terpencil jaraknya 50 kilometer dari pusat kota. Awaid Hassan, seorang pria yang telah berusia 77 tahun, pada suatu pagi datang ke dokter dan mengeluh tentang sakit di punggungnya. Dia adalah gembala yang telah berkelana ke seluruh negeri guna mencari lahan penggembalaan sebelum tiba di Al-Zaidan empat tahun lalu. © ICRC / O. Moeckli / iq-e-01.125

Awaid Hassan menderita banyak penyakit, hal ini cukup dimengerti karena usianya yg memang sudah lanjut. “Pusat pelayanan kesehatan Al-Zaidan telah menjadi pusat pelayanan kesehatan yang terbaik di wilayah Abu Ghraib. Tempat ini merupakan tempat berlindung yang aman bagi saya,” ia menjelaskan. Dr. Bilal Abdallah merupakan orang yang merawat Awaid Hassan. Kegiatan Dr. Bilal di pusat pelayanan kesehatan ini merupakan bagian dari masa satu tahun pelatihannya mengabdi di tempat-tempat terpencil yang mana merupakan sebuah kewajiban bagi para siswa kedokteran untuk melaksanakan tugas ini guna melengkapi pelajarannya sebelum mereka lulus. © ICRC / O. Moeckli / iq-e-01.126

Pusat pelayanan kesehatan Al-Zaidan yang didirikan pada tahun 1963 hanyalah sebuah pos kesehatan yang kecil sampai tahun 2007 lalu. Rabha hiyal telah bekerja di sana sebagai perawat sejak tahun 2005. Selama tahun-tahun pertempuran Sektarian, petugas yang bertugas di pusat pelayanan kesehatan ini hanya terdiri dari seorang ahli biologi dan Rabha, mereka menyediakan vaksinasi dan obat-obatan serta bahan-bahan pembalut luka. “Menjadi hal yang sulit bagi pasien untuk mencapai pos kesehatan, mereka takut terbunuh,” kenangnya. “Sedangkan bagi para pekerja, kami sering tidak bisa datang untuk bekerja, atau bahkan kami bisa terjebak di pos kesehatan ini selama berhari-hari!” © ICRC / O. Moeckli / iq-e-01127

Pos kesehatan ini menjadi PHCC pada tahun 2007 dan sekarang mempekerjakan 60 orang – termasuk empat dokter dan sembilan asisten medis – dan menjalankan 28 program kesehatan. Perluasan jasa pelayanan kesehatan dan bertambahnya pekerja kesehatan juga merupakan efek dari semakin berkurangnya kekerasan yang terjadi. Layanan yang paling penting yang diberikan oleh pusat pelayanan kesehatan ini adalah perawatan kesehatan yang primer seperti, perawatan ibu dan anak, vaksinasi dan perawatan gizi. © ICRC / O. Moeckli / iq-e-01128

Pusat pelayanan kesehatan ini menerima rata-rata 70 pasien setiap harinya. “Sebagian besar pasiennya adalah bayi dan anak-anak,” jelas Dr Abdallah. “Masalah kesehatan yang paling umum adalah diare, cacingan dan flu. Kami juga sering mengobati pasien yang terjangkit penyakit tipus dan brucellosis, penyakit yang biasanya menyerang orang-orang yang mengkonsumsi susu dari hewan yang terinfeksi penyakit.” © ICRC / O. Moeckli / iq-e-01129

Sabah Faraj, seorang yang mengelola laboratorium di pusat pelayanan kesehatan ini, merupakan ahli biologi yang sekaligus merupakan asisten dari Abu Ghraib. “Kami memiliki laboratorium kecil,” katanya. “Tapi kami bisa menganalisa sepuluh jenis penyakit. Tes darah bagi bayi yang baru lahir, Diabetes, tes haemoglobin dan darah putih, serta tes Widal untuk tipus, merupakan tes yang paling umum dilakukan di laboratorium kami.” Namun ketika membutuhkan analisa yang lebih kompleks mereka akan mengirimkan contoh darah ke Baghdad. © ICRC / O. Moeckli / iq-e-01130

Anak-anak perempuan dari sekolah yang dekat dengan Pusat pelayanan kesehatan Al-Zaidan sedang menunggu obat yang telah diresepkan oleh dokter. Ini merupakan salah satu hasil nyata dari semakin membaiknya distribusi obat oleh Menteri Kesehatan Irak, saat ini ICRC tidak lagi memberikan pasokan medis ke pusat-pusat pelayanan kesehatan melainkan fokus memberikan pelatihan kepada pekerja kesehatan di tempat-tempat yang merupakan kunci penting dalam hal kesehatan seperti manajemen persediaan farmasi, pertolongan pertama, perawatan ibu dan anak, kebersihan, pengelolaan limbah dan pengumpulan data medis. © ICRC / O. Moeckli / iq-e-01131

Abd al-Jabar (kiri), berasal dari Al-Zaidan, mulai bekerja di pusat pelayanan kesehatan Al-Zaidan pada tahun 2007. Dia bertugas untuk mengukur berat badan anak-anak dan menuliskan data-data mereka pada kartu vaksinasi. Nouri Ahmed, seorang petani di daerah tersebut, sedang berada di pusat pelayanan kesehatan bersama para wanita yang sedang membawa anak-anak mereka untuk mendapatkan vaksinasi. “Selama gelombang kekerasan sektarian terjadi, PHCC terdekat berada di Abu Ghraib atau Falluja,” ia menjelaskan. “Tempat tersebut sulit dijangkau. Sekarang kami merasa jauh lebih baik karena pusat pelayanan kesehatan telah didirikan di sini untuk memenuhi kebutuhan kami yang paling mendesak.” © ICRC / O. Moeckli / iq-e-01132

Ruangan untuk memberikan vaksinasi merupakan salah satu tempat tersibuk di pusat pelayanan kesehatan ini. Memang masih belum sepenuhnya berjalan sempurna, terkadang pengiriman vaksin masih terlambat, namun sekarang anak-anak sudah dapat diimunisasi dengan lengkap. © ICRC / O. Moeckli / iq-e-01.133

Sabah Hassan telah bertugas di unit vaksinasi selama hampir dua tahun. “Kartu-kartu vaksinasi ini memungkinkan kami untuk memantau kesehatan anak-anak,” katanya “Kami menyediakan vaksin yang mereka butuhkan pada saat mereka lahir, setelah memasukki usia bulan kedua, keempat dan keenam, lalu setelah satu tahun, dan yang terakhir adalah untuk tahun keempat mereka.” Unit ini juga melakukan kampanye vaksinasi di sekolah-sekolah dan di peternakan-peternakan terpencil. © ICRC / O. Moeckli / iq-e-01.134

Mohammed Abbas, petugas medis lapangan ICRC, hadir disini untuk mengadakan salah satu pelatihan berkala bagi para pekerja kesehatan pusat-pusat pelayanan kesehatan. Pada kesempatan kali ini, dia menekankan tentang betapa pentingnya kebersihan, dan tindakan pencegahan yang harus diambil di fasilitas kesehatan, seperti mencuci tangan dengan bersih dan memisahkan berbagai jenis sampah. © ICRC / O. Moeckli / iq-e-01135

Pusat pelayanan kesehatan yang ada saat ini terlalu kecil untuk ke-60 pekerjanya. ICRC sedang membangun sebuah pusat pelayanan kesehatan yang lebih besar yang dibangun berdampingan dari pusat pelayanan kesehatan yang ada saat ini, pembangunan tersebut rencananya akan selesai pada bulan Juni 2013 nanti. Banyak pasien mengatakan bahwa yang sangat dibutuhkan saat ini adalah pelayanan darurat bagi wanita hamil, karena pelayanan tersebut hanya ada di Abu Ghraib namun perjalanan ke tempat tersebut, terutama pada malam hari, terlalu berbahaya. Jika Kementerian Kesehatan dapat mencari dokter yang diperlukan, kami akan sediakan ruangan untuk pelayanan tersebut di gedung baru nanti. © ICRC / O. Moeckli / iq-e-01.136