Jakarta (ICRC) – Universitas Indonesia (UI) keluar sebagai juara nasional Kompetisi Pengadilan Semu (Moot Court Competition) Hukum Humaniter Internasional yang diselenggarakan bersama-sama oleh Komite Internasional Palang Merah (ICRC) dan Indonesian Society of International Law (ISIL) pada tanggal 10 dan 11 Desember lalu setelah mengalahkan Universitas Padjajaran dari bandung di babak final. Kemenangan UI semakin lengkap dengan terpilihnya Farah Nabila sebagai Oralist atau Mooter terbaik, sementara kategori The Best Memorial dimenangkan oleh Universitas Pelita Harapan.

Dengan hasil ini, UI akan mewakili Indonesia dalam Regional International Humanitarian Law (IHL) Moot Court Competition yang akan mempertemukan tim-tim terbaik dari 20 universitas di Kawasan Asia Pasifik serta Australia dan Selandia Baru pada bulan Maret mendatang. Di awal tahun ini, Indonesia yang diwakili oleh UGM menyabet dua dari tiga penghargaan, yakni Best Oralist dan Best Memorial. Sedangkan pemenangnya adalah Victoria University of Wellington dari Selandia Baru.

Di Indonesia sendiri, kompetisi tahun ini diikuti 19 universitas dari seluruh Indonesia, yakni Univ. Airlangga, Andalas, Atma Jaya Jakarta, Brawijaya, De la Salle Menado, Diponegoro, Gadjah Mada, Hasanuddin, UI, Jember, Langlangbuana, Padjajaran, Parahyangan, Pelita Harapan, Sebelas Maret, Sumatera Utara, dan Trisakti. Jumlah peserta semakin meningkat dari 16 universitas pada tahun sebelumnya.

Tim dari Universitas Indonesia tampil beda dan meyakinkan sejak babak penyisihan, dimana mereka mempresentasikan argumen-argumennya tanpa teks di hadapan para hakim, sementara peserta lain tetap menyertakan teks-teks pendukung yang memang sudah jamak dan diperbolehkan dalam kompetisi ini. Di babak semifinal, Universitas Indonesia berhadapan dengan Universitas Gadjah Mada – ulangan final babak sebelumnya, sedangkan Universitas Padjajaran berhadapan dengan Universitas Pelita Harapan.

“Semua yang mengikuti kompetisi ini adalah pemenang karena mereka adalah segelintir dari  orang-orang yang mau mendalami bidang yang tidak begitu banyak diminati. Saya berharap agar ketika tiba saatnya mereka berada di posisi sebagai pengambil kebijakan, nilai-nilai kemanusiaan dan prinsip-prinsip dasar HHI senantiasa menjadi pedoman bagi mereka,” kata Vincent Nicod, Kepala Delegasi Regional ICRC untuk Indonesia dan Timor Leste ketika memberikan sambutan penutup.

Sesuai dengan mandat yang diembankan oleh masyarakat internasional, ICRC berupaya meningkatkan kesadaran dan mempromosikan kepatuhan terhadap hukum humaniter internasional. Kompetisi pengadilan semu, yang mendorong para mahasiswa fakultas hukum untuk semakin akrab dengan cabang hukum ini, merupakan salah satu dari beberapa inisiatif dalam rangka mencapai tujuan tersebut.