Sekelompok warga Palestina yang ditahan di penjara Israel dan melakukan aksi mogok makan sejak bulan Maret dan awal April lalu beresiko meninggal. Juan-Pedro Schaerer, kepala delegasi ICRC di Tel Aviv, menyampaikan pandangannya melalui wawancara singkat berikut ini.

Bagaimana keadaan terkini para tahanan yang melakukan aksi mogok makan?

Situasi saat ini sangat memprihatinkan bagi enam warga Palestina yang dikenai tahanan administratif karena mereka menolak makan sejak sekitar tujuh minggu yang lalu. Sampai saat ini, mereka masih ditahan di fasilitas kesehatan Penjara Marash. Kondisi mereka kritis. Kami sangat prihatin, karena beberapa dari mereka menghadapi bahaya kematian. Mereka berenam harus segera dipindahkan ke rumah sakit agar kondisi mereka dapat terus dipantau dan mereka juga bisa mendapat perawatan dan penanganan medis khusus.

Para tahanan yang melakukan aksi mogok makan ini memprotes, diantaranya karena ditahan tanpa dakwaan atau proses pengadilan. Penahanan administratif, meskipun tidak dilarang menurut hukum humaniter internasional (HHI), adalah langkah luar biasa yang hanya dapat diambil ketika diperlukan untuk alasan keamanan. Menurut HHI, pihak yang melakukan penahanan harus senantiasa menghormati hak para tahanan atas alasan penahanan mereka, hak mereka untuk menggugat legalitas penahanan mereka, dan hak mereka untuk mendapatkan bantuan hukum.

Bagaimana situasi di tempat-tempat lain yang juga melakukan aksi mogok makan?

Lebih dari 1.600 tahanan melakukan aksi mogok makan sejak 17 April lalu. Tuntutan utama mereka adalah membuka kembali kunjungan keluarga dari Gaza dan menghentikan penahanan di sel isolasi.

ICRC telah menugaskan beberapa staf tambahan untuk memantau situasi para tahanan yang melakukan aksi mogok makan. Tujuan kami adalah untuk memastikan bahwa tahanan mendapatkan akses ke perawatan kesehatan dan bahwa standar etika medis dipatuhi. Pasien juga harus diberi kesempatan untuk secara bebas memberikan atau menolak memberikan persetujuan terhadap setiap penanganan yang disarankan. Peran para dokter ICRC bukan untuk mempengaruhi keputusan para tahanan untuk melanjutkan atau mengakhiri aksi mogok makan ini. Namun demikian, tenaga medis kami secara sistematis menginformasikan kepada para tahanan tentang berbagai kemungkinan dampak kesehatan terhadap aksi mogok makan berkepanjangan seperti ini.

Bagaimana sikap Anda terhadap aksi mogok makan ini? Apakah pemerintah Israel memiliki hak untuk memberi makan para tahanan secara paksa?

Aksi mogok makan sudah sering dilakukan dalam konteks Israel-Palestina. ICRC, sebagai organisasi kemanusiaan yang netral, tidak pernah mengambil sikap terhadap legitimasi aksi mogok makan. Namun demikian, kami sangat prihatin dengan apa yang terjadi di tempat-tempat penahanan. Staf kami berupaya memastikan bahwa para tahanan mendapatkan penanganan yang tepat dan perawatan medis yang sesuai, dan bahwa keputusan yang mereka ambil berdasarkan kehendak mereka sendiri harus dihormati– baik itu untuk melanjutkan atau mengakhiri aksi mogok makan mereka. Staf ICRC menyampaikan hasil pengamatan mereka secara konfidensial dengan Pemerintah Israel.

Kami tentu saja sangat mendukung penanganan medis apapun yang bermanfaat bagi para tahanan. Namun, penting untuk disampaikan bahwa, berdasarkan pedoman yang diadopsi oleh World Medical Association dalam Deklarasi Tokyo tahun 1975 dan Deklarasi Malta sebagaimana telah direvisi pada tahun 2006, para tahanan berhak untuk secara bebas memilih apakah setuju untuk diberi makan atau menerima perawatan medis. ICRC menentang segala bentuk perlakuan paksa, baik memberikan makanan ataupun pengobatan secara paksa. Penghormatan terhadap keputusan dan martabat para tahanan sangatlah penting.

Apa yang telah ICRC lakukan untuk memfasilitasi kontak antara tahanan dan keluarga mereka?

Sejak pemerintah Israel menghentikan kunjungan keluarga ke para tahanan yang melakukan aksi mogok makan, ICRC telah berulang kali meminta agar kunjungan tersebut, khususnya bagi para tahanan yang telah lama melakukan aksi mogok makan, diperbolehkan untuk dikunjungi keluarganya kembali. Berdasarkan HHI, Israel memiliki kewajiban untuk memastikan kunjungan dari keluarga kepada para tahanan Palestina, sesuai dengan batasan keamanan yang wajar. Dalam keadaan ekstrim seperti ini, memberikan izin untuk melakukan kontak dengan anggota keluarga merupakan tindakan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan. Sementara ini dengan belum disetujuinya kunjungan keluarga kepada para tahanan, kami mencoba untuk mengisi kekosongan tersebut dengan cara menyampaikan pesan lisan kepada keluarga tahanan.

Mengapa ICRC tidak meminta pembebasan para tahanan yang kesehatannya semakin memburuk dan yang mungkin akan meninggal?

ICRC tidak memiliki mandat untuk meminta pembebasan tahanan. Tugas kami sebagai organisasi kemanusiaan yang netral dan tidak memihak adalah untuk melakukan apa yang kami bisa lakukan untuk memastikan bahwa perlakuan terhadap para tahanan dan kondisi penahanan mereka adalah manusiawi dan sesuai dengan semua perlindungan yang terdapat dalam HHI. Apa yang juga dapat kami lakukan, seperti yang telah saya katakan sebelumnya, adalah memberikan pelayanan khusus, seperti menyampaikan pesan antara tahanan dan keluarga mereka.

Lihat juga wawancara singkat dengan Elpida Papachatzi, Kepala protection department