Terdengar aneh ketika Komite Internasional Palang Merah (ICRC) terlibat dalam urusan pernikahan. Faktanya, atas permintaan penduduk Syria dari wilayah pendudukan Israel di Dataran Tinggi Golan, ICRC menjadi perantara netral antara otoritas Israel dan Suriah. Dalam empat tahun terakhir, ICRC tercatat membantu empat orang mempelai wanita melintas dari Suriah ke Dataran Tinggi Golan. Hari Kamis tanggal 3 November 20011 lalu, pintu gerbang di perlintasan Kuneitra dibuka dan ICRC memfasilitasi melintasnya dua mempelai wanita Suriah yang hendak bergabung dengan keluarga baru mereka di Golan.

Ketika Israel menduduki Dataran Tinggi Golan selama perang tahun 1967, puluhan ribu warga Suriah meninggalkan wilayah ini dan hanya beberapa ribu yang masih tinggal di sana meski harus terputus dari negara, teman-teman dan keluarga mereka. Keluarga warga Suriah yang tinggal di wilayah pendudukan Golan tidak bisa lagi bertemu secara rutin semenjak tahun 1992. Karena itu, sudah menjadi kegiatan kemanusiaan penting bagi ICRC untuk memfasilitasi perlintasan orang-orang dan barang antara Dataran Tinggi Golan dan Suriah, serta membantu penduduk Suriah-Golan untuk tetap menjalin kontak dengan keluarga mereka di kedua sisi zona non-militer yang dikendalikan oleh PBB.

Pagi hari 3 November 2011, kerabat dan teman-teman menunggu mempelai di balik gerbang perlintasan Kuneitra yang berada di bawah kendali Israel. © ICRC / Andrea & Magda / il-e-02417

 

Majd tiba dari Suriah untuk bergabung dengan suaminya. Rabee’ Abu Saleh dan Majd Abu Rabiee’ menikah di Suriah 9 bulan lalu tapi harus merayakan pernikahan itu dengan keluarga mempelai laki-laki supaya pernikahan mereka diakui secara penuh oleh komunitasnya. © ICRC / Andrea & Magda / il-e-02426

Rabee’ dan saudarinya tiba di tempat ICRC di zona netral dari zona penyangga (buffer zone), dengan didampingi oleh seorang staf ICRC. © ICRC / Andrea & Magda

 

Majd dan Rabee’ bertemu kembali setelah sembilan bulan. Rabee’ kuliah kedokteran gigi di Suriah, kemudian pulang dan bekerja di Golan. Keduanya menunggu menunggu ijin sejak sembilan bulan lalu untuk melintas. © ICRC / Andrea & Magda / il-e-02429

Rabee’ dan seorang petugas Israel mengecek daftar tamu keluarga yang diperbolehkan masuk ke zona penyangga, dimana mereka akan bertemu dengan keluarga dari pihak Suriah. © ICRC / Andrea & Magda / il-02423

Anggota keluarga dari kedua belah pihak baru bertemu lagi setelah 14 tahun berpisah. Mereka keluarga dekat, karena pasangan mempelai adalah sepupu. Sepupu tidak bisa rutin bertemu karena kunjungan keluarga antara keluarga Golan Druze dengan kerabat mereka di Suriah terhenti sejak tahun 1992. Mereka terakhir bertemu di Jordania. © ICRC / Andrea & Magda / il-e-02428

Majd and Rabee’ tinggalkan zona penyangga sebelum melewati pos pengawasan Israel. Majd harus meninggalkan keluarganya di Suriah untuk pindah ke Dataran Tinggi GOlan. Dia tidak tahu kapan diperbolehkan menyebarang kembali ke Suriah. © ICRC / Andrea & Magda / il-e-02433

Mounjed Abu Awad dan Mayada Aboud bertemu di Damaskus 10 tahun lalu di universitas. Tahun 2006, mereka sepakat untuk menikah tapi harus menunggu hingga 3 November 2011, ketika tali pernikahan ditautkan di perlintasan Kuneitra. Kerabat Mounjed mengatakan bahwa dia hampir menyerah dan pindah ke Suriah, tapi akhirnya dengan fasilitasi ICRC pasangan ini bersatu. © ICRC / Andrea & Magda / il-e-02419

Seorang kerabat menunggu mempelai di luar zona penyangga: dia tidak diperbolehkan masuk ke zona tersebut dan tidak bisa mengikuti reuni keluarga. © ICRC / Andrea & Magda

Setelah upacara pernikahan, Mayada mengucapkan selamat tinggal kepada ibunya: dia tidak tahu kapan bisa bertemu ibunya lagi. Dia tidak diperbolehkan kembali ke Suriah sementara keluarganya tidak bisa pergi ke wilayah pendudukan Golan. © ICRC / Andrea & Magda / il-e-02421

Mounjed dan Mayada meninggalkan zona penyangga dan tiba pos pemeriksaan Israel, “Alpha Gate”, dan memasuki kawasan di bawah kendali Isreal. Mayada tidak tahu apakah dia akan bertemu dengan keluarganya lagi. © ICRC / Andrea & Magda / il-e-02422