Kilas balik tentang bagaimana Komite Internasional Palang Merah (ICRC) merespon krisis yang terjadi secara beruntun tahun lalu. Tahun 2011 ditandai sederet situasi darurat di Timur Tengah, Afrika Utara dan Timur Jauh yang mengakibatkan ribuan orang meninggal dan menderita.

Januari

Tunisia / Jenewa (ICRC) – Setelah berunding selama dua minggu dengan pihak berwenang, ICRC kembali diperbolehkan mengunjungi tahanan di Tunisia untuk memantau kondisi penahanan serta perlakuan terhadap mereka.

Staff ICRC melakukan wawancara tanpa pihak ketiga dengan tahanan di dua penjara – satu di Tunis, satunya lagi di Bizerte tanggal 31 Januari 2011 lalu, dimana sempat terjadi kerusuhan, dan di sebuah fasilitas penahanan di Tunis.

Februari

Di Irangui, Kongo (RDK), korban perkosaan menyampaikan pesan bahwa mereka butuh dukungan teman dan keluarga ketika mereka berintegrasi kembali ke dalam masyarakat melalui tarian dan aksi teatrikal.

Sebuah desa di wilayah Bunyakiri, sekitar 100 km dari Bukavu, ibukota provinsi Sud Kivu. Beberapa ladang milik penduduk setempat dapat ditempuh dengan berjalan kaki melalui hutan. © ICRC / P. Yazdi / v-p-cd-e-01192

Maison d’écoute Irangui merupakan tempat konseling dan meminta bantuan bagi orang-orang yang membutuhkan. Disini banyak masyarakat yang menderita kekerasan seksual. Tempat konseling yang unik ini merupakan bagian dari program besar yang bertujuan untuk memberikan penyuluhan bagi masyarakat agar dapat menerima korban kekerasan seksual kembali ke komunitas. © ICRC / P. Yazdi / v-p-cd-e-01190

Tarian adalah cara tradisional untuk mempromosikan solidaritas dalam masyarakat. Di sini, tarian juga digunakan untuk menyampaikan pesan yang sulit untuk dikatakan, seperti yang berkaitan dengan kekerasan seksual. © ICRC / P. Yazdi / v-p-cd-e-01187

Dalam sketsa ini, seorang korban perkosaan sedang dihibur oleh keluarganya. Hampir 1.000 orang menghadiri acara itu. © ICRC / P. Yazdi / v-p-cd-e-01185

Puluhan wanita menari dengan para korban kekerasan seksual. © ICRC / v-p-cd-e-01188

Dua wanita dari daerah Bunyakiri sedang melihat selebaran yang menjelaskan mengenai dukungan moral dari teman dan keluarga bagi para korban kekerasan seksual dan mendorong korban perkosaan untuk mengunjungi tempat-tempat konseling. Salah satu cara pendekatan terhadap para korban kekerasan seksual dengan menggunakan gambar. © ICRC / P. Yazdi / v-p-cd-e-01186

Antara tarian dan aksi teatrikal, kepala suku Misikami Nzibiro menjelaskan kepada ratusan warga setempat betapa pentingnya untuk mengintegrasikan kembali para korban kekerasan seksual dalam masyarakat. Menurut masyarakat setempat, kata-kata kepala suku merupakan sebuah titah yang harus dihormati. © ICRC / P. Yazdi / v-p-cd-e-01189

Stasiun radio lokal turut menyiarkan pidato dari kepala suku selama sesi peningkatan kesadaran di Irangui. Hanya dengan menggunakan perlengkapan sederhana dan pemancar yang hanya menjangkau jarak sekitar 4 km, tetapi stasiun radio ini berperan penting di wilayah ini di mana komunikasi sangat terbatas. © ICRC / P. Yazdi / v-p-cd-e-01191

Para pemimpin dari sembilan desa di Bunyakiri bertemu dalam ruang kelas. Bersama dengan pekerja sosial dan psikolog ICRC, mereka mendiskusikan bagaimana cara terbaik untuk mengintegrasikan para korban kekerasan seksual dalam masyarakat. © ICRC / P. Yazdi / v-p-cd-e-01184

Maret

ICRC bekerjasama dengan Palang Merah Jepang membuat situs Family Links untuk  menyatukan kembali keluarga yang tercerai berai akibat gempa dan tsunami. http://www.familylinks.icrc.org/

April

Jenewa / Abidjan (ICRC) – Ketika konflik bersenjata antara pendukung Gbagbo dan Ouattara meluas dan situasi kemanusiaan semakin memburuk dari hari ke hari, ICRC membuat appeal untuk agar bisa memberikan bantuan bagi ratusan ribu korban di Pantai Gading dan di negara tetangganya, Liberia.

31 Maret 2011. Pierre Krahenbuhl, kepala operasi ICRC, saat konferensi pers di Jenewa. © ICRC / T. Gassmann

25 Maret 2011. Toulepleu, Pantai Gading. Salah satu keluarga yang menerima bantuan dari ICRC berupa keperluan sehari-hari seperti beras, kacang, minyak goreng dan garam. © ICRC / V. Grabscheid

29 Maret 2011. Kantor ICRC di Guiglo, Pantai Gading. Tim Relawan Palang Merah memberikan pertolongan pertama untuk orang yang terluka. © ICRC / SAOURE

Mei

Rekaman di atas diambil di Libya pada awal tahun 2011 oleh Andre Liohn seorang wartawan foto lepas, yang mana memperlihatkan bagaimana petugas medis mempertaruhkan nyawa mereka untuk merawat korban perang di garis terdepan.

Juni

Situasi kekerasan selama empat bulan telah memakan puluhan korban baik yang tewas maupun terluka. ICRC dan Bulan Sabit Merah Yaman mengevakuasi korban luka dan tewas dan menyediakan air bersih di Sana’a. Di tempat lain, kedua organisasi ini memberikan pertolongan pertama bagi korban yang terkena dampak kekerasan.

Tim yang terdiri dari ICRC dan Bulan Sabit Merah Yaman menyelamatkan sekitar 20 mayat dari bagian selatan Sanaa akibat pertempuran pada tanggal 3 Juni 2011 lalu. © ICRC / kamu-e-00751

Seorang warga sipil terluka yang dibawa ke sebuah klinik darurat di luar Universitas Sana’a. © Reuters / A. Awad

Sana’a. ICRC bekerjasama dengan Perusahaan Air dan Sanitasi, ICRC menginstal dua generator di Sab’een dan pusat pompa air di Shumaila. © ICRC / kamu-e-00752

Banyak keluarga yang meninggalkan rumah mereka karena lokasinya dekat dengan lokasi pertempuran berlangsung di Sana’a. © Reuters / A. Awad

Juli

Tiga tahun lalu, Lucas kembali ke desanya dan diberi tahu bahwa putrinya yang berusia 12 tahun telah diculik oleh kelompok bersenjata yang mengintimidasi masyarakat di perbatasan Sudan Selatan dan Kongo. Jacqueline adalah salah satu dari puluhan anak, yang hidupnya dirusak oleh kelompok bersenjata yang menyiksa dan memaksa mereka melakukan kekejaman. Sebagian anak berhasil melarikan diri tapi berada jauh dari rumah mereka, bahkan tidak sedikit yang justru melarikan diri ke sisi lain perbatasan. ICRC mengandalkan jejaring relawan perhimpunan nasional untuk membantu mereka kembali ke rumahnya.

Agustus

Jenewa / Nairobi (ICRC) – ICRC meningkatkan kegiatan kemanusiaanya di Somalia tengah dan selatan untuk membantu 1,1 juta korban lainnya yang terkena dampak konflik dan bencana kekeringan.

Baidoa, wilayah Teluk, Somalia. Orang yang mengungsi sedang menunggu distribusi makanan. © ICRC

Bullo Fulay, Somalia. Seorang relawan Masyarakat Bulan Sabit Merah Somalia menjelaskan alokasi per rumah tangga. © ICRC

Baidoa, wilayah Teluk, Somalia. Staf ICRC mendistribusikan makanan untuk para pengungsi yang terkena dampak kekeringan dan kekerasan bersenjata. © ICRC / v-p-jadi-e-00534

September

Sejak 2008, penggembala dan petani di wilayah Tillabery bentrok atau berperang untuk mendapatkan akses ke air bersih dan lahan subur. Ternak mereka sebagian besar mati dan hasil panen tidak mencukupi kebutuhan akibat kekeringan berkepanjangan. Situasi keamanan yang buruk terkait peredaran senjata menimbulkan iklim ketakutan yang menghambat aktivitas perdagangan dan pertanian. ICRC mendistribusikan makanan dan benih berkualitas untuk keluarga yang paling membutuhkan.

Oktober

Jenewa / Kabul (ICRC) – Sepuluh tahun berlalu sejak sebuah babak baru dalam 30-tahun perang Afghanistan, rakyat Afghanistan masih terjebak dalam situasi kekerasan bersenjata yang terus berlanjut. Menurut ICRC, keamanan dan perawatan kesehatan menjadi masalah kemanusiaan terbesar yang dihadapi rakyat Afghanistan saat ini.

2011. Sekelompok pria warga setempat sedang berada di pekarangan sub-delegasi ICRC di Kandahar, Afghanistan selatan. © ICRC / T. Kaca

2010. Di pusat terapi makan di rumah sakit Mirwais daerah di Kandahar, seorang ayah sedang menunggu anaknya yang sedang dirawat karena kekurangan gizi. © ICRC / K. Holt / v-p-af-e-01674

2009. Sejak tahun 1996 ICRC memberikan bantuan ke rumah sakit Mirwais Daerah di Kandahar, sudah puluhan ahli bedah Afghanistan dilatih. © ICRC / J. Powell / v-p-af-e-01596

November

Kehadiran 3.700 peserta dari 180 negara dalam Konferensi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah merupakan kesempatan besar untuk menggalang dukungan pada kampanye untuk mengakhiri kekerasan terhadap layanan kesehatan. Tujuannya adalah meloloskan resolusi untuk meningkatkan penghormatan dan perlindungan terhadap layanan kesehatan – tonggak baru dalam proses empat tahun ke depan untuk menemukan solusi praktis dalam mengatasi masalah global ini.

Desember

Relawan Bulan Sabit Merah Arab Suriah bekerja non-stop sejak 8 bulan sebelumnya. Sebelumnya, mereka hanya melaksanakan kegiatan rutin seperti mengantar orang sakit. Kini mereka menghadapi tugas yang sangat menuntut di daerah berbahaya. Apa yang mereka lakukan telah membuat perbedaan antara hidup dan mati seorang korban.