Situasi konflik dan kekerasan yang berkepanjangan akan selalu berdampak pada kehidupan masyarakat setempatnya, salah satu masalah yang paling utama adalah sulitnya akses untuk mendapatkan air bersih. Tanggal 22 Maret lalu merupakan Hari Air sedunia, yang mana pada hari tersebut kami juga memperingati 30 tahun terbentuknya unit Air dan Habitat Komite Internasional Palang Merah (ICRC), kami akan menayangkan peran mereka ketika bekerjasama dengan masyarakat di seluruh dunia ini untuk memberikan air bersih ke kota-kota yang dilanda krisis.

Air selalu menjadi masalah nomor dua setelah korban perang. Sumur-sumur, saluran-saluran pipa dan pompa-pompa yang ada di kota-kota menjadi sangat rentan akibat kekerasan. Hancurnya sebuah pipa mengakibatkan 100.000 orang kehilangan akses mereka terhadap air bersih.

Kehausan bukanlah satu-satunya masalah. Ketika air menjadi langka, orang-orang akan meminum apapun, dan akibatnya adalah timbulnya penyakit-penyakit seperti kolera, disentri atau bahkan kematian.

Sejak ICRC didirikan, 150 tahun yang lalu, memastikan pasokan air minum selalu menjadi salah satu prioritas utama ICRC untuk daerah konflik dan pasca-konflik di mana kami bekerja.

Pada tahun 1983, di usia ICRC yang ke 120 tahun, ICRC memutuskan untuk mendirikan unit ‘Wathab’. Unit Water and Habitat (Air dan Habitat) ini memberikan dukungan ahli dan panduan untuk ratusan ahli Wathab yang bekerja dengan komunitas lokal di puluhan negara di dunia. Air merupakan salah satu dari kelima elemen utama dalam kegiatan ICRC, seiring dengan sanitasi, listrik, bangunan, dan fasilitas umum.

Unit ini sudah berdiri selama 30 tahun, kami akan memperingatinya dengan menayangkan serangkaian film pendek mengenai kegiatan kami membantu orang-orang yang terkena dampak kekerasan dan konflik senjata. Dan Film pendek ini merupakan film pertama kami dari serangkaian film pendek yang ada.

Sedangkan Unit Wathab di ICRC Regional Jakarta berdiri pada tahun 1999 dan memulai kegiatannya di Timor Timur dan Timor Barat. ICRC memberikan bantuan pembuatan saluran air bersih bagi masyarakat Timor Timur yang membutuhkan.

Tim Air dan Habitat di Jakarta juga memberikan bantuan ke beberapa lembaga permasyarakatan. Sejak tahun 2004, kurang lebih 50 Lapas-Rutan telah dikunjungi oleh Tim Air dan Habitat ICRC, yang tersebar di beberapa kota diantaranya: Jakarta, Jawa Barat, Sumatera, NAD, Papua, Sulawesi & Bali. Sedangkan dukungan yang diberikan dalam bentuk fasilitas suplai air, sanitasi, higiene, habitat, dan pengendalian vektor dilakukan di kurang lebih 30 Lapas-Rutan.

Salah satu program penyediaan air di Aceh oleh tim gabungan ICRC dan PMI pada tahun 2002.

Penyediaan air untuk para pengungsi yang kembali ke Indonesia dari Papua Nugini, Merauke.

Sistem penyediaan air dengan menggunakan tadah air hujan, Aceh.

Pemeriksaan kualitas sumber air yang digunakan oleh masyarakat di Guryad, Papua.