Penulis: Dr. Hans Herewila, Health Officer ICRC Jakarta dan M Fikri Pido, Program Officer for Humanitarian Affairs ICRC Jakarta

Kota Daeng menjadi misi pertama saya bersama ICRC di masa pandemi setelah 6 bulan bekerja khususnya dari Jakarta. Selama empat hari kunjungan di Makassar, saya melihat betapa tidak mudahnya proses adaptasi yang harus dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah penularan virus Covid-19. Di terminal kedatangan Bandara Udara Internasional Sultan Hasanuddin, ramainya penumpang terlihat dalam antrian panjang mengular di pintu keluar. Social distancing terkesan sangat minimalis dalam situasi seperti ini. Bersyukur suara Katharina McPhee dalam alunan lagu Somewhere Over the Rainbow yang terdengar melalui headset memberi ketenangan ekstra untuk menunggu giliran pemeriksaan surat kesehatan

Informasi menjadi hal yang penting dalam membangun kesadaran di masyarakat. Maraknya berita bohong atau istilah kerennya hoax terkait virus Covid-19 menyulitkan kerja petugas di lapangan baik untuk mereka yang terinfeksi maupun yang meninggal karena virus ini. Banyak laporan dan berita terkait penolakan anggota keluarga terhadap penanganan jenazah baik pasien maupun suspect Covid-19 yang disebabkan oleh minimnya informasi yang valid dan mencerahkan.  Dalam proses itulah, Komite Internasional Palang Merah (ICRC) bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan menggandeng Radio GAMASI FM di Makassar untuk menyampaikan pesan-pesan penting terkait persoalan penanganan jenazah di masa pandemi.

Dibahas dalam berbagai sudut pandang

Empat narasumber yang hadir memberi pandangan yang saling memperkaya dalam diskusi yang dipandu oleh penyiar kawakan Radio Gamasi FM, Mila Karmila. Pada bagian pertama, dr. Hans Peter Tari Herewila, MPH sebagai perwakilan dari ICRC menjelaskan pentingnya untuk membahas topik ini sebagai bagian dari proses edukasi masyarakat terkait Covid-19. ICRC menaruh perhatian penting pada proses penanganan jenazah di masa pandemi dimana proses ini tetap harus menjunjung tinggi martabat jenazah, sambil tetap berusaha memberi ruang dan proses berduka untuk keluarga. Berkaitan dengan ini, dr. Jerny Dase, Sp.FM sebagai Dokter Spesialis Forensik di RSUP Wahidin Sudirohusodo, Makassar, melalui sambungan telepon menjelaskan protokol penanganan jenazah pasien Covid-19 yang dikeluarkan oleh pemerintah. Beliau juga menjabarkan proses penanganan yang seringkali tidak dipahami seutuhnya oleh masyarakat.

Pada bagian kedua, Prof. Dr. H. M. Ghalib M, MA, Sekretaris Umum (MUI) Provinsi Sulawesi Selatan berbicara terkait Fatwa MUI dalam penanganan jenazah dimasa pandemi. Interaksi dan minat masyarakat yang tinggi terhadap topik ini terlihat dari berbagai pertanyaan yang diajukan. Beliau menyampaikan melalui pandangan Agama Islam, pentingnya pemahaman bahwa protokol yang dilakukan dalam penanganan jenazah penting untuk mencegah transmisi virus pada mereka yang masih hidup seperti keluarga, petugas yang mengurus jenazah, tetapi tidak mengurangi penghormatan terhadap jenazah itu sendiri. Pada sesi terakhir, Dr. dr. Muji Iswanty, SH, MH, SpKK, M.Kes., sebagai pengurus Bidang Kesehatan PMI Sulawesi Selatan juga hadir melalui sambungan telepon untuk menjelaskan peran relawan di lapangan serta tantangan yang dihadapi selama masa pandemi.

Alur diskusi terlihat sangat terstruktur dimana argumen dari sisi medis selalu berjalan beriringan dengan pendapat dari sisi Agama Islam. Jalur telepon Radio Gamasi untuk menampung pertanyaan terus berdering bahkan sebelum sesi tanya jawab dibuka. Ini menunjukan bahwa sejatinya masyarakat haus akan informasi yang mencerahkan. Dalam pernyataan penutup, para pembicara menekankan pentingnya sinergi lintas sektor terkait penanganan jenazah di masa pandemi.