Jenewa/Bangkok (ICRC) – Buku penting pertama tentang titik pertemuan antara ajaran Buddhis dan hukum humaniter internasional (HHI) telah diterbitkan hari Rabu, 20 September 2023, sebagai inisiatif bersama antara Komite Internasional Palang Merah (ICRC) dan kaum intelektual dan praktisi Buddhis terkemuka.

Meskipun ada banyak tulisan Buddhis tentang cara menghindari kekerasan, hanya sedikit yang mengulas cara mempraktikkan nilai-nilai Buddhis dan mengatur perilaku selama konflik bersenjata. Volume baru ini, “Buddhism and International Humanitarian Law,” mengisi celah ini.

Para penulis buku ini mengungkapkan pendekatan Buddhisme yang pragmatis dan tajam untuk meminimalkan penderitaan yang disebabkan oleh perang di mana kedua pendekatan tersebut menekankan dan memperkokoh HHI. Para penulis juga membahas mispersepsi umum tentang Buddhisme, misalnya bahwa Buddhisme antimiliter, dan mereka berpendapat bahwa Buddhisme memahami bahwa perang yang defensif atau protektif terkadang diperlukan.

Buku ini mendapati bahwa para kombatan Buddhis harus menyeimbangkan nilai-nilai ideal Buddhis dan kemanusiaan dengan tujuan militer.

“Sebagai agama damai, ada dilema tentang apakah Buddhisme juga memiliki pesan untuk perilaku perang. Sajian artikel yang banyak dan kaya dalam volume ini menunjukkan bahwa Buddhisme memiliki pesan itu. Konsepsi kasih, kebajikan, dan toleransi yang muncul dari akar Buddhis membantu memperkuat prinsip-prinsip inti dari HHI seperti rekognisi, keperluan militer, proporsionalitas, dan tindakan pencegahan, sehingga membantu melindungi orang-orang yang tidak terlibat langsung dalam peperangan,” ungkap Vitit Muntarbhorn, profesor emeritus di Chulalongkorn University dan Pelapor Khusus PBB (UN Special Rapporteur) pada Dewan HAM PBB, dalam ulasan buku ini.

Dengan mempertimbangkan bahwa para penganut Buddhisme menjadi bagian dalam angkatan bersenjata di banyak negara lain, ICRC meluncurkan proyek tentang Buddhisme dan HHI pada 2017, mengingat hanya sedikit perhatian yang sebelumnya diberikan pada potensi Buddhisme untuk mempengaruhi perilaku perang modern.

Meskipun para penganut Buddhisme sudah ikut berperang selama 2.500 tahun, Buddhisme dan perang biasanya dianggap tidak sejalan, dan oleh karena itu, sumber daya Buddhis untuk mengendalikan perang sering tidak tereksplorasi. Satu bab dalam buku baru ini mengeksplorasi apakah Buddhisme dapat mendukung HHI untuk memanusiakan perilaku perang. Dalam bab ini dikatakan bahwa prinsip-prinsip dasar etik Buddhis memiliki makna yang mana sudah menjadi kepentingan bagi pihak-pihak yang terlibat perang untuk meminimalkan kerugian yang mereka timbulkan terhadap orang lain, dan konsekuensi karma terhadap diri mereka sendiri, dan ini sangat sesuai dengan prinsip-prinsip HHI.

“Meskipun Buddhisme dan hukum humaniter internasional memiliki maksud yang persis sama untuk mengurangi penderitaan manusia, buku yang didukung oleh ICRC ini mewakili upaya sungguh-sungguh pertama untuk menyatukan Buddhisme dan hukum humaniter internasional,” kata Ven. Khammai Dhammasami, Shan State Buddhist University, dalam ulasan buku ini.

Buku ini memuat analisis mendalam tentang prinsip-prinsip etik Buddhis dan bimbingan yang diberikan oleh ajaran Buddhis kepada prajurit, termasuk penerapannya dalam latihan militer. Pendapat yang dikemukakan adalah bahwa Buddhisme mendukung pasukan militer yang penuh disiplin, berbudi mulia, dan terampil untuk selalu membela hal yang baik.

“Buddhisme dan HHI menerima realitas konflik dan mencoba menemukan jalan untuk mengurangi penderitaan,” kata Daniel Ratheiser dari departemen Global Affairs ICRC yang juga salah satu editor buku ini. “Nilai-nilai etik Buddhis juga sebagian besar selaras dengan aturan-aturan dalam hukum humaniter internasional, sedangkan sumber daya psikologis Buddhis dapat membantu mendukung HHI untuk meningkatkan kepatuhan terhadap norma-norma kemanusiaan umum. Tidak bisa dipungkiri, teknik kesadaran penuh Buddhis dapat membantu bahkan para kombatan non-Buddhis dengan meningkatkan ketangguhan dan kemampuan psikologis mereka untuk bertempur dengan keterampilan dan pengendalian diri.”

Buku ini telah diterbitkan dengan Akses Terbuka (Open Access) dan dapat diunduh secara gratis melalui link ini. Versi cetaknya bisa didapatkan dari Routledge.

Detail lebih lanjut tentang publikasi ini dan keterlibatan ICRC dalam Buddhisme dan IHL dapat diakses di situs web Religion and Humanitarian Principles ICRC.