Bagaimana situasi kemanusiaan di Suriah sekarang ini setelah konferensi Jenewa II berakhir? Robert Mardini, kepala operasi ICRC untuk Timur Dekat dan Tengah, memberikan beberapa jawaban mengenai hal ini.
Anda mendampingi presiden ICRC selama kunjungannya di Suriah untuk menegosiasikan akses bantuan kemanusiaan di sana. Konferensi Jenewa II, di mana banyak deklarasi yang dibuat, tentang evakuasi warga sipil dari kota tua Homs dan pemberian bantuan kemanusiaan, telah berakhir beberapa hari lalu. Apa perubahan nyata yang telah terjadi di lapangan?
Sayangnya, belum ada yang terealisasikan sejauh ini. ICRC dan Bulan Sabit Merah Suriah masih tidak memiliki akses ke kota tua Homs atau ke daerah yang terkepung di Suriah. Kami tentu menyambut baik deklarasi dan perjanjian-perjanjian yang dibuat di Jenewa, sama seperti ketika kami menyambut baik perjanjian yang dibuat selama kunjungan ICRC baru-baru ini di Damaskus. Tapi yang dibutuhkan saat ini adalah merelisasikan apa yang sudah dibicarakan dengan tindakan. Jaminan yang diberikan di Jenewa tidaklah cukup – kami tetap membutuhkan jaminan dari pihak yang berada di lapangan, kota tua Homs dan di tempat lainnya. Jika kegiatan kemanusiaan ingin menjadi lebih berarti, harus non-terfragmentasi, dan harus mendapatkan dukungan yang kuat tidak hanya dari para politisi yang berada di Jenewa tetapi juga para pemimpin yang berada di lapangan di Suriah. Harus memiliki dukungan yang kuat dari semua pihak yang terlibat.
Jadi bagaimana situasi kemanusiaan di kota tua Homs sekarang ini? Apakah proposal yang dibuat di Jenewa, jika dilaksanakan, cukup untuk menyelamatkan orang-orang di sana?
Terakhir kali kita berada di kota tua Homs pada bulan November 2012 lalu. Situasi berada dalam bencana yang sangat besar, Anda dapat bayangkan bagaimana situasi saat ini setelah sudah lebih dari satu tahun terkepung. Sejak saat itu, meskipun kami bersama-sama dengan Bulan Sabit Merah Suriah telah melakukan segala upaya, kami tidak pernah berhasil mendapatkan akses dan jaminan yang kami butuhkan dari semua pihak yang terlibat untuk kembali ke Homs dan memberikan bantuan bagi orang-orang yang sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan. Laporan yang kami terima atas kurangnya makanan dan juga obat-obatan serta pasokan perlengkapan bedah yang dibutuhkan untuk merawat pasien-pasien yang terluka kritis. Namun kami tidak dapat memberikan respon terhadap permintaan tersebut karena kami tidak dapat pergi kesana dan melihat situasi disana.
Homs merupakan salah satu daerah yang terkepung oleh pasukan pemerintah atau oleh kelompok-kelompok oposisi bersenjata di mana tempat tersebut yang paling membutuhkan bantuan kemanusiaan. Jadi apa yang dibutuhkan bagi warga sipil di Homs dan juga beberapa tempat lain di Suriah saat ini adalah pendistribusian bantuan harus dilakukan secara cepat dan sekaligus. Kita seharusnya tidak berkhayal bahwa akan ada solusi yang cepat dan mudah untuk masalah ini. Kita harusnya dapat menemukan cara yang lebih berkesinambungan untuk membantu orang-orang di Suriah, dan berusaha menyeimbangkan antara kebutuhan kemanusiaan yang sangat besar dengan upaya bantuan kemanusiaan yang saat ini dilakukan. Kami meminta akses untuk ke semua wilayah yang terkepung di Suriah dan semua tempat penahanan, serta dapat diizinkan untuk mendistribusikan bantuan secara tidak memihak.
Apakah benar bahwa konvoi pendistribusian bantuan Anda tidak diizinkan untuk memasuki kota tua Homs pekan lalu? Apakah Anda masih bisa melakukan pekerjaan Anda di Suriah meskipun dengan segala batasan-batasan yang diberikan?
Baik ICRC maupun Bulan Sabit Merah Suriah mempunyai konvoi pendistribuasian bantuan yang telah menunggu di depan kota tua Homs pekan lalu. Kami memiliki 200 orang yang secara permanen berbasis di Suriah yang dapat kami kerahkan untuk membawa bantuan yang dibutuhkan ke kota tua Homs dari fasilitas kami di Damaskus atau Tartous, atau dari gudang Bulan Sabit Merah Suriah di Homs, ketika kondisi sudah memungkinkan dan semua jaminan yang kami butuhkan telah kami dapatkan. Bantuan telah tersedia dan siap didistribusikan.
Meskipun dengan segala tantangan yang kami hadapi, staf kami masih tetap bekerja keras untuk membantu warga sipil di Suriah. Staf ahli air dan habitat ICRC selama satu minggu penuh berada di provinsi Homs guna menindaklanjuti beberapa proyek yang ada di sana. Beberapa staf ahli air dan habitat lainnya juga berada di Al Rastan untuk memasang pompa air. Selebihnya bekerja di Alepp, di mana terdapat beberapa proyek untuk sanitasi dan air bersih umum yang sedang berlangsung, selain itu juga distribusi makanan dan bantuan musim dingin yang diberikan oleh relawan Bulan Sabit Merah Suriah bagi orang yang ditahan di penjara pusat kota Alepp. Secara keseluruhan, upaya ini berkembang dengan baik guna menyediakan air bersih yang cukup bagi jutaan orang yang berada di garis depan. Sedangkan dalam hal makanan dan bantuan lainnya, kami ingin berbuat lebih banyak lagi, tapi semuanya tergantung pada akses yang kami dapatkan di lapangan. Respon kami terhadap kebutuhan medis masih sangat lemah karena tantangan yang kami hadapi untuk meyakinkan semua orang bahwa obat-obatan dan layanan kesehatan harus diberikan secara tidak berpihak. Saat ini, kami masih mencari akses di seluruh tempat penahanan guna memantau pengobatan dan kondisi para tahanan. Seluruh masalah ini dibahas kembali dengan pimerintahan Suriah selama kunjungan Presiden ICRC kemarin, dan staf kami di lapangan menangani hal-hal yang perlu ditindak lanjuti. Kami berharap upaya ini akan berhasil secepatnya.
Haruskah evakuasi warga sipil dari kota tua Homs terwujud, apakah Anda juga akan berperan di dalamnya? Apakah Hukum Humaniter Internasional juga memuat tentang hal itu? Jika warga sipil tetap tinggal di dalam kota tersebut, apakah itu berarti bahwa mereka sedang atau akan digunakan sebagai perisai manusia?
Jika evakuasi warga sipil terus berjalan, kita tidak dapat memastikan bahwa pada tahap ini apakah kita akan turut ambil bagian. Partisipasi kami semuanya tergantung pada kondisi di mana operasi berlangsung. Tentu saja, kami selalu siap, baik untuk memberikan bantuan bagi warga sipil yang berhasil keluar dari lokasi yang terkepung, maupun bagi warga sipil yang masih bertahan disana. Menurut Hukum Humaniter Internasional (HHI), pihak yang terlibat konflik harus mengizinkan warga sipil di daerah-daerah yang terkepung oleh pihak yang bertikai untuk pergi ke daerah yang lebih aman. Kedua pihak yang terkait dengan konflik juga harus memastikan bahwa semua langkah-langkah dan tindakan pencegahan perlu diambil untuk melindungi warga sipil; bagi warga sipil yang memilih untuk tetap tinggal juga harus tetap dilindungi terhadap serangan menurut HHI. Selain itu, pihak-pihak yang terlibat konflik harus mengizinkan dan memfasilitasi area-area tanpa hambatan untuk bantuan kemanusiaan bagi warga sipil. Semua orang yang sakit atau terluka memiliki hak untuk diperlakukan dan dirawat tanpa diskriminasi. Penggunaan perisai manusia dilarang oleh HHI.
Sumber berita: ICRC.org