Jenewa / Niamey (ICRC) –  7.000 penduduk Mali yang melarikan diri dari pertempuran di Diabali, termasuk keluarga yang menampung mereka pada hari Kamis (24/01/13) lalu menerima bantuan darurat berupa makanan dan kebutuhan pokok lainnya. Bantuan tersebut didistribusikan di beberapa kota di Mali, antara lain kota Niono, Kala Seguida dan Mariko. Semuanya berlokasi di tengah Mali. Bantuan tersebut didistribusikan oleh Komite Internasional Palang Merah (ICRC) dan Palang Merah Mali.

“Mereka dalam kesulitan besar,” kata Abrão Cunga, staf ICRC di Mopti. “Sebagian besar datang tanpa uang, pakaian atau makanan. Tidak ada tempat untuk tidur. Salah satu kekhawatiran terbesar mereka adalah bagaimana mendapatkan makanan. Sebagian mengungsi dengan menggunakan sepeda motor. Ada juga yang menggunakan keledai, gerobak atau bahkan berjalan kaki. Ada satu keluarga yang terdiri dari 6 orang datang hanya menggunakan satu sepeda motor.”

Pada awalnya mereka terbantu oleh kesediaan warga setempat untuk menolong mereka. Warga berbagi apapun yang mereka miliki. Dan jika memungkinkan, warga juga mempersilahkan mereka untuk menginap. Bantuan yang didistribusikan antara lain beras, sereal, kacang-kacangan, garam, minyak goreng, selimut, kelambu, pakaian, peralatan dapur dan kebutuhan pokok lainnya. Bantuan makanan juga didistribusikan ke keluarga yang menampung mereka.

Konflik di Mali mendorong semakin bertambahnya jumlah pengungsi. Berdasarkan asesmen yang dilakukan ICRC dan Palang Merah Mali, banyak penduduk yang melarikan diri akibat pertempuran di dalam ataupun sekitar kota Konna. Ada sekitar 1.000 orang pengungsi di Mopti dan Sévaré, dan 5.000 lainnya mengungsi ke arah timur, di kota Badiangara dan Bankass. Persiapan sedang dilakukan untuk pendistribusian bantuan di sana.

“Sulit sekali bagi kami untuk mengetahui jumlah pasti pengungsi. Sebagian keluarga meninggalkan rumah mereka untuk keselamatan, lalu kembali, terus pergi lagi,” kata Jean-Nicolas Marti, kepala delegasi regional ICRC untuk Mali dan Niger. “Kami menempuh segala cara untuk menjangkau seluruh wilayah, terutama daerah yang dekat dengan lokasi pertempuran.”

Ada laporan mengkhawatirkan mengenai pengungsian besar-besaran di wilayah Gao, Kidal dan Timbuktu, yang terletak di bagian utara Mali. Penduduk di pusat-pusat perkotaan juga mengungsi karena mereka khawatir pertempuran mulai mendekat. ICRC dan Palang Merah Mali akan melakukan asesmen situasi dalam beberapa hari ke depan.

Sejak pecahnya konflik di Mali satu tahun lalu, ICRC dan Palang Merah Mali terus mendistribusikan bantuan makanan dan kebutuhan pokok lainnya. Jika ditotal, bantuan kemanusiaan telah didistribusikan kepada lebih dari 780.000 orang di Mopti, Kidal, Gao dan Timbuktu. Distribusi bantuan kemanusiaan terakhir dilakukan pada bulan Desember tahun lalu.