ICRC terlibat dalam program rehabilitasi fisik di 27 negara, termasuk Myanmar. Pada tahun 2012 lalu, ICRC membantu rehabilitasi lebih dari 15.000 korban ranjau darat, senjata-senjata lain dan juga kecelakaan dengan memberikan prosthesis (bagian badan buatan) guna memulihkan mobilitas orang-orang yang diamputasi, sehingga memberikan mereka kesempatan kedua dalam hidup.

Aung Gyi berlaga dalam Final Lempar Lembing F-43, memenangkan medali emas, di 7th ASEAN Para Games di Nay Pyi Taw. © ICRC

Menggunakan prosthesis (bagian badan buatan) yang dibuat oleh Pusat Rehabilitasi Orthopedi Hpa-an, Htoo Chel Htwe dan Ingyin Khin, anggota generasi baru atletik Paralimpik, bertanding di Final lari 100 meter (T-44). Htoo Chel Htwe memenangkan medali perunggu. © ICRC

Penyandang cacat (disabel) tidak pernah meremehkan sesuatu. Ketika anda disabel, hampir segala sesuatu dalam hidup menjadi lebih sulit. Ketika dalam keadaan sehat sering kali kita meremehkan hal-hal kecil, kita bisa dapat dengan mudah berpergian, mengendarai mobil, pergi bermain atau berbelanja,  melampaui mereka yang disabel – selalu. Selain itu bukan hanya kesulitan fisik – batasan-batasan dari sikap dan kelembagaan bisa berpengaruh negatif terhadap orang-orang yang disabel. Oleh karena itu, selain dapat memulihkan mobilitas para disabel, prosthesis juga dapat membantu untuk mengembalikan harga diri dan martabat seseorang.

Di Myanmar, ICRC memberikan dukungan teknis dan keuangan bagi tiga pusat rehabilitasi fisik: dua dikelola oleh Departemen Kesehatan Myanmar dan satu lagi dikelola oleh Palang Merah Myanmar (MRCS). “Kegiatan-kegiatan rehabilitasi fisik ICRC bertujuan untuk membantu mewujudkan integrasi penuh dan partisipasi para disabel ke dalam masyarakat, baik itu ketika selama ataupun setelah periode bantuan,” jelas Leo Gasser, penasihat ortho prostetik ICRC di Myanmar.

Menggunakan prosthesis (bagian badan buatan) yang dibuat oleh Pusat Rehabilitasi Orthopedi Hpa-an, Than Hlaing meraih medali emas di final tolak peluru F-42. © ICRC

SEA Games diselenggarakan pada tanggal 14-20 Januari 2014 kemarin, berlokasi di Myanmar, merupakan ajang dimana para atlet non-disabel maupun atlet disabel dari kawasan Asia Tenggara mewakili negara mereka dalam kompetisi olahraga tingkat tinggi.

Sepuluh atlet, para pengguna bantuan dari Pusat Prosthesis MRCS, diberi kesempatan untuk menggunakan prosthesis komersial teknologi tinggi untuk mengikuti kompetisi ini. Secara keseluruhan, tujuh emas, tiga perak dan enam medali perunggu telah dimenangkan oleh delapan dari sepuluh peserta yang mengikuti kompetisi ini.

MRCS dan ICRC pertama kali bekerjasama dengan pemasok model komersial di Kongres Ortopedi Dunia (Orthopaedic World Congress) di India pada tahun 2013 lalu. Bersama-sama, dua organisasi kemanusiaan ini mempromosikan kolaborasi antara Federasi Olahraga Paralimpik (Paralympic Sports Federation) dan pemasok komersial di SEA Games.

“Secara organisasi kami tidak akan mampu untuk mencapai hasil yang baik seperti ini, tapi dengan bekerja bersama-sama, MRCS, Federasi Olahraga Paralimpik, pemasok komersial dan ICRC telah memberikan para atlet kesempatan untuk menunjukkan potensi besar mereka – yang mereka lakukan dengan sangat cemerlang,” kata Didier Reck, Manajer program rehabilitasi fisik ICRC di Myanmar.

Sepuluh atlet yang mana mendapatkan prosthesis (bagian badan buatan) di Pusat Rehabilitasi Orthopedi Hpa-an, bersama representatif Perusahaan Ossur dan tim Komunikasi ICRC dan MRCS, berfoto bersama pada hari terakhir di 7th ASEAN Para Games yang diselenggarakan di Myanmar dari 14-20 January 2014. © ICRC