Jenewa (ICRC) – Berikut ini adalah penyataan Presiden Komite Internasional Palang Merah (ICRC), Mirjana Spoljaric, mengenai bencana kemanusiaan yang terjadi di Al Fasher dan wilayah lain di Sudan.
Pelanggaran aturan perang yang mengerikan yang kita saksikan di Sudan tidak dapat dibenarkan. Tidak ada pasien yang boleh dibunuh di rumah sakit, dan tidak ada warga sipil yang boleh ditembak ketika mencoba melarikan diri dari rumah mereka. Serangan-serangan mengerikan ini harus dihentikan dan hukum humaniter internasional harus dihormati.
Dunia menutup mata ketika warga sipil di Sudan mengalami kengerian yang tak terbayangkan. Kami telah berulang kali meminta pihak-pihak yang terlibat dalam konflik untuk menghormati hukum humaniter internasional, namun hukum tersebut terus dilanggar dan pelakunya mendapat impunitas.
Warga sipil mengalami serangan brutal, kekerasan seksual yang merajalela, dan penghancuran secara sengaja atas pelayanan-pelayanan penting. Fasilitas-fasilitas yang dulu didedikasikan untuk menyelamatkan nyawa kini telah menjadi tempat kematian dan kehancuran.
Kami sebelumnya sudah menuntut agar serangan terhadap tenaga kemanusiaan dan medis dihentikan. Namun, baru minggu ini di Kordofan Utara, lima rekan kami dari Bulan Sabit Merah Sudan tewas.
Para pemimpin kini harus menunjukkan keberanian politik untuk menghentikan pembunuhan dan memastikan pihak-pihak yang terlibat dalam konflik kembali pada aturan-aturan perang. Semua negara memiliki kewajiban tidak hanya untuk menegakkan hukum humaniter internasional dalam tindakan mereka sendiri, tetapi juga untuk memastikan bahwa negara lain melakukan hal yang sama.
Kehidupan di Sudan kini bergantung pada tindakan yang kuat dan tegas untuk menghentikan kekejaman ini. Dunia tidak bisa tinggal diam sementara warga sipil dilucuti dari rasa aman dan martabat mereka, dan aturan-aturan perang yang seharusnya melindungi mereka diinjak-injak.
