Nairobi/Jenewa (ICRC) – Setelah konflik antar klan yang terjadi di utara kota Galkayo pada awal bulan ini, menurut petugas medis setempat sudah lebih dari 180 korban terluka. Sekelompok tim bedah yang didukung oleh Komite Palang Merah Internasional (ICRC), terdiri dari ahli bedah dari rumah sakit Medina di Mogadishu dan seorang ahli anestesi serta perawat dari Bulan Sabit Merah Somalia, kemarin (Rabu, 14/9) telah menyelesaikan misinya di Galkayo. Tim ini membantu merawat korban luka termasuk melakukan 22 bedah di rumah sakit umum Mundug.

“Tim ini membantu untuk merawat luka di bagian kepala dan dada, patah tulang dan luka-luka serius lainnya,” jelas Ahmed Mohamed Hassan, Presiden Bulan Sabit Merah Somalia. “Syarat ketat untuk mematuhi prinsip-prinsip kenetralan dan ketidak berpihakan memungkinkan kami memperoleh akses ke daerah-daerah terpencil yang membutuhkan bantuan medis.”

Tim medis berangkat ke Galkayo pada 6 September lalu guna merespon permintaan dari pemerintah setempat. ICRC juga menyediakan tiga kontainer, yang masing-masing berisi satu ton perlengkapan medis untuk perawatan bagi sedikitnya 50 korban.

ICRC bekerja sama dengan Bulan Sabit Merah Somalia menyediakan bantuan darurat bagi korban konflik dan bencana alam di negara itu. Untuk memastikan bahwa korban-korban yang terluka akibat senjata menerima perawatan medis yang layak, ICRC menyalurkan bantuannya ke dua rumah sakit yang dirujuk yaitu: Rumah Sakit Keysaney – Mogadishu yang dikelola oleh Bulan Sabit Merah Somalia, dan Rumah Sakit Umum Madina – dan untuk beberapa fasilitas medis baik di dalam maupun di luar ibukota.  Sejak awal tahun ini, sudah lebih dari 4.000 korban perang telah dirawat di berbagai fasilitas medis di Somalia yang didukung oleh ICRC.