Ribuan warga sipil, terutama di distrik Damaskus dan Aleppo, berjuang untuk tetap selamat. Kendati menghadapi tantangan yang kian berbahaya selama tiga minggu terakhir ini, Komite Internasional Palang Merah (ICRC) dan Bulan Sabit Merah Arab Suriah masih bisa membantu lebih dari 125.000 orang yang terkena dampak kekerasan di beberapa wilayah di Suriah.
“Meskipun ICRC dan Bulan Sabit Merah Arab Suriah sudah mengerahkan segala kemampuan dan sumber daya untuk membantu penduduk sipil yang terkena dampak kekerasan, usaha kami juga tergantung pada pihak-pihak yang terlibat dalam konflik untuk melakukan segala upaya guna menghindarkan penduduk sipil dari dampak pertempuran,” kata Marianne Gasser, kepala delegasi ICRC di Suriah.
“Karena situasi yang mulai memburuk di Damaskus, staf kami semakin sulit untuk bergerak, baik di dalam maupun di sekitar kota, guna memberikan bantuan bagi penduduk sipil,” kata Gasser. “Kebutuhan meningkat pesat, sehingga ICRC harus segera menyesuaikan pola kerjanya untuk memenuhi kebutuhan penduduk sipil. Dalam kegiatan-kegiatan tersebut, kami bermitra dengan Bulan Sabit Merah Arab Suriah.”
Ketika pertempuran terjadi di Distrik Aleppo, Suriah Utara, ribuan orang meninggalkan rumah mereka dan mulai menempati bangunan-bangunan publik yang akhirnya digunakan sebagai tempat penampungan sementara. Lebih dari 80 sekolah kawasan tersebut menampung pengungsi. “Aleppo menjadi perhatian khusus ICRC, tidak saja karena lokasinya yang jauh, tetapi karena Bulan Sabit Merah Arab Suriah terpaksa menghentikan sebagian besar kegiatannya akibat bahaya ekstrim di lapangan,” kata Gasser. “Namun demikian, puluhan relawan tetap terus bekerja meskipun dalam kondisi yang sangat sulit guna memenuhi kebutuhan kemanusiaan penduduk sipil yang semakin meningkat.”
Untuk membantu Bulan Sabit Merah Arab Suriah memenuhi kebutuhan bantuan kemanusiaan yang terus meningkat, ICRC mendistribusikan makanan dan kebutuhan dasar lainnya ke distrik Aleppo Jumat lalu (10/08/12) untuk memenuhi kebutuhan dari setidak-tidaknya 12.500 orang.
Banyak fasilitas pelayanan kesehatan yang kesulitan menangani korban luka karena terganggu oleh pertempuran yang terjadi, sementara peralatan medis menjadi langka. ICRC telah mendistribusikan obat-obatan yang cukup untuk mengobati sekitar 250 hingga 1.000 orang, tergantung parah atau tidaknya luka mereka. Selama dua minggu terakhir, ICRC kembali mengirimkan beberapa orang teknisi air dan sanitasi untuk memastikan bahwa tempat-tempat penampungan sementara tersebut mendapatkan cukup air bersih untuk kebutuhan pengungsi serta menjaga kondisi sanitasi kendati kelebihan penghuni.
Meskipun upaya kemanusiaan dalam beberapa minggu terakhir ini terfokus di Damaskus dan Aleppo, kebutuhan di wilayah lain juga tinggi. Di kota Homs, ribuan orang berlindung di sekolah dan bangunan publik lainnya dalam beberapa minggu ini. ICRC mendistribusikan kebutuhan makanan yang cukup untuk satu bulan bagi lebih dari 20.000 orang di kota tersebut. Selama beberapa bulan, akses untuk mendapatkan air juga menjadi masalah serius bagi sebagian besar orang di Homs. Guna membantu kota tersebut mengatasi kekurangan air, ICRC memasang generator listrik dengan daya 1.000 Kwa untuk meningkatkan kapasitas pos pompa air Ain Al-Tanour, yang memasok 80 persen kebutuhan air minum bagi 800.000 orang penduduk setempat dan pengungsi. Guna membantu Bulan Sabit Merah Arab Suriah menangani kebutuhan kemanusiaan di Hama, Idlib, Lattakia, Raqqa dan Hassakeh, ICRC juga mendistribusikan kebutuhan makanan yang cukup untuk satu bulan bagi lebih dari 43.000 penduduk sipil.