JAKARTA, 12 April 2019 – Sekretariat ASEAN bekerja sama dengan Komite Internasional Palang Merah (ICRC) menyelenggarakan lokakarya pertama tentang tantangan dan aksi kemanusiaan di Asia Tenggara pada 11 April 2019 di Jakarta.

Lokakarya ini membangun sebuah platform untuk berbagi pengalaman dan berdialog soal tren dan isu kemanusiaan kontemporer di negara-negara ASEAN. Para peserta juga membicarakan prinsip-prinsip dan hukum humaniter internasional, regionalisasi dan lokalisasi aksi kemanusiaan, juga kesehatan mental dan dukungan psikologis dalam bencana.

Mengingat perubahan lanskap kemanusiaan, ASEAN perlu segera matang dalam strategi respons kemanusiaan untuk memenuhi kebutuhan Negara-negara Anggota yang terdampak. “Kita perlu lebih jauh memajukan ‘ASEAN Way’ menuju mekanisme koordinasi yang kuat yang melibatkan pemangku kepentingan utama,” kata Dato Lim Jock Hoi, Sekretaris Jenderal ASEAN. Sekretaris Jenderal juga menekankan bahwa ASEAN tidak boleh berpuas diri dengan strateginya dan harus terus memupuk hubungan kerja sama dengan aktor di wilayah tersebut termasuk dengan organisasi internasional seperti ICRC.

Sementara itu, Alexandre Faite, Kepala Delegasi Regional ICRC untuk Indonesia dan Timor-Leste, mengatakan bahwa ASEAN dan ICRC memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang sama. “Adalah penting untuk menerjemahkan nilai-nilai itu menjadi hal-hal yang terukur di antara para actor di wilayah ini demi memanfaatkan sebaik mungkin pengalaman yang ada untuk aksi kemanusiaan yang penuh makna,” katanya. “Kami berharap agar keahlian kami dalam kerja kemanusiaan yang netral di seluruh dunia dan di bidang hokum humaniter internasional akan membuka pintu untuk dialog rutin dengan ASEAN tentang topik-topik kemanusiaan yang menjadi perhatian Bersama,” Alexandre menambahkan.

Lokakarya ini dihadiri oleh para wakil dari berbagai Lembaga Penanggulangan Bencana Negara-negara Anggota ASEAN, Sekretariat ASEAN, AHA Centre, Perhimpunan Nasional Palang merah dan Bulan Sabit Merah, Federasi International Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, think tanks, dan akademisi.