Makassar, Sulsel – Patung Sultan Hasanuddin yang begitu megah menyambut kedatangan tim panitia Workshop Nasional Standar HAM Kepolisian Internasional bagi Perwira Korps Brimob Polri di kota yang terkenal akan setidaknya dua makanan khas: coto dan sop konro. Ya, kota tersebut adalah Makassar yang dianggap banyak pihak sebagai kota tersibuk di wilayah Timur Indonesia. Alasan ini pula yang membuat Makassar dipilih menjadi tempat penyelenggaraan workshop pada tanggal 5-8 Mei 2013.
Komite Internasional Palang Merah (ICRC), bekerjasama dengan Korps Brigade Mobil Polri (Brimob), menyelenggarakan kegiatan di atas bagi 20 perwira Brimob di wilayah Indonesia bagian Timur (Sulawesi, Bali, NTT, NTB, Maluku, Maluku Utara, Papua, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur).
Workshop dimulai dengan materi dari Donny Putranto, SH, Manajer Program ICRC, yang membahas mengenai aktivitas dan mandat ICRC serta Hukum HAM Internasional. Sementara itu Daniel Agob, Utusan Regional ICRC, menyampaikan materi mengenai standar kepolisian internasional. Lalu, materi VCD Dilematis Anggota Brimob disampaikan oleh AKP Arvin Hariyadi, SIK dari Sat IV Demlat Korbrimob Polri.
Instruktur dari Sat IV Demlat Korbrimob memimpin diskusi VCD Dilematis Anggota Brimob dan studi kasus. Diskusi VCD Dilematis, yang merupakan hasil produksi bersama antara ICRC dan Brimob, membahas secara mendalam bagaimana seorang anggota polisi seharusnya bertindak dalam menghadapi suatu kejadian saat bertugas. Di satu sisi tetap menjalankan tugasnya dengan baik dan di sisi lain tetap menghormati hak-hak mendasar setiap individu.
Kegiatan ini merupakan workshop pertama pada tahun ini bagi perwira Korbrimob dan merupakan bagian dari rangkaian kerjasama antara ICRC dan Korbrimob selama tahun 2013.
Makassar memang hanya dikunjungi selama kurang lebih 5 hari, tetapi Fort Rotterdam peninggalan Belanda tetap kokoh dan terawat serta setia menjadi pusat wisata bagi turis domestik dan asing. Bahkan Fort Rotterdam yang bebas biaya masuk ini dimanfaatkan oleh warga masyarakat menjadi tempat diskusi bahasa Inggris.
p.s. dokumentasi coto dan sop konro khas Ujung Pandang memang tidak kami tampilkan untuk membuat penasaran!