Henry Dunant (1828-1910) tahun 1863, foto ini diambil ketika Palang Merah didirikan.

Jenewa (ICRC) – Tepat pada tanggal 17 Februari mendatang, Komite Internasional Palang Merah (ICRC) memperingati hari lahir ke 150 tahun dan mengenang kembali awal mula upayanya memberikan bantuan kepada jutaan orang serta meningkatkan taraf hidup orang-orang yang tak terhitung jumlahnya akibat dampak buruk dari konflik bersenjata. Pada saat banyak orang menderita akibat situasi perang seperti di Suriah, Mali, Republik Demokratik Kongo dan di negara-negara lainnya, ICRC bertekad untuk terus melaksanakan misi kemanusiaannya.

“Hari peringatan ini memberi kesempatan untuk melihat kembali masa lalu kami secara seksama, dan menumbuhkan kesadaran mengenai kekuatan kami yang telah membantu terlaksananya program yang diperuntukkan bagi jutaan korban perang dan situasi kekerasan lain,” kata Peter Maurer, presiden ICRC. “Sekarang ini, kami tidak boleh hanya berpegang sepenuhnya pada prinsip-prinsip kami, tetapi juga mencari cara-cara baru untuk bisa lebih baik dalam melayani orang-orang yang membutuhkan bantuan. Kami harus melipatgandakan upaya untuk memastikan bahwa kegiatan kemanusiaan kami yang bersifat netral, tidak berpihak dan independen dipahami oleh semua pihak. “

Perang Dunia I, 1914-1918. Mengantarkan seorang pasien yang terluka.

ICRC terus beradaptasi dengan bentuk-bentuk baru konflik bersenjata dan sejumlah tantangan bagi kegiatan kemanusiaan. “Kami masih akan bekerja di lingkungan dimana senjata dan teknologi baru terus diperkenalkan, proliferasi kelompok-kelompok bersenjata, kesulitan mendapat akses ke orang-orang yang membutuhkan bantuan, dan munculnya sejumlah besar LSM dan organisasi kemanusiaan lain yang saling bersaing untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat,” kata Maurer.

“Bersama para mitra dalam Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional serta komunitas kemanusiaan yang lebih luas, kami harus mencari cara untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut,” kata presiden ICRC. “Kami harus lebih baik dalam mengkoordinasikan upaya-upaya kemanusiaan, dan memperhatikan secara seksama opini orang-orang yang kami bantu – dan memberi mereka kesempatan untuk berperan aktif dalam upaya tersebut. Apalagi tujuan utama kami adalah memungkinkan orang-orang yang membutuhkan bantuan untuk pulih selamanya.”

Perang Ethiopia 1935-1936. Operasi yang dilakukan di Rumah Sakit lapangan.

Tantangan terbesar yang dihadapi oleh ICRC dan organisasi kemanusiaan lainnya adalah kurangnya penghormatan terhadap Hukum Humaniter Internasional, yang melarang kekerasan yang ditujukan terhadap orang-orang yang tidak terlibat dalam konflik bersenjata, seperti anak-anak, para korban luka atau sakit, serta tahanan. “Kebutuhan akan kemauan politik yang kuat untuk melindungi warga sipil dan mematuhi Hukum Humaniter Internasional, baik di sisi Negara atau maupun kelompok-kelompok bersenjata non-negara, semakin besar,” kata Maurer.

Banyak dari kegiatan rutin ICRC kini berdampak luas. “Ketika delegasi ICRC mengunjungi tahanan di Guantanamo, atau memfasilitasi pembebasan sandera di Kolombia, atau membantu penduduk Afghanistan mendapatkan pelayanan kesehatan dalam kondisi yang aman, atau melakukan pemeliharaan & menyediakan pengetahuan teknis untuk menjaga keberlangsungan persediaan air dan jaringan listrik di Goma, sebuah kota dengan jumlah penduduk setengah juta jiwa, atau mendorong disepakatinya perjanjian internasional mengenai cluster munitions, semuanya berdampak langsung dan jangka panjang terhadap kehidupan banyak orang,” kata Maurer.

Perang Serbia – Turki 1876-1878. Sebuah ambulans Serbia.

Perang Dunia II, 1939-1945. Kunjungan tawanan perang oleh ICRC.

“Visi Henry Dunant – gagasan Palang Merah – tidak hanya bertahan, tetapi terus berkembang selama bertahun-tahun hingga saat ini,” kata Maurer. “Selama satu setengah abad ini,  ICRC telah mengatasi kesulitan politik, hambatan keuangan, kendala budaya dan berbagai persoalan lain yang tak terhitung jumlahnya, bahkan staf kami pun diserang ketika memberikan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan dan memberikan perlindungan kepada orang yang membutuhkan.” ICRC yang awalnya kecil dan terdiri atas staff yang semuanya warga negara Swiss, saat ini melakukan tugas-tugas kemanusiaan di lebih dari 90 negara di seluruh dunia, dan memiliki staf hampir 13.000 orang yang berasal dari lebih dari 100 negara berbeda.

Jenewa, Promenade du Pin, 1. Kantor pusat ICRC dari akhir tahun 1918 sampai dengan Juli 1933.