Dengan hampir 19 juta orang bergantung pada bantuan kemanusiaan, Yaman merupakan krisis kemanusiaan terbesar di dunia.
Sekarang dalam cengkeraman wabah kolera.
Pada tanggal 5 Mei, Kementerian Kesehatan dan Kependudukan di Sana’a mengumumkan keadaan darurat. Sejak pengumuman tersebut, hanya dalam jangka waktu tiga minggu, 55.206 kasus telah dilaporkan – bersama dengan 500 korban jiwa.
Dengan sistem perawatan kesehatan negara yang hancur akibat perang yang berlangsung selama dua tahun, para pekerja kesehatan berjuang untuk mengatasinya. Saat ini, hanya 45% rumah sakit yang beroperasi, sementara obat-obatan dan persediaan medis tidak mencukupi.
“Saat ini kami menghadapi wabah kolera yang serius,” kata Direktur Operasional ICRC, Dominik Stillhart dalam sebuah konferensi pers di Sana’a bulan lalu. Rumah sakit kekurangan staf dan tidak dapat mengakomodasi pasien yang semakin banyak – mencapai empat pasien memerlukan perawatan per tempat tidur.
“Sebagian pasien berada di halaman, dan beberapa bahkan di dalam mobil mereka dengan infus menggantung di jendela,” katanya.
Hujan lebat dan sampah yang menumpuk akan memperparah penyebaran penyakit ini.
ICRC berada di lapangan bekerja untuk menyediakan cairan infus, garam oralit, antibiotik dan tablet klorin ke 12 fasilitas kesehatan di daerah yang paling terkena dampak. Kami juga berupaya memperbaiki kondisi kebersihan dan sanitasi di 11 fasilitas penahanan di seluruh Yaman. Tapi masih banyak yang harus dilakukan.