Belasan wartawan yang bertugas di Jawa Barat ambil bagian dalam pelatihan Media Safety: “First Aid for Journalists” yang diselenggarakan bersama-sama oleh Palang Merah Indonesia (PMI), Komite Internasional Palang Merah (ICRC), dan Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah & Bulan Sabit Merah (IFRC). Pelatihan yang berlangsung di markas  PMI Kota Bandung ini diselenggarakan selama dua hari, Sabtu (26/10/2013) hingga Minggu (27/10/2013).

Pelatihan dibuka secara resmi oleh Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Jawa Barat Irjen Pol (Purn) Adang Rochjana. © ICRC / Fitri Adi

Pelatihan dibuka secara resmi oleh Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Jawa Barat Irjen Pol (Purn) Adang Rochjana. Dalam sambutannya, Adang Rochjana menekankan pentingnya wartawan memiliki kemampuan untuk melakukan pertolongan pertama, karena dalam melaksanakan tugasnya, wartawan sering berhadapan dengan situasi darurat. Wartawan diharapkan minimal dapat menolong dirinya sendiri dan tidak menutup kemungkinan bisa menjadi penolong dalam situasi darurat tersebut. Selain itu, Adang juga mengungkapkan pentingnya kerjasama yang semakin baik antara PMI dan wartawan, terutama dalam peliputan bencana.

Anissa Marezqa (ICRC) memberikan materi pada hari pertama pelatihan. © ICRC / Fitri Adi

Sonny Nomer (ICRC). © ICRC / Fitri Adi

Ahmad Husein (IFRC). © ICRC / Fitri Adi

Di hari pertama, kegiatan diisi dengan sosialisasi tentang kepalangmerahan dan Hukum Humaniter Internasional dengan penekanan pada perlindungan wartawan dalam penugasan berbahaya berdasarkan Konvensi Jenewa. Materi hari pertama dibawakan oleh Anissa Maresqa dan Sonny Nomer dari ICRC, Ahmad Husein dari IFRC serta pengurus PMI Kota Bandung.

Sementara di hari kedua, pelatih dan fasilitator dari PMI Kota Bandung memfasilitasi materi Pelatihan Pertolongan Pertama. Kegiatan hari kedua menjadi kian menarik dengan dilakukannya berbagai simulasi pertolongan pertama seperti teknik pemberian napas buatan, teknik penanganan patah tulang, dan teknik evakuasi korban. Wartawan yang sempat kikuk pada awal simulasi kemudian menjadi bersemangat dan rileks dengan masukan dan candaan yang mengundang tawa dari pelatih. Ke-19 wartawan dari 19 media cetak, online, TV dan radio tersebut satu persatu diberi kesempatan untuk memperagakan berbagai teknik yang diajarkan, dengan menjadi penolong atau korban.

Kegiatan pelatihan Media Safety kali ini adalah yang ke-IV kalinya diselenggarakan oleh PMI di Indonesia, dan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh lebih dari 15 perhimpunan nasional lain yang negaranya rawan bencana atau konflik. ICRC sendiri telah menyelenggarakan kegiatan serupa sebanyak tujuh kali di Indonesia melalui kerjasama dengan Asosiasi Jurnalis Independen (AJI), Dewan Pers, dan Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS).

Langkah 1. Cek respons (Respone) – Ketahui apakah orang tersebut masih sadar atau tidak. Caranya dengan menepuk-nepuk pundak orang sambil berteriak dengan suara yang keras. Misalnya \”Pak, bisa dengar suara saya?\”. Jika tidak ada respons dari pasien, maka segera hubungi ambulance atau petugas medis. © ICRC / Sonny Nomer

Langkah 2. Buka jalur pernapasan (Airway) – Sambil menunggu petugas medis datang, orang terdekat bisa membuka jalur pernapasan dengan cara tangan kiri memegang dahi sambil ditarik ke belakang dan tangan kanan menarik dagu ke bawah. Dekatkan telinga ke pasien sambil melihat, mendengar dan merasakan ada napas atau tidak selama 5 sampai 10 detik. © ICRC / Sonny Nomer

Langkah 4. Berikan napas buatan (Breaths) – Jika tidak ada napas maka berikan napas buatan dengan cara menutup hidung dan meniupkan napas dari mulut ke mulut sebanyak 2 kali selama 2 detik. Saat melakukan hal ini mata memperhatikan dada orang tersebut, apakah bergerak atau tidak. © ICRC / Sonny Nomer

Langkah 4. Berikan tekanan (Compression) – Setelah memberikan 2 kali napas buatan, maka beri tekanan pada bagian dada. Untuk orang dewasa letakkan kedua tangan di tengah-tengah dada sambil ditekan dengan posisi tangan lurus, tapi untuk anak-anak hanya menggunakan satu tangan saja. Tekan sepertiga bagian dada sebanyak 30 kali. Lakukan secara berulang
Setelah melakukan 30 kali tekanan, beri napas buatan kembali sebanyak 2 kali lalu tekanan sebanyak 30 kali. Lakukan hal ini selama 2 menit. Setelah itu cek pernapasannya kembali, jika sudah dilakukan 5 kali set dengan perbandingan 2 napas buatan dan 30 kali tekanan dada (2:30) atau selama 2 menit, maka cek apakah pasien sudah bisa bernapas atau belum. Jika belum maka ulangi kembali perbandingan 2:30 tersebut hingga petugas medis datang. © ICRC / Sonny Nomer