Komite Internasioanl Palang Merah (ICRC) dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) baru saja menggelar workshop regional tentang ‘Islam dan Isu-Isu Kemanusiaan: Pandangan para sarjana Muslim Asia Tenggara’. Acara yang berlangsung selama tiga hari (26-28/06), dihadiri sekitar 40 peserta aktif dari 5 negara ASEAN yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina dan Thailand. Acara tersebut didukung juga oleh Dompet Dhuafa, Lembaga Amil Zakat Muhammadiyah (Lazismu) dan Bank BPD Jateng DIY.

Selama tiga hari para peserta secara bergiliran mempresentasikan makalah mereka masing-masing terkait beragam isu seperti isu penafsiran fiqh siyar (hukum internasional Islam) di Asia Tenggara, peranan lembaga swadaya masyarakat dalam tanggap bencana sampai isu konflik di Thailand Selatan dan Filipina.

Di sela-sela kesibukan berdiskusi, panitia mengajak seluruh peserta untuk mengunjungi daerah rawan bencana letusan merapi di kaki Gunung Merapi. Kegiatan ini sengaja dimasukan ke dalama agenda karena sangat terkait dengan topik yang dibicarakan dalam workshop tersebut.

Dr. Ameur Zemmali (ketiga dari kiri), Aminul Islam (ke lima dari kiri) Irenee Herbert Khoder El Tari saat mengikuti kunjungan ke lokasi rawan bencana Merapi. ©ICRC

Beberapa tokoh penting sempat hadir dalam acara tersebut, seperti Bapak Hajriyanto Yasin Thohari (wakil ketua MPR), Dr. Hamid Barra (Mantan Anggota negosiasi perdamaian Filipina), Ja’far Umar Thalib (Ketua Laskar Jihad), Dr. Amin Suma (Dekan FSH UIN Jakarta) dan Dr. Maroning Salaming (Anggota negosiasi perdamaian konflik Thailand Selatan).

Workshop yang telah diadakan di UMY tersebut adalah bagian dari proses yang digagas ICRC untuk pembuatan buku Islam dan Isu-isu Kemanusiaan: pandangan dari Asia Tenggara. Buku yang mulai masuk proses pengeditan itu akan diterbitkan tahun depan. Buku-buku terkait isu kemanusiaan terutama dari tinjaun Islam selama ini masih langka. Karena itulah ICRC berinisiatif menerbitkan buku terkait topik tersebut.

Para peserta kegiatan workshop regional ICRC dan UMY tentang Islam dan Isu-isu kemanusiaan di Asia Tenggara. ©ICRC