Kompetisi Debat Hukum Humaniter Internasional atau yang dikenal dengan IHL  National Debate Competition baru saja selesai dihelat pada 27-29 Mei 2016. Universitas Wahid Hasyim, Semarang, menjadi tuan rumah untuk tahun ini. Tercatat ada 18 tim dari universitas negeri dan swasta dari beberapa daerah di Indonesia turut serta dalam kompetisi kali ini.

Pada 27 Mei, agenda pembukaan diisi dengan sesi seminar dengan topik terkait hukum humaniter internasional. Para peserta berkesempatan memperkaya pengetahuan dan pemahaman mereka terkait penggunaan teknologi persenjataan serta bagaimana implementasi hukum humaniter internasional di dalam penggunaannya.

“Prinsip hukum humaniter seperti prinsip proporsionalitas harus tetap dipertimbangkan dalam penggunaan teknologi persenjataan yang semakin maju, seperti drone, robot, dan cyber warfare”, jelas Rina Rusman, Legal Adviser ICRC Jakarta. Hadir pula sebagai narasumber acara, Muhadi Sugiono dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada. Ia menjelaskan mengenai tantangan yang muncul dari adanya non-states security actors yang mulai marak belakangan ini.

Babak penyisihan pada 28 Mei berlangsung seru. Para tim mengerahkan kemampuan terbaik mereka untuk menguatkan posisi mereka dalam debat, entah sebagai tim affirmative atau pendukung motion, ataupun sebagai tim negative, yang menjadi oposisi.

Dari semua tim, delapan tim kemudian berhasil maju ke babak quarter-final: Universitas Parahyangan; Universitas Jenderal Soedirman; President University; Binus University; Universitas Airlangga; Universitas Gadjah Mada; Universitas Muhammadiyah Yogyakarta; dan Universitas Brawijaya.

Persaingan semakin ketat di babak semi-final antara: UNPAR melawan President University dan UGM melawan Brawijaya.

Kejutan dalam kompetisi debat tahun ini adalah keluarnya juara baru. Pada babak grand-final pada 29 Mei, Tim dari UNPAR berhasil menyabet piala pemenang untuk pertama kalinya, setelah berhasil mengalahkan tim dari UGM di putaran final.

Predikat Best Speaker diraih oleh Ellyaty Priyanka dari UGM. Tim dari Universitas Brawijaya dan Universitas Pancasila masing-masing menduduki posisi tiga dan empat setelah keduanya kandas di babak semi-final.

Tim UNPAR yang menjuarai kompetisi mengatakan, salah satu tantangan yang mereka alami dalam persiapan adalah tidak adanya mata kuliah hukum humaniter dalam kurikulum mereka, sehingga mengharuskan mereka untuk aktif mencari tahu sendiri. Beruntung, mereka tergabung dalam komunitas debat di kampus mendapat pengarahan yang cukup dari senior mereka.

Sebagai juara, tim UNPAR secara otomatis akan mewakili Indonesia di kompetisi serupa tingkat regional yang akan diadakan di Kuala Lumpur beberapa bulan lagi. Para anggota tim yang terdiri dari Ancilla Pramudita, Moudy Alfiana, dan Jeanne Sanjaya, berjanji akan bekerja keras untuk membanggakan nama Indonesia. Selamat berjuang!

 

 

Legal Adviser ICRC Jakarta, Rina Rusman dan Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, Muhadi Sugiono dalam sesi seminar. © ICRC / Ursula N. Langouran

Legal Adviser ICRC Jakarta, Rina Rusman dan Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, Muhadi Sugiono dalam sesi seminar. © ICRC / Ursula N. Langouran

Andradjati, mantan Duta Besar Indonesia untuk Senegal membagikan pengalamannya bertugas di daerah konflik dan menghadapi tantangan kemanusiaan. © ICRC / Ursula N. Langouran

Andradjati, mantan Duta Besar Indonesia untuk Senegal membagikan pengalamannya bertugas di daerah konflik dan menghadapi tantangan kemanusiaan. © ICRC / Ursula N. Langouran

Deputy Chief Adjudicator menjelaskan aturan dalam menjadi adjudicator atau juri dalam debat. © ICRC / Ursula N. Langouran

Deputy Chief Adjudicator menjelaskan aturan dalam menjadi adjudicator atau juri dalam debat. © ICRC / Ursula N. Langouran

Suasana dalam ruang debat. © ICRC / Ursula N. Langouran

Suasana dalam ruang debat. © ICRC / Ursula N. Langouran

Tim dari Universitas Gadjah Mada duduk di peringkat kedua. © ICRC / Ursula N. Langouran

Tim dari Universitas Gadjah Mada duduk di peringkat kedua. © ICRC / Ursula N. Langouran

Tim debat dari Universitas Brawijaya yang menjadi semi-finalist. © ICRC / Ursula N. Langouran

Tim debat dari Universitas Brawijaya yang menjadi semi-finalist. © ICRC / Ursula N. Langouran

Tim debat dari President University yang menjadi semi-finalist. © ICRC / Ursula N. Langouran

Tim debat dari President University yang menjadi semi-finalist. © ICRC / Ursula N. Langouran

Ellyaty Priyanka dinobatkan sebagai Best Speaker © ICRC / Ursula N. Langouran

Ellyaty Priyanka dinobatkan sebagai Best Speaker © ICRC / Ursula N. Langouran