Jakarta (ICRC) – Hari Jumat (01/02/13) lalu, suasana di Kantor Direktorat Hukum Angkatan Darat Jakarta sangat ramai. Selain memang letak bangunan kantor tersebut tak jauh dari terminal kampung rambutan, mereka mengadakan simulasi perang pada acara Penataran Hukum Humaniter dan HAM tingkat dasar pada perwira hukum TNI AD yang diadakan selama tiga hari.

Pagi itu Sersan Dua Kowat Santi Nurhayati bersiap diri untuk memulai simulasi perang yang sudah dia pelajari selama kurang lebih dua hari. “Semua skenario kami pelajari hari Rabu (30/01/13) lalu.” Kata Serda Santi. “Baru kemarin (Kamis, 31/01/13) kami gladi resik lengkap dengan menggunakan senapan.”

Empat skenario yang disusun oleh tim Dinas Hukum TNI Angkatan Darat (Ditkumad), yang keseluruhan skenario tersebut dimainkan di depan 42 perwira hukum TNI AD dan salah satu skenario tersebut dapat kita saksikan langsung pada video dibawah ini. Skenario yang dimainkan yaitu: penggunaan tempat ibadah sebagai sarana perlindungan, penggunaan bendera putih,  penggunaan tameng warga sipil dalam Konflik bersenjata Non-internasional.

Riuhnya suara senapan memancing minat orang-orang di area terminal Kampung rambutan untuk melihat jalannya simulasi, “Wah seru banget nih mbak, saya nggak pernah liat perang sebelumnya.” kata Parwoto seorang pedagang asongan di area terminal. “Lumayanlah mbak, saya jadi bisa tahu bagaimana para TNI kita ketika bertindak melawan pemberontak.”

Salah satu cuplikan adegan dalam skenario 3: Penyergapan senyap dan PJD untuk membebaskan Penduduk Sipil dan anggota TNI yang ditahan oleh Gerakan separatis dalam Konflik bersenjata non-internasional.

Salah satu cuplikan adegan dalam skenario 3: Penyergapan senyap dan PJD untuk membebaskan Penduduk Sipil dan anggota TNI yang ditahan oleh Gerakan separatis dalam Konflik bersenjata non-internasional.

Salah satu cuplikan yang terdapat dalam skenario 2: Pemeriksaan dan Penggeledahan warga sipil dalam Darurat Militer. Dengan situasi, Saat melakukan penggeledahan terhadap wanita dari Awangga Timur, salah seorang penjaga pos bertindak kurang senonoh. Dengan alasan melakukan pemeriksaan dan penggeledahan, personel tersebut meraba-raba ketiak, payudara dan selakangan dari wanita tersebut. Merasa diperlakukan secara tidak pantas wanita tersebut mengadukan perlakuan personel penjaga pos tersebut ke Komandan Pos, namun Komandan hanya diam saja tanpa melakukan tindakan yang berarti.

Salah satu cuplikan yang terdapat dalam skenario 2: Pemeriksaan dan Penggeledahan warga sipil dalam Darurat Militer. Dengan situasi, Saat melakukan penggeledahan terhadap wanita dari Awangga Timur, salah seorang penjaga pos bertindak kurang senonoh. Dengan alasan melakukan pemeriksaan dan penggeledahan, personel tersebut meraba-raba ketiak, payudara dan selakangan dari wanita tersebut. Merasa diperlakukan secara tidak pantas wanita tersebut mengadukan perlakuan personel penjaga pos tersebut ke Komandan Pos, namun Komandan hanya diam saja tanpa melakukan tindakan yang berarti.

Simulasi ini menutup rangkaian kegiatan tiga hari diseminasi HHI dan Hukum HAM melalui kerjasama Diskumad TNI dan Komite Internasional Palang Merah (ICRC). Selama dua hari sebelumnya, ke-42 Perwira Hukum mengikuti kuliah hukum tentang Hukum Humaniter Internasional (HHI) yang dibawakan oleh beberapa orang perwira dari Diskumad dan staf ICRC.