Sejak 25 Agustus 2017, ketika kekerasan meningkat di negara bagian Rakhine, Myanmar, lebih dari 400.000 orang telah mengungsi melintasi perbatasan ke Bangladesh. Banyak dari mereka mencari perlindungan di kamp darurat yang didirikan secara spontan dan dibantu oleh masyarakat setempat di dekat perbatasan sebelah tenggara, terutama di distrik Cox’s Bazar dan ujung selatan Bandarban (terletak di daerah perbukitan Chittagong), sementara ribuan lainnya masih terlantar di sepanjang perbatasan. Meningkatnya kebutuhan kemanusiaan secara drastis, membuat komunitas kemanusiaan berjuang untuk memberikan respon yang memadai terhadap krisis tersebut.

Dalam menanggapi krisis Rakhine, Komite Internasional Palang Merah (ICRC) bekerjasama dengan pihak berwenang dan Bulan Sabit Merah Bangladesh memberikan bantuan darurat kepada para pendatang baru dari Myanmar, perawatan medis untuk orang-orang yang mengungsi dari kekerasan, membantu anggota keluarga untuk memulihkan hubungan dengan anggota keluarganya yang terpisah, dan mendukung petugas setempat dalam mengelola jenazah.

Pada 4-8 Desember 2017, ICRC mengundang perwakilan pemerintah dari Brazil, Republik Ceko, Indonesia, Peru, Polandia, dan Federasi Rusia untuk melakukan kunjungan lapangan di Cox’s Bazaar. Kunjungan tersebut bertujuan untuk memahami lebih jauh cara kerja dan respon ICRC terhadap kebutuhan kemanusiaan, dan mendiskusikan keberhasilan serta tantangan yang ditemui. Dalam kunjungan tersebut, Indonesia diwakili oleh Salman Al Farisi, Staff Ahli Hubungan Antar Lembaga dan Pragusdiniyanto Prakasa Soemantri dari Direktorat Hak Asasi Manusia dan Kemanusiaan, Kementerian Luar Negeri RI.

Para peserta pergi mengunjungi tim medis lapangan di Jadimura, kamp Balukhali 2, dan Pusat Rehabilitasi Orang lumpuh di Savar untuk melihat lebih jauh program ICRC yang dilakukan di Bangladesh terkait dengan yang terjadi saat ini di Myanmar. Menurut Al Farisi, “Kami tersentuh oleh begitu banyak orang yang mencari pengobatan di sini, tidak hanya orang-orang dari Rakhine tapi juga penduduk lokal dari Bangladesh”.