Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia ke 70, Kementerian Luar Negeri Indonesia memberikan penghargaan kepada 97 orang yang terkait dalam proses evakuasi warga negara Indonesia (WNI) di Yaman dan bencana gempa di Nepal.

Sekitar 4000 warga negara Indonesia (WNI) saat ini berada di Yaman, kebanyakan dari mereka adalah pelajar. Situasi yang tidak menentu, membuat pemerintah Indonesia meminta semua WNI untuk pulang ke Indonesia. 140 WNI telah berhasil dievakuasi oleh pemerintah Indonesia, dan berencana untuk mengevakuasi 700 WNI lainnya.

Pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Kementerian Luar Negeri bekerjasama dengan Komite Internasional Palang Merah (ICRC) delegasi Indonesia dan Sub delegasi ICRC di Aden mengevakuasi 180 mahasiswa Indonesia, Malaysia dan Filipin yang masih terjebak di Aden.

Robert Ghosn, seorang pria yang lahir dan besar di Lebanon, mantan kepala sub delegasi ICRC di Aden, Yaman, salah satu dari 97 penerima penghargaan tersebut, menceritakan kembali proses evakuasi tersebut.

Bob, ketika memberikan briefing di Yaman. Dok: Pribadi

Bob, ketika memberikan briefing di Yaman.
Dok: Pribadi

Bagaimana keadaan di Aden, Yaman pada saat itu?

Ketika itu Kota Aden jatuh dalam kontrol kelompok bersenjata, situasi kemanusiaan menjadi tidak dapat diprediksi, kurang dari dua minggu semua layanan kebutuhan yang dasar tidak berfungsi. Rumah sakit tidak dapat beroprasi dengan lancar.

Terbatasnya gerakan kami selama di sana, membuat kota Aden terisolasi. Tidak ada kapal, pesawat ataupun mobil yang dapat masuk ataupun keluar dari Aden, bahkan untuk dapat beraktifitas di dalam Aden pun sulit, banyak orang yang terjebak di dalam Aden.  Namun situasi seperti ini tidak hanya terjadi di Aden, namun diseluruh Yaman.

Bagaimana awal proses evakuasi ini berlangsung?

Pada bulan Maret 2015 lalu, kami menerima permintaan dari ICRC Jakarta, untuk membantu Pemerintah Indonesia mengevakuasi ratusan warganya yang terjebak di tengah pertempuran di Aden. Pada saat itu saya adalah kepala ICRC sub delegasi di Aden, jadi saya yang memutuskan apakah evakuasi tersebut dapat dan mungkin untuk dilakukan dan bagaimana melakukannya? Menurut kami sangatlah salah jika kami meninggalkan orang-orang di tempat berbahaya seperti Aden, oleh karena itu kami merasa wajib untuk mengevakuasi mereka secepatnya.

Setelah kami memperhitungkan segalanya, kami mulai melakukan pembicaraan dengan beberapa pihak yang terkait. Permasalahan dengan perang saudara adalah cepatnya terpecahnya kekuatan, dalam sebuah kelompok sangatlah mungkin terdapat beberapa kelompok lagi di dalamnya, dan terkadang mereka tidak saling berkomunikasi dengan baik. Oleh karena itulah kami banyak sekali melakukan dialog dengan beberapa pihak yang terkait. Kami memastikan bahwa informasi mengenai evakuasi ini sampai kepada yang terbawah.

Pada tanggal 13 April 2015, kami menjemput mereka di salah satu sekolah Al-Qur’an di Aden, mereka berada di dalam satu tempat yang aman ketika kami menjemput mereka.

Bagaimana reaksi mereka ketika proses evakuasi berlangsung?

Saya sangat terkesan dengan ketenangan mereka ketika proses evakuasi berlangsung, mereka juga sangat kooperatif. Bahkan mereka menaati segala peraturan yang kami buat, seperti tidak boleh membawa tas lebih dari satu, hanya untuk berjaga-jaga apabila di tengah proses evakuasi kami harus lari dan mereka tidak akan kerepotan untuk membawa tiga tas lainnya. Mereka sangat kooperatif.

Apa tantangan terbesar selama proses evakuasi?

Ketika kami bekerja di ICRC, kami sadar bahwa situasi tidak akan mudah, namun kami selalu berharap bahwa keadaan akan sedikit menjadi lebih baik. Apa yang sangat sulit di yaman adalah melihat situasi yang memburuk setiap harinya, kami tidak tahu apa yang akan terjadi besok, atau sejam berikutnya.

Kami belum dapat bernafas lega ketika seluruh pelajar telah berhasil kami bawa ke kapal untuk membawa mereka kembali ke Indonesia, namun kami harus memastikan bahwa seluruh tim evakuasi yang terkait dapat sampai ke rumah masing-masing dengan selamat.

Saya sangat berterima kasih pada tim saya, tanpa mereka proses evakuasi ini tidak akan terlaksana. Penghargaan yang diberikan oleh Indonesia kepada saya, akan saya persembahkan kepada mereka yang telah sama-sama membuat proses evakuasi ini berhasil.

Sertifikat Penghargaan dari Kementerian Luar Negeri Indonesia.  Dok: Pribadi

Sertifikat Penghargaan dari Kementerian Luar Negeri Indonesia.
Dok: Pribadi